TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno memberikan tanggapan terkait penerapan PSBB masa transisi di Ibu Kota.
Dilansir TribunWow.com, Sandiaga Uno mengatakan harus benar-benar waspada dalam masa transisi tersebut.
Sandiaga Uno percaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama pemerintah pusat sudah mempunyai pertimbangan yang matang.
Hal ini disampaikan Sandiaga Uno dalam acara Hot Indonesia yang tayang di kanal Youtube Talk Show tvOne, Sabtu (6/6/2020).
• Mahfud MD Akui Penerapan New Normal Timbulkan Kontroversi: Tapi Kalau Menunggu Tak Ada Habisnya
"Saya rasa kita harus lebih gunakan strategi yang tepat dalam hal ini, kapan dan bagaimana dari kehidupan keseharian bisa kembali normal," ujar Sandiaga.
Sedangkan untuk pembukaan kembali aktivitas masyarakat dan tempat-tempat umum tidak bisa dilakukan dengan asal-asalan.
Menurutnya, pembukaan aktivitas masyarakat harus dilakukan dengan melihat dua pertimbangan penting.
Yakni mempunyai tingkat risiko kesehatan publik yang rendah dan tentunya memberikan dampak besar bagi perekonomian atau masyarakat.
"Pastinya bagian yang tingkat risiko kesehatan publik terendah yang memberikan dampak terbesar untuk perekonomian," jelasnya.
Menurut Sandiaga Uno aktivitas yang dimaksud adalah kegiatan yang melibatkan usaha mikro kecil menengah (UMKM), yakni pasar tradisional.
Dirinya mengaku kurang setuju jika yang dibuka adalah mal.
• Seluruh Mal di Jakarta Boleh Beroperasi saat PSBB Transisi Mulai 15 Juni Mendatang
"Yang artinya usaha kecil menengah, pasar tradisional dan bukan mal, tetapi pasar tradisional," kata Sandiaga Uno.
Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu menjelaskan bahwa lapangan pekerjaan di Indonesia sebagian besar adalah berasal dari UMKM.
Dan dari UMKM tersebutlah menjadi sumber ekonomi negara, yakni mencapai 60 persen.
"Karena SMI menciptakan 97 persen lapangan pekerjaan dan sumber ekonomi sebesar 60 persen," jelasnya.
Meski begitu, kunci utamanya adalah tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Karena penyebaran Virus Corona masih berlangsung dan kemungkinan untuk terpapar tetap ada.
"Selain itu juga kita harus memastikan, bahwa kita harus tetap displin sepanjang masa sulit," pungkasnya.
• Ojol Bebas dari Aturan Ganjil Genap selama PSBB Transisi Jakarta, Boleh Bawa Penumpang Mulai Senin
Simak videonya mulai menit ke- 1.46:
Pakar Epidemiologi Sebut Situasi Belum Aman: Dalam Seminggu akan Meledak
Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Tri Yunis Miko Wahyono memperingatkan situasi wabah Virus Corona di DKI Jakarta yang dapat kembali memburuk.
Dilansir TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan iNews, Jumat (5/6/2020).
Seperti diketahui, DKI Jakarta mulai melonggarkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang sebelumnya telah dilakukan dalam tiga fase.
Fase PSBB tambahan kali ini disebut sebagai masa transisi sebelum beranjak ke new normal.
Menanggapi hal tersebut, Tri Yunis mengungkapkan kriteria suatu wilayah dianggap cukup aman untuk melonggarkan pembatasan kegiatan.
"Aman itu bisa ditentukan dengan dibiarkan turun menerus kemudian kasus barunya akan relatif stabil dalam satu minggu," papar Tri Yunis Miko Wahyono.
Ia memberi contoh apabila jumlah kasus relatif stabil maka sudah cukup dianggap aman.
"Misalnya 20-30 terus, kemudian dia akan mencari batas aman sendiri," jelas Tri.
"Stabil itu artinya aman, bisa dipertahankan oleh DKI Jakarta," tambahnya.
• Jakarta Berlakukan PSBB Transisi, Ini yang Boleh dan Tidak Boleh Dilakukan Warga DKI
Tri menjelaskan indikator DKI Jakarta sudah dapat dianggap aman untuk beranjak ke new normal.
Ia memaparkan dengan kondisi saat ini pertumbuhan kasus masih mungkin terjadi.
Tri menambahkan pertimbangan adanya pasien dalam pengawasan (PDP) dan orang dalam pemantauan (ODP) yang berpotensi menjadi positif.
"Saya rasa kalau 60 (kasus) sehari, bayangkan kalau seminggu akan ada 400-an," ungkap Tri.
"Kalau 400-an itu bisa diamankan Pemda DKI atau diisolasi dengan baik, bayangkan kalau 400 kasusnya, itu akan ada sekitar PDP 800 dan ODP 800," lanjutnya.
Dari jumlah tersebut, Tri menyebutkan ada 1.600 orang yang harus diawasi.
Jumlah tersebut merupakan angka aktif yang masih dapat terus tumbuh.
Tri membenarkan kasus dapat kembali melonjak jika masyarakat tidak disiplin dan masa transisi dapat dianggap gagal.
"Kalau sekarang rasanya tidak tertangani. Bayangkan sekarang 400 seminggu, kalau ada lonjakan berapa kasus yang akan terjadi," jelas Tri.
"Belum lagi ODP dan PDP yang akan jadi kasus. Bayangkan saja dalam seminggu akan ada ledakan 1.000 kasus, begitu," lanjutnya.
• Ungkit Potensi Gelombang 2 di PSBB Transisi, Agus Pambagio: Pak Wagub dan Pak Gub Bisa Tidak Tidur
Maka dari itu, ia memperingatkan pemerintah tidak gegabah menyiapkan new normal.
Menurut Tri, indikator jumlah kasus harus dilihat terlebih dulu sebelum menentukan kebijakan tersebut.
"Kita harus hati-hati mempersiapkan new normal dengan baik. Ambil batas aman yang benar-benar aman bila Covid ini sudah stabil dalam seminggu paling tidak," tegasnya.
Lihat videonya mulai menit 7.45:
(TribunWow/Elfan Nugroho/Brigita)