TRIBUNWOW.COM - Departemen Pertahanan Amerika Serikat (AS) telah menetapkan bahwa 20 perusahaan asal China yang dimiliki atau didukung oleh militer China.
Daftar tersebut antara lain menampilkan perusahaan komunikasi Huawei, perusahaan pengawas video Hikvision, China Telecoms, China Mobile dan AVIC.
Daftar itu telah diterbitkan untuk memberi informasi kepada komite kongres, bisnis AS, investor, dan mitra potensial lainnya terkait peran yang mungkin dimainkan oleh perusahaan sejenis dalam mentransfer teknologi sensitif ke militer China.
• Trump Disebut Tak akan Turuti Aturan Karantina Mandiri, Gedung Putih: Presiden AS Bukan Warga Sipil
Dilansir bbc.com, Kamis (25/6/2020), Senator AS, Tom Cotton dan Chuck Schumer menulis surat kepada Sekretaris Perdagangan Wilbur Ross, meminta pembaruan tentang tinjauan kebijakan AS yang diamanatkan oleh Undang-Undang Reformasi Kontrol Ekspor tahun 2018 dan Undang-Undang Otorisasi Pertahanan Nasional 2019.
Dalam surat itu, para senator menekankan kekhawatiran mereka tentang bahaya mengekspor teknologi AS yang penting ke perusahaan-perusahaan yang memiliki hubungan dengan China.
Mereka juga mempertanyakan mengapa Departemen Perdagangan lambat untuk menyelesaikan tinjauan kontrol ekspor yang diamanatkan oleh kedua tindakan tersebut.
Para senator menekankan bahwa tinjauan harus dilakukan untuk menilai apakah Partai Komunis China telah mencuri teknologi AS dengan aplikasi militer, serta apakah telah meminta perusahaan-perusahaan China untuk memanfaatkan teknologi sipil yang muncul untuk keperluan militer.
"Apa status tinjauan ini dan implementasi hasilnya? Apakah tinjauan ini menentukan sektor-sektor khusus ekonomi AS yang ditargetkan China untuk upaya spionase dan transfer teknologi paksa? Apakah anda akan memodifikasi ruang lingkup kontrol untuk penggunaan akhir militer dan pengguna akhir di China? Apakah anda akan mengungkapkan hasil ulasan ini pada publik?, " tulis Cotton dan Schumer.
"Kami mendesak Anda untuk melakukan tinjauan wajib ini secepat dan selengkap mungkin. Terima kasih atas waktu dan perhatian Anda pada masalah penting keamanan nasional ini."
Hal senada juga disampaikan oleh mantan petinggi Google, Eric Schmidt yang mengatakan bahwa Huawei berbahaya bagi keamanan nasional.
Pria yang kini menjabat dalam Dewan Inovasi Pertahanan Pentagon tersebut mengatakan bahwa seharusnya pihak Barat merespons dengan meningkatkan daya saing dibanding melarang penggunaan produk asal China tersebut.
• Twitter Memasang Label Peringatan di Atas Cuitan Trump, Sebut Mengandung Ancaman dan Kekerasan
• BPOM Amerika Cabut Izin Penggundaan Obat Darurat Anti Malaria Hidroksiklorokuin untuk Pasien Corona
"Tidak ada keraguan bahwa Huawei telah terlibat dalam beberapa praktik yang tidak dapat diterima dalam keamanan nasional," kata Schmidt.
Ia menyebutkan adanya kemungkinan perusahaan tersebut telah menjadi sarana intelejen seperti GCHQ di Inggris ataupun NSA di AS.
"Tidak ada pertanyaan bahwa informasi dari router Huawei pada akhirnya berakhir di tangan yang kelihatannya adalah pemerintah (China)," ungkap Schmidt.
"Namun itu terjadi, kami yakin itu terjadi," tegasnya.