Pilpres 2024

Prabowo Subianto Unggul di Survei Pilpres 2024, Sandiaga Uno: Terlalu Dini untuk Jajak Pendapat

Penulis: anung aulia malik
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Wagub DKI Jakarta Sandiaga Uno dalam acara Hot Indonesia, Sabtu (27/6/2020). Sandi menilai masih terlalu dini untuk melakukan survei Pilpres 2024.

TRIBUNWOW.COM -  Indikator Politik Indonesia merilis sebuah survei calon presiden 2024 di mana Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menduduki peringkat paling atas, disusul Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, lalu Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Mantan calon wakil presiden RI Sandiaga Uno menilai saat ini masih terlalu dini untuk membuat survei terkait Pilpres 2024.

Pernyataan itu ia sampaikan saat menghadiri acara talkshow Hot Indonesia, Sabtu (27/6/2020).

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bersaksi bahwa Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus berjuang demi Indonesia, Rabu (23/4/2020). Terbaru, berdasarkan survei Pilpres 2024 yang dirilis oleh The Jakarta Post, Prabowo menduduki posisi paling atas disusul oleh Ganjar Pranowo kemudian Anies Baswedan. (Facebook Prabowo Subianto)

Sebut sebagai Risiko, M Qodari Prediksi Prabowo akan Ditinggal PA 212 di Pilpres 2024: Harus Bersiap

Soroti Pihak yang Kecewa Prabowo Jadi Menhan, Ahmad Dhani Sebut War Belum Usai: Lihat pasca 2024

Sandi mengatakan fokus masyarakat saat ini bukanlah urusan politik.

Kini masyarakat masih berfokus pada urusan pandemi Covid-19 yang membawa dampak besar terhadap kehidupan warga Indonesia.

"Ini masih sangat terlalu dini untuk melakukan jajak pendapat dalam bentuk apapun," kata Sandi.

"Tetapi apa yang ada dalam pemikiran pemilih sekarang ini bukan tentang keputusan politik yang harus mereka lakukan."

"Tetapi lebih tentang masalah pandemi ini," sambungnya.

Sandi lalu memaparkan sejumlah masalah yang timbul akibat adanya pandemi Covid-19.

Masalah-masalah itu di antaranya adalah masalah ekonomi seperti kehilangan pekerjaan hingga pendapatan yang menurun.

"Hal yang menyebabkan meningkatnya pengangguran, harga dan survei yang sama," ujar Sandi.

"Anda dapat melihat kecemasan dalam hal pemulihan ekonomi, seperti masyarakat kehilangan pekerjaan, pendapatan mereka turun secara dramatis."

Sandi menambahkan kebijakan terkait pembatasan wilayah juga menjadi hal yang menyita fokus masyarakat.

"Harga barang, biaya hidup dan kecamatan karantina beberapa wilayah sangat mengganggu pemikiran masyarakat."

"Serta tentang menurunnya penanganan pemerintah untuk masalah pandemi ini," lanjutnya.

Halaman
1234