Virus Corona

Kluster Baru Corona Sumut, Satu Desa Jalani Pemeriksaan, 51 Reaktif Rapid Test dan 33 Positif Swab

Penulis: Elfan Fajar Nugroho
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Koordinator Pencegahan Tim Gugus Percepatan Penanganan (TGPP) Covid-19 Kabupaten Simalungun, dr. Lidya Saragih dalam acara Kabar Pagi tvOne, Minggu (21/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Terdapat kluster baru persebaran Virus Corona di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Desa Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun.

Dilansir TribunWow.com dari acara Kabar Pagi tvOne, Minggu (21/6/2020), 200 warga Desa Tanjung Hataran dilakukan pemeriksaan rapid test.

Rapid test tersebut dilakukan oleh Gugus Tugas Covid-19 Sumatera Utara dalam upaya mencari persebaran Virus Corona di wilayah Sumut.

Kluster baru persebaran Virus Corona di Provinsi Sumatera Utara, tepatnya di Desa Tanjung Hataran, Kecamatan Bandar Huluan, Kabupaten Simalungun. (Youtube/tvOneNews)

Tanggapi Obat Dexamethasone untuk Corona, Dokter Reisa: Tidak Memiliki Khasiat untuk Pencegahan

Dari 200 warga yang melakukan rapid test, 51 di antaranya menunjukkan hasil yang reaktif.

Setelah itu pemeriksaan lanjutan kembali dilakukan kepada 51 warga yang reaktif tersebut.

Mereka diharuskan mengikuti pemeriksaan swab.

Dan hasilnya, 31 di antaranya dipastikan positif Covid-19.

Kepastian ini disampaikan oleh Koordinator Pencegahan Tim Gugus Percepatan Penanganan (TGPP) Covid-19 Kabupaten Simalungun, dr. Lidya Saragih.

Lidya Saragih mengatakan bahwa kemungkinan bertambahnya jumlah pasien positif masih bisa terjadi lantaran proses tracing terus dilakukan oleh tim TGPP.

"Sampai saat ini sudah dilakukan 51 orang yang dilakukan pemeriksaan rapid test reaktif," ujarnya.

"Dari 51 orang pemeriksaan rapid test reaktif sampai pada pagi hari ini kita sudah mendapatkan hasil swab 33 orang pasien positif swab dari Tanjung Hataran," jelasnya.

Video Detik-detik Pasien Covid-19 Kabur dari Ruang Isolasi RSUD Anutapura: Istrinya akan Melahirkan

Menurutnya, 33 pasien positif hasil swab menjalani perawatan di dua rumah sakit di Kabupaten Simalungun.

Dua rumah sakit itu adalah RSUD Perdagangan dan Rumah Sakit Darurat Covid-19 di Kecamatan Pane.

Termasuk juga pasien yang sebelumnya mendapati hasil rapid test reaktif masih menjalani isolasi.

"Sampai saat ini masih dirawat di rumah sakit di Kabupaten Simalungun," pungkasnya.

Simak videonya:

Dokter Reisa: Dexamethasone Tidak Memiliki Khasiat untuk Pencegahan

Tim komunikasi Gugus Tugas Covid-19, dokter Reisa Broto Asmoro memberikan tanggapan terkait obat Dexamethasone untuk pasien kasus Corona.

Dilansir TribunWow.com, Reisa menegaskan bahwa obat Dexamethasone bukan untuk pencegahan ataupun penangkal Covid-19.

Hal ini disampaikannya di Gedung Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang tayang di kanal Youtube tvOne, Jumat (19/6/2020).

• Dexamethasone akan Diuji Coba WHO untuk Obat Covid-19, Bagaimana Cara Kerja dan Efek Sampingnya?

Menurutnya, obat Dexamethasone hanyalah sebuah kombinasi obat-obatan yang memang diakui dapat memberikan efek positif untuk pasien Covid-19.

Seperti yang diketahui, Dexamethasone diklaim mampu mengurangi risiko kematian pada pasien Covid-19 hingga 30 persen.

"Obat ini tidak memiliki khasiat pencegahan ini bukan penanggkal Covid-19," ujar Reisa.

"Ini bukan vaksin, ini merupakan kombinasi obat-obatan," jelasnya.

Meski mempunyai efek positif untuk pasien Covid-19, namun Reisa mengingatkan supaya tidak dikonsumsi secara sembarangan.

Dirinya mengatakan bahwa obat Dexamethasone yang diperuntukkan untuk pasien Virus Corona harus sesuai dengan resep dokter dan harus mendapatkan pengawasan.

Karena menurut Reisa, obat Dexamethasone mempunyai efek samping yang sangat berat.

"Pemakaian obat-obat streoid untuk Covid-19 hanya dibolehkan dalam pengawasan ahli, para dokter dan dilakukan disarana dengan fasilitas yang memadai,"  kata Reisa.

"Tentunya yang siap untuk menangani efek samping yang dapat terjadi," ungkapnya.

• Jawa Timur Berpotensi Salip Jakarta soal Kasus Corona, Jusuf Kalla: Perlu Sistematik Terkoordinasi

Maka dari itu untuk memantau perederan Dexamethasone di masyarakat, dikatakannya akan dipantau langsung oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

"Badan POM atau BPOM akan memantau peredaran Dexamethasone," jelasnya.

Lebih lanjut, Reisa mengatakan bahwa untuk saat ini belum ada obat atau vaksin yang seratus persen mampu menangkal penyebaran Virus Corona ke manusia.

Termasuk obat yang tepat untuk menyembuhkan pasien Covid-19.

"Meski kita telah mendengar beberapa berita baik kemajuan dunia kesehatan baik dalam negeri maupun dari luar negeri, WHO sampai saat ini belum menentukan obat atau regimen atau kombinasi pengobatan yang tepat untuk perawatan pasien Covid-19," kata Reisa.

"Yang pasti adalah WHO dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia tetap berpesan ikuti petunjuk dari dokter," pungkasnya.

Simak videonya di menit ke-2.00:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)