Dilansir TribunWow.com, Ketua Gugus tugas Covid-19 RSUD Slamet Martodirdjo dr Syaiful Hidayat mengonfirmasi kejadian tersebut.
Ia menjelaskan kronologi kejadian yang berujung kericuhan tersebut.
"Pasien kami tanggal 10 kemarin dirawat kemudian meninggal. Kita sudah lakukan protokol kesehatan untuk pemakaman," kata dr Syaiful Hidayat, dalam tayangan Apa Kabar Indonesia Pagi di TvOne, Senin (15/6/2020).
Pihak rumah sakit sudah menyiapkan tim pemakaman dan ambulans.
Syaiful menyebutkan keluarga sudah setuju jenazah akan dimakamkan dengan protokol kesehatan.
"Keluarga pun sudah menerima pasien ini dimakamkan di tempat yang ditentukan," papar Syaiful.
Namun dalam proses menuju lokasi pemakaman muncul sekelompok warga mengadang ambulans.
Mereka melarang petugas pemakaman masuk ke wilayah tersebut.
"Di tengah jalan, sebelum sampai ke lokasi petugas kami dicegat sekelompok warga," tutur Syaiful.
"Jumlahnya sekitar 300 sampai 500 orang. Warga mencegat petugas kami agar jangan sampai masuk ke wilayah itu," jelasnya.
Tidak hanya itu, para petugas dipaksa melepas pakaian alat pelindung diri (APD) yang diwajibkan untuk menangani kasus Covid-19.
Warga bahkan mengancam akan membakar mobil jenazah.
"Petugas kami diminta untuk melepas hazmat atau pakaian yang kita pakai untuk menangani kasus Covid," ungkap dr Syaiful.
"Dipaksa, kalau tidak kendaraan akan dibakar dan mereka siap untuk dilukai. Jadi urusannya nyawa," lanjutnya.
• Marak Jenazah Covid-19 Diambil Paksa Keluarga, Imam Prasodjo Soroti Warga Tak Percaya Corona
Setelah itu warga juga melontarkan ancaman lainnya.