TRIBUNWOW.COM - Politisi PDIP Adian Napitupulu dan Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga terlibat debat panas saat menghadiri forum Satu Meja di Kompas TV, Rabu (24/6/2020).
Setelah setengah sesi debat berakhir, keduanya pun sempat melakukan gimmick saling menendang satu sama lain.
Acara yang dipandu wartawan senior harian Kompas Budiman Tanuredjo itu mengangkat tema soal utak-atik direksi dan komisaris BUMN di bawah Menteri BUMN Erick Thohir.
• Sosok Graha Yudha, Milenial 33 Tahun yang Pegang Tiga Jabatan Komisaris di Perusahaan BUMN
Adian awalnya mempermasalahkan penunjukan sejumlah pimpinan BUMN yang ia rasa tidak pas.
Ia mencontohkan Irfan Setiaputra yang menjadi Dirut Garuda Indonesia.
Padahal, menurut Adian, Irfan tak mempunyai latar belakang di dunia maskapai penerbangan dan sebelumnya lebih banyak dikenal sebagai CEO perusahaan tambang.
Adian tak yakin Irfan bisa membuat maskapai Garuda Indonesia mengalami kemajuan, apalagi saat kondisi pandemi Covid-19 seperti sekarang.
"Kalau saya tidak percaya. Ini bukan situasi normal. Bos perusahaan perkebunan saja buruh adaptasi kalau pindah ke perusahaan perkebunan lain," kata Adian.
Namun, Arya Sinulingga meyakinkan Adian bahwa Irfan Setiaputra mampu memimpin Garuda dengan baik meski tak pernah bekerja di dunia maskapai penerbangan.
Sebab, Irfan sudah berpengalaman menjadi CEO perusahaan besar.
"CEO itu level tinggi, di tempat apa pun dia layak," kata Arya.
Terlebih lagi, Arya menekankan bahwa di Garuda tak hanya terkait masalah teknis maskapai penerbangan.
Di situ juga ada aspek lain, seperti masalah keuangan yang bisa diatasi dengan baik oleh Irfan. Ia menyebut Irfan telah membuat Garuda bisa terlepas dari masalah utang. "Kalau enggak, bisa mampus nih Garuda," ucap Arya.
Setelah debat yang cukup panas, Adian kemudian mempermasalahkan hal lain, yakni terkait langkah Erick Thohir yang baru-baru ini mengangkat sejumlah milenial memimpin BUMN.
• Adian Napitupulu Beberkan Utang BUMN Rp 5 Ribu Triliun, Arya Sinulingga: Jauh Nih dari Kenyataan
Ia mempermasalahkan pernyataan seorang petinggi di Kementerian BUMN yang menyebut langkah mengangkat milenial itu sebagai eksperimen.