Virus Corona

PSBB Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan Terapkan Ganjil Genap di Pasar: Beroperasi Separuh

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan perpanjangan PSBB dan masa transisi selama bulan Juni, Kamis (4/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjelaskan protokol operasional pasar dan pusat perbelanjaan pada masa transisi.

Sebelumnya telah diumumkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di wilayah DKI Jakarta akan diperpanjang selama Juni 2020.

PSBB fase tambahan ini disebut akan menjadi masa transisi sebelum memasuki new normal.

Sejumlah Warga memilih dan membeli barang kebutuhan untuk hari Raya Idul Fitri di Pasar Jatinegara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa (22/5/2020). (WARTAKOTA/Henry Lopulalan)

PSBB Jakarta Diperpanjang, Anies Baswedan Putuskan Bulan Juni Masa Transisi: Ada yang Masih Merah

Dilansir TribunWow.com, Anies Baswedan mengumumkan beberapa sektor sudah mulai dapat beroperasi dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

Ia memberi contoh kegiatan ekonomi di pasar yang akan dilakukan secara terbatas.

Kebijakan itu ditetapkan sesuai dengan anjuran jaga jarak demi mencegah penularan virus di ruang publik.

"Sebagai contoh misalnya, pasar dibuka dengan kapasitas 50 persen," papar Anies Baswedan, dalam tayangan Breaking News di Kompas TV, Kamis (4/6/2020).

"Artinya kios-kios, toko-toko di dalamnya dibuka berdasarkan harinya," lanjutnya.

Ia menyebutkan akan menetapkan rekayasa ganjil genap pada pembukaan kios-kios di pasar.

Dengan demikian setiap harinya hanya separuh toko yang buka.

"Toko dengan nomor ganjil buka di tanggal ganjil. Toko dengan nomor genap buka di tanggal genap," kata Anies.

"Jadi beroperasi separuh di situ," jelasnya.

Tidak hanya di pasar, kapasitas maksimal 50 persen turut diterapkan pada sektor lainnya, seperti kantor, transportasi umum, dan rumah ibadah.

"Prinsip-prinsip seperti ini yang akan kita gunakan di semua sektor," jelas Anies.

"Harapannya adalah sehat, aman, produktif," tambahnya.

PSBB di Jakarta Selesai, Epidemiolog Akui Tugas Anies Baswedan Tak Mudah: Antara Aman Tidak Aman

Anies Baswedan tidak menutup kemungkinan akan ada fase kedua masa transisi.

Fase kedua akan ditetapkan setelah melihat hasil fase pertama.

Meskipun PSBB kali ini mulai dilonggarkan, Anies menyebutkan masih ada beberapa kegiatan yang dibatasi.

"Kegiatan keagamaan yang sifatnya mengumpulkan massa banyak masih belum diizinkan," paparnya.

"Ketika kondisi sudah terkendali baru bisa dilakukan," jelas dia.

Sementara itu sektor pendidikan juga diputuskan masih ditunda operasionalnya.

Sektor pendidikan tersebut meliputi seluruh jenjang sekolah, tempat kursus, dan tempat penitipan anak.

"Begitu juga dengan kegiatan usaha lainnya itu masih menunggu di fase dua," lanjut Anies.

Ia kemudian mengimbau masyarakat mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan, yakni memakai masker, cuci tangan, dan menjaga jarak.

"Saya ingin menegaskan bahwa kita berharap kegiatan jalan terus, tapi protokol diikuti dan Jakarta tetap aman," imbau Anies Baswedan.

"Sehingga dengan demikian kebijakan rem darurat tidak perlu kita lakukan," lanjutnya.

Ia menuturkan untuk sementara ini fase pertama masa transisi dilakukan selama satu bulan.

Belum New Normal, Ridwan Kamil Sebut Daerah Jabar Ini Perpanjang PSBB: Sampai 4 Juni Ikut Jakarta

Simak videonya:

Tanggapan Politisi PKS

Anggota DPR RI Fraksi PKS Mardani Ali Sera menilai new normal belum siap diterapkan di daerah-daerah.

Seperti diketahui, new normal disebut sebagai cara hidup baru setelah adanya pandemi Virus Corona (Covid-19).

Beberapa daerah rencananya akan mulai segera menerapkan new normal setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berakhir.

• Ungkap Ada 2 Ribu Anak Positif Corona, Dokter Anak Puji Sekolah Ditunda Buka: Kalau Ingin New Normal

Dilansir TribunWow.com, Mardani Ali Sera menilai berbagai daerah dan provinsi tengah bekerja keras menuntaskan PSBB.

Awalnya, ia mengapresiasi PSBB yang berhasil menekan pertumbuhan kasus baru Covid-19.

"Beberapa daerah saya apresiasi. DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, tempat-tempat lain," kata Mardani Ali Sera, dalam tayangan Dua Arah di Kompas TV, Selasa (2/6/2020).

"Mereka lagi bekerja keras," lanjutnya.

Ia menyebutkan daerah-daerah yang tengah berupaya menjalankan PSBB tersebut seperti kelabakan saat ada wacana new normal.

Dalam pelaksanaan new normal, sejumlah sektor sudah mulai dibuka kembali dengan protokol kesehatan.

"Makanya ketika lagi kerja keras, disampaikan ide new normal, mereka gelagapan," jelas Mardani.

New normal tersebut rencananya akan diujicoba di beberapa daerah terlebih dahulu.

Menanggapi hal itu, Mardani memberi contoh Provinsi Gorontalo yang dinilai belum siap melonggarkan PSBB.

"Di Gorontalo yang lagi dibuka pun, lagi diprotes nih, karena beberapa akademisi bilang belum siap Gorontalo," ungkap Mardani sambil menunjukkan potongan berita yang menyampaikan hal itu.

Mardani mengaku khawatir apabila new normal benar-benar akan diterapkan.

Anggota DPR Fraksi PKS Mardani Ali Sera menilai new normal belum siap dilaksanakan, dalam acara Dua Arah, Selasa (2/6/2020). (Capture YouTube Kompas TV)

• Aturan Naik Kereta Api saat New Normal: Wajib Pakai Masker hingga Face Shield, Alat Disediakan KAI

"Nanti kalau didetailkan, saya agak khawatir beberapa provinsi itu," jelasnya.

"Jadi, PSBB-nya lagi berjalan dengan baik, tetapi masyarakatnya belum sepenuhnya memiliki kultur yang dibutuhkan," lanjut Mardani.

Ia memberi contoh lain tentang banyaknya kasus penimbunan masker medis.

Meskipun saat ini sudah ada banyak masker medis di pasaran, harganya masih melonjak tinggi.

"Tapi harganya masih mahal. Mestinya tugas pemerintah menyediakan," tegas Mardani.

Ia menunjukkan dirinya saat ini mengenakan masker kain sebagai gantinya.

Menurut Mardani, ada sejumlah kriteria yang harus dipenuhi sebelum beranjak ke tahap new normal.

Pertama, masyarakatnya sendiri harus siap mematuhi protokol kesehatan.

Kedua, apabila pemerintah sudah satu komando dari pusat sampai daerah.

"Kalau dipercepat, Pak Jokowi sering tampil di TV, para menteri benar tampilnya, gubernur sering sosialisasi," jelas Mardani.

"Yang ketiga, SOP-nya. Orang perlu tahu kalau keluar rumah pakai apa, kalau naik motor pakai apa, kalau belanja ke pasar kayak apa," tambahnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)