TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, memerintahkan setiap Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jawa Tengah untuk tetap menjalankan protokol kesehatan Covid-19.
Hal itu tak lepas dari adanya 15 ASN di Semarang yang positif Covid-19.
Sedangkan saat ini 15 ASN yang positif Covid-19 itu sedang menjalani karantina di rumah sakit.
• Penjelasan Dokter soal Berapa Lama Kekebalan Tubuh Dapat Bertahan dari Virus Corona: Butuh Booster
Melalui kanal YouTube KOMPASTV pada Rabu (17/6/2020), Ganjar Pranowo membeberkan langkah lanjutan demi menekan penyebaran Covid-19.
Untuk langkah pertama, petugas medis kini sedang melakukan penelusuran.
Tepatnya penulusuran dengan siapa saja para ASN yang positif Covid-19 melakukan kontak fisik.
"Sekarang kita prepare untuk melakukan yang pertama tracing sehingga mengetahui kontak eratnya siapa, kontak dekatnya siapa," ujar Ganjar Pranowo.
Tak hanya itu saja, Ganjar Pranowo juga mengatakan bahwa para ASN yang positif mempunyai hubungan keluarga dengan orang-orang yang bekerja di Pemerintah Provinsi.
Oleh karena itu, petugas medis langsung melakukan rapid test pada pegawai pemerintah provinsi.
• Daftar 10 Provinsi dengan Jumlah Kasus Corona Terendah di Indonesia, Mulai Aceh hingga NTT
"Memang kan itu ada hubungan keluarga dengan yang ada di Pemprov, maka kita melakukan rapid test," kata Ganjar Pranowo.
"Jadi saya ingatkan semuanya untuk sekarang, satu mereka berhati-hati tentu saja," imbuhnya.
Sedangkan untuk langkah selanjutnya, petugas medis akan melakukan rapid test di daerah tempat tinggal para ASN yang positif Coivd-19.
Tak lupa, Ganjar Pranowo membeberkan hasil sementara rapid test yang dilakukan para petugas medis di beberapa daerah.
"Terus yang kedua, mereka mesti kita protect untuk kemudian dilakukan rapid test itu," kata Ganjar Pranowo.
"Dan Alhamdulillah, kemarin dari beberapa hasilnya bagus kok," imbuhnya.
Lihat videonya
• Ratusan Warga Bersenjata Tajam Ambil Paksa Jenazah Pasien Corona, Minta Petugas Lepas Baju Hazmat
Tampak Jenazah Covid-19 Dibalut Popok
Pihak Rumah Sakit Wiyung Sejahtera Surabaya mengklarifikasi penanganan jenazah pasien dalam pengawasan (PDP) Virus Corona (Covid-19) yang menjadi viral di media sosial.
Sebelumnya foto jenazah PDP tersebut menjadi viral di media sosial karena tampak hanya dipakaikan popok tanpa dibalut kain kafan.
Identitas jenazah tersebut diketahui berinisial T (72) dan merupakan warga Kebraon, Karangpilang, Surabaya.
T dirawat di RS Wiyung Sejahtera sebelum akhirnya dimakamkan pada Minggu (7/6/2020).
Dilansir TribunWow.com dari Surya.co.id, penanganan jenazah T yang hanya mengenakan popok menjadi perhatian warga setempat.
Humas RS Wiyung Sejahtera Angelia Merry menjelaskan penanganan jenazah T sudah sesuai protap kesehatan Covid-19.
Mengenai masalah jenazah tidak dibalut, Merry menjelaskan plastik tahan air menjadi pengganti kain kafan.
Menurut Merry, hal itu sudah sesuai dengan panduan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam.
Dalam panduan disebutkan kain kafan dapat diganti dengan bahan lain yang tahan air seperti kantong jenazah.
"Kami menjalankan sudah sesuai panduan Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam. Kami menggantikan kafan dengan kantong jenazah dari bahan plastik yang tidak tembus air," jelas Merry, Senin (15/6/2020).
Sementara itu pemberian popok dimaksudkan mencegah keluarnya cairan dari bagian bawah tubuh.
"Kenapa dikasih popok, karena untuk mencegah cairan yang masih kemungkinan keluar dari dalam tubuh bagian bawah," papar Merry.
Merry membantah pihak rumah sakit menelantarkan jenazah di depan TPU.
Ia lalu menyoroti pembukaan peti jenazah yang sudah disegel petugas pemakaman.
Menurut dia, pembukaan peti jenazah berisiko menularkan Virus Corona.
"Peti ditutup dengan delapan sekrup, apa bisa terbuka sendiri?" tanya Merry.
• Ketua PERSI Sebut Covid-19 Masih Bertahan Hidup di Jenazah hingga 72 Jam: Ada Potensi Penularan
Ia juga mempertanyakan warga setempat yang tidak memperhatikan potensi penularan virus dengan membuka peti jenazah.
"Peti sengaja dibuka warga untuk memasukkan tanah ke dalam kantong jenazah karena adat, tanpa memperhatikan risiko dan juga melanggar UU Wabah," kata Merry.
Kejadian tersebut awalnya diketahui Ketua RW setempat, Supriyo.
Supriyo menyebutkan petugas rumah sakit meninggalkan peti jenazah di depan TPU Kebraon.
Keluarga dan warga setempat kemudian berinisiatif memakamkan jenazah T.
Mereka mengenakan alat pelindung seadanya, yakni jas hujan.
Saat proses pemakaman, peti jenazah tidak sengaja terbuka.
Keluarga dan warga setempat terkejut karena melihat jenazah hanya dibalut kain popok dan dimasukkan ke dalam kantong.
"Enggak sengaja peti terbuka, kemudian memperlihatkan jenazah T hanya dibungkus kantong jenazah dan memakai popok, tapi tidak dikafani," tutur Supriyo, Senin (15/6/2020).
Warga lalu meminta penjelasan dari pihak rumah sakit.
"Belum lapor ke Gugus Tugas Surabaya. Konfirmasi dulu ke rumah sakit seperti itu lalu saya lapor ke Gugus Tugas Surabaya," papar Supriyo. (TribunWow.com/Khistian TR/Brigitta)