Virus Corona

Soroti Masyarakat yang Tolak Rapid Test, Wagub Jatim Emil Dardak: Anggarannya Tak Mungkin Semua PCR

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Dardak dalam Apa Kabar Indonesia Malam, Rabu (17/6/2020).

"Nah ada lagi yang modelnya random, artinya datang ke tempat yang masanya banyak misalnya pasar, di-rapid test secara acak," katanya.

Emil Dardak menyampaikan, pada metode screening random tersebut biasanya ditujukan untuk menyaring dan melakukan prioritas tes lanjutan secara langsung .

"Kalau yang seperti itu bila dia reaktif kita menyaring, kemungkinan bahwa yang reaktif ini akan diprioritaskan untuk uji tes PCR. Yang tidak reaktif dalam kasus random tes, mereka tidak bisa kita paksa untuk isolasi karena mereka bukan bagian dari proses tracing," tutur Emil.

Lebih lanjut, Emil sadar betul bahwa rapid test memang kurang akurat.

Virus Corona di Boyolali Jateng Justru Bertambah di Tengah Normal Baru, 13 Kasus dari Pasar

Namun, kedua metode rapid diatas tetap sangat dibutuhkan untuk mengetahui siapa yang perlu doprioritaskan untuk tes PCR.

Sebab, keduanya merupakan metode terbaik bila dilihat dari sisi ketersediaan sarana maupun anggara.

"Memang rapid tes tidak akurat, tidak memberikan jaminan. Tetapi kita membutuhkan metode ini untuk memilih siapa yang kita prioritaskan untuk di tes PCR."

"Dan itu metode terbaik saat ini dari sisi berbagai prespektif, termasuk prespektif ketersediaan sarananya, sumber daya anggarannya, tidak mungkin semua langsung di PCR," tandasnya.

Simak videonya mulai menit ke 14.30:

(TribunWow.com/Rilo)