"Pengertian new normal saja mereka bingung. 'Oh, sudah normal, ya?'," ungkap pakar Epidemiologi ini.
"Jadi kata new-nya itu enggak didengar. Dia beranggapan sudah normal," jelasnya.
Oleh karena sikap abai tersebut, banyak orang yang jadi enggan memakai masker.
"Jadi mereka tidak peduli lagi mau pakai masker," terang Pandu.
Pandu menilai penggunaan istilah sangat penting agar informasinya sampai ke masyarakat.
"Beberapa masyarakat masih persepsinya salah. Karena itulah kita memilih istilah-istilah yang sesuai dengan pendapat masyarakat itu mudah," kata Pandu.
Ia menyebutkan hal ini sudah didiskusikan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Misalnya waktu itu kita bicara dengan Pak Anies, kita menggunakan istilah aman, sehat, produktif," jelasnya.
"Masyarakat itu harus diberi pengertian, apa yang disebut aman? Aman itu adalah mengurangi risiko," kata Pandu Riono.
Tidak hanya itu, protokol kesehatan yang sederhana seperti memakai masker saja perlu disosialisasikan terus-menerus.
"Nah, menggunakan masker saja yang sederhana itu harus diingatkan terus," tambahnya.
• Minta Tak Pakai Istilah New Normal, Pandu Riono Nilai Jadi Rancu: Seperti Naik Motor Pakai Helm
Lihat videonya mulai menit 1:30
Minta Tak Pakai Istilah New Normal
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono meminta pemerintah berhati-hati menggunakan istilah new normal.
Menurut Pandu, istilah tersebut dapat ditangkap rancu oleh masyarakat.