Virus Corona

Ahli Ungkap Alasan Orang Cenderung Tak Percaya Adanya Virus Corona: Sesuatu yang Tak Terlihat

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga melintas di depan salah satu toko di Pasar Baru, Jakarta Pusat, Selasa (9/6/2020). Meski masih dalam masa Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, pusat perbelanjaan tersebut mulai dibuka kembali dengan menerapkan protokol kesehatan menjelang pelaksanaan new normal (tatanan kehidupan baru).

TRIBUNWOW.COM - Ketidakpercayaan publik terhadap adanya pandemi Virus Corona banyak dialami sejumlah orang, bahkan tidak hanya di Indonesia tetapi juga di sejumlah negara di dunia.

Lantas, mengapa banyak orang tidak percaya adanya Covid-19 dan cenderung abai pada protokol kesehatan?

Menjawab hal itu, Psikolog Sosial Universitas Indonesia, Dr. Bagus Takwin M.Hum mengatakan orang yang percaya pada munculnya wabah ini adalah mereka yang melihat langsung, pasien atau orang yang terinfeksi virus ini.

Apakah Punya Penyakit Asam Urat dan Kolesterol Rentan Terkena Covid-19? Ini Penjelasan Dokter

Atau mereka tidak percaya adanya Covid-19, karena tidak memiliki pengalaman, tidak ada keluarga atau orang terdekat yang mengalami.

"Informasi tentang Virus Corona ini banyak sekali, sehingga dari situ orang bisa memilih informasi mana yang mau mereka percayai, atau tidak," kata Bagus saat dihubungi Kompas.com, Minggu (14/6/2020).

Kendati berbagai informasi edukatif telah disampaikan secara detil, namun tidak semua orang sepakat untuk mematuhi protokol kesehatan.

"Sebenarnya kalau dibilang sudah jelas (informasi Covid-19), belum tentu itu jelas bagi setiap orang," ungkap dia.

Virus seperti mitos atau hal gaib

Orang cenderung tidak percaya pada sesuatu yang tidak terlihat.

Bagus mengatakan Virus Corona adalah sesuatu yang tidak terlihat.

"Bagaimana Virus Corona ini menginfeksi dan memengaruhi, tidak bisa dilihat langsung," kata Bagus.

Bahkan, dalam riset, peneliti menggunakan metode tertentu untuk menyimpulkan dan menjelaskan virus memengaruhi gejala tertentu pada tubuh.

Banyak Negara Mulai New Normal, Berikut Beberapa Tempat yang Tinggi Risiko Penularan Covid-19

Hal itu dibutuhkan pemahaman yang luas dan keahlian khusus, namun ada orang yang percaya dan tidak percaya.

"Tergantung pada seberapa kuat informasi tentang Virus Corona ini menggugah emosi orang," jelas dia.

Bagus mengungkapkan orang cenderung tidak percaya pada hal-hal yang tidak terlihat. Namun, kalau itu terkait dengan emosi, maka kemungkinan orang akan percaya.

Halaman
12