Virus Corona

Tangisan Relawan Covid-19, Jefri: Saat Pulang Dikucilkan, 'Udah Jauh-jauh Sana, Ada Corona Pulang'

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Relawan Covid-19 asal Gorontalo, Jefri Bilondatu dalam tayangan KompasTV, Kamis (11/6/2020). Jefri tak bisa menahan air matanya saat menuturkan stigmatisasi yang dialami.

TRIBUNWOW.COM - Jefri Bilondatu, seorang relawan di Gorontalo tak bisa menahan air matanya saat menuturkan stigmatisasi yang dialami.

Diketahui, belakangan stigma masyarakat terhadap petugas medis dan relawan Covid-19 masih terjadi di sejumlah daerah.

Sebagian masyarakat ada yang masih mengucilkan para tenaga medis dan relawan karena mengira mereka telah tertular Corona.

Tak jarang perundungan juga dialami oleh para relawan dan tenaga medis tersebut yang membuat mereka merasa tidak dihargai.

Ilustrasi relawan. Petugas medis memberikan penanganan kepada pasien di RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Jumat (1/5/2020). Wisma Atlet Kemayoran telah dialihfungsikan menjadi RS Darurat Covid-19, setelah pandemi Virus Corona mendera Indonesia. TRIBUNNEWS/CECEP BURDANSYAH (TRIBUN/CECEP BURDANSYAH)

Jokowi Targetkan Uji Spesimen 20 Ribu per Hari, Menko PMK: Ada Rekrutmen Sukarelawan Besar-besaran

Padahal mereka telah bersusah payah menangani pasien dan mempertaruhkan nyawa demi menyembuhkan warga yang terinfeksi Virus Corona.

Perundungan tersebut juga dialami oleh seorang relawan Covid-19 asal Gorontalo yang diusir dan dijuluki penyakit.

Dilansir KompasTV, Kamis (11/5/2020), Jefri Bilondatu mengaku telah menjadi relawan selama 2 bulan, dan menginap di Hotel Damhil Gorontalo yang digunakan sebagai rumah singgah.

Ia bertugas mengurus kebutuhan petugas medis yang menangani pasien seperti membantu merapikan kamar, memasak dan lain-lain.

Jefri dan rekan-rekan relawan lain masih diizinkan untuk pula karena tidak berkontak langsung dengan pasien sehingga tidak berpotensi tertular Virus Corona.

"Meskipun kita tidak bisa pulang tapi sudah disediakan berupa vitamin, susu, makan makanan enak," tutur Jefri.

Namun saat menceritakan tentang pengucilan yang dialami, mata Jefri mulai berkaca-kaca.

Ia sempat kehilangan kata-kata, dan memejamkan mata untuk menahan tangis.

Dengan suara bergetar Jefri mengisahkan bahwa dirinya sering mendapatkan perlakuan tak menyenangkan bahkan sering diusir untuk menjauh.

"Kalau pada saat kita pulang, kita dikucilkan. Istri, pada saat kita mau ini 'Udah jauh-jauh sana sana, ada Corona pulang, Corona pulang'," kata Jefri

Sambil berlinang air mata, Jefri menuturkan bahwa dirinya merasa rindu pada sang anak, namun tak bisa memeluk anaknya.

Halaman
12