TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan memberikan penjelasan mengapa terjadi lonjakan kasus Virus Corona di wilayahnya.
Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa pada Rabu (5/11/2020).
Anies menjelaskan bahwa saat melaksanakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi pihaknya mengecek kesiapan fasilitas kesehatan terlebih dahulu.
• Di Mana Terawan saat Mulai New Normal? Najwa: 3 Bulan Hampir Tiap Minggu Kami Undang Tak Bersedia
"Jadi ketika kita memutuskan untuk melakukan transisi maka langkah pertama yang dilakukan bukan ngecek pertokoan, masjid, gereja, bukan."
"Yang harus dipersiapkan itu adalah fasilitas kesehatan karena ini yang menyebabkan potensi mengalami lonjakan bila terjadi penambahan kasus," jelas Anies.
Selain itu pengujian juga ikut ditingkatkan sehingga lonjakan kasus terjadi.
Sebagian besar pasien positif tidak bergejala Covid-19.
"Yang kedua testing ditingkatkan jadi seperti kemarin, kemarin itu rekor Jakarta."
"Rekor ini sesungguhnya 113 pasien dan ada 110 itu active tracing, jadi yang 110 yang tertangkap sebagai positif, itu bukan orang yang bergejala."
"Itu 44 persen yang ketemu adalah hasil puskesmas yang aktif," ungkapnya.
• Setuju dengan Anies, Bima Arya Usul ke WO Konsep Resepsi Nikah Takeaway: Tidak Semua Cocok di KUA
Abnies menjelaskan pihaknya melakukan dua kali lipat pengecekan.
"Jadi kita sejak hari Minggu itu melakukan testing dua kali lipat lebih banyak dari hari biasanya."
"Kenapa? karena ini memang protapnya begitu, ketika kita melakukan pelonggaran maka kemampuan testingnya harus ditingkatkan," kata dia.
Demi mengantisipasi lonjakan pasien yang dirawa, maka Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyiapkan fasilitas kesehatan yang lebih banyak daripada sebelumnya.
"Untuk kita mencegah terjadinya lonjakan, ketika kita melihat lonjakan kita melihat apakah ini dari pasien ataukah ini dari puskesmas yang keliling."
"Di Jakarta kuota puskesmas itu dinaikkan, jadi dua kali lipat kerjakan itu," kata dia.
• Izinkan Akad saat PSBB Transisi, Anies Baswedan Jelaskan Ada Syarat: Menikah Boleh Resepsi Jangan
Lihat videonya mulai menit ke-8:50:
Reaksi Anies Disebut Sebenarnya Ingin PSBB Diperpanjang
Pada kesempatan lain, Anies mengungkap alasan memilih kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.
Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (9/6/2020).
Namun, Pembawa Acara ILC, Karni Ilyas mengatakan dirinya sempat merasa bahwa Anies sebenarnya tidak ingin mengakhiri PSBB.
• Cabut PSBB saat Covid-19 Masih Tinggi, Risma Ibaratkan Diri Karyawan Kena PHK: Makan untuk Sehari
"Pak Gubernur dari tanggal 4 PSBB sudah dicabut, Jakarta langsung hidup kembali, jalanan ramai, pasar ramai, dan restoran-restoran mulai berisi."
"Jadi kehidupan muncul kembali di Jakarta, tapi pencabutan itu sendiri saya lihat prosesnya tidak semulus itu, malah kesan saya, Pak Gubernur itu mau memperpanjang PSBB," tanya Karni Ilyas.
Lalu, Karni Ilyas juga menyinggung soal pembatalan konferensi pers Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
"Sampai-sampai acara konferensi pers tanggal 3 itu dua-duanya ditunda, baru besoknya Pak Gubernur mengumumkan bukan PSBB dicabut, tapi diubah masa transisi sampai akhir Juni," lanjut Karni Ilyas.
Menanggapi itu, Anies menjelaskan bahwa pemilihan kebijakan PSBB transisi itu bukan sesuatu yang sederhana.
"Sebenarnya begini kita memantau pergerakan data terus menerus Bang Karni, dan ketika fase penentuan itu sebetulnya bukan di tanggal tiganya, tanggal empatnya."
"Sebenarnya perjalanan selama dua minggu kita sudah tahu trennya, ini kan bukan seperti permukaan air yang dari hari ke hari mengubah secara signifikan," ujar Anies.
Lalu ia mengungkit soal kurva penyebaran Virus Corona di Jakarta.
Menurut Anies, angka penyebaran Covid-19 di Jakarta sebenarnya sudah mulai landai pada pertengahan Mei.
"Jakarta sudah mengalami stabilisasi itu sejak pertengahan Mei kira-kira itu sudah stabil, tidak banyak berubah angka-angkanya," lanjutnya.
• Di ILC, Anies Klarifikasi soal Rekor Lonjakan Corona di Jakarta: Bukan Seperti yang Dibayangkan
Ia mengatakan dalam pemilihan kebijakan PSBB itu didasarkan dari tiga aspek.
"Jadi kita itu memantau ada tiga parameter itu, satu adalah parameter epedemiologi, yang kedua adalah kesehatan publik, yang ketiga tentu fasilitas kesehatan."
"Tapi kalau fasilitas kesehatan itu relatif statis, tapi kalau yang dua epedemiologi dan kesehatan publik itu kita pantau terus," ungkapnya.
Selain itu, pihaknya juga sering melakukan diskusi dengan Gugus Tugas Nasional terkait hal tersebut.
"Jadi sebenarnya lebih pada timing saja dan semua kita harus informasi kepada semua pihak terutama juga komunikasi dengan Gugus Tugas Nasional."
"Jadi kita bahas sama-sama kita sampaikan pada Gugus Tugas Nasional bahwa Jakarta berencana melakukan transisi," jelas dia.
• Akhiri PSBB Surabaya Raya, Khofifah Sudah Peringatkan Tingginya Risiko Covid-19: Di Atas Jakarta
Anies mengatakan, jika PSBB tidak diperpanjang maka tujuannya untuk menghentikan penyebaran Virus Corona akan gagal.
"Dan sempat didiskusikan terminologi transisi sendiri sebelumnya tidak dikenal tapi kita melihat bahwa kalau kita sekedar menghentikan PSBB lalu longgar semua, sementara kita belum masuk fase yang ingin kita capai," imbuhnya.
Lihat videonya sejak menit awal:
(TribunWow.com/Mariah Gipty)