Virus Corona

Di Mata Najwa, Gus Miftah Sebut Bukan Orang Kuat yang Bisa Hadapi Corona: Virus Ini akan Terus Ada

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pendakwah Gus Miftah mengatakan bahwa Virus Corona ini akan terus ada. Hal itu diungkapkan Gus Miftah saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (4/6/2020).

TRIBUNWOW.COM - Pendakwah Gus Miftah mengatakan bahwa Virus Corona ini akan terus ada.

Hal itu diungkapkan Gus Miftah saat menjadi narasumber di acara Mata Najwa yang tayang pada Rabu (4/6/2020).

Gus Miftah mengatakan bahwa orang yang mampu bertahan selama Covid-19 ini adalah orang yang mampu beradaptasi dengan hal baru.

Di acara Mata Najwa pada Rabu (3/6/2020), Presenter Najwa Shihab sempat bertanya pada Pendakwah Gus Miftah soal pandemi Covid-19 dari sudut pandang agama. (channel Youtube Najwa Shihab)

Ditanya Najwa Apakah Corona Bagian dari Azab Tuhan? Gus Miftah: Sebenarnya Pukulan Telak dari Allah

"Orang yang akan mampu melewati masa pandemi sekarang ini menurut saya bukan orang yang kuat, bukan yang kaya, ataupun orang yang pintar."

"Namun, orang yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan, yang menjadi persoalan adalah bangsa kita ini sering terjebak di kemapanan, jadi tidak segera beradaptasi dengan hal-hal yang baru," jelas Gus Miftah.

Meski demikian Gus Miftah mengingatkan agar semua jangan berputus asa.

"Maka kemudian orang yang akan selamat menurut saya, orang yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan."

"Tidak ada kita kata berputus asa," ungkapnya.

Ia menceritakan bahwa sebenarnya tidak penting seberapa besar cobaan, namun seberapa besar orang itu mampu mempersiapkan perubahan.

"Saya sering mengatakan ini Mbak Nana, bukan ombaknya yang besar, tapi perahu kita yang terlalu kecil, bukan ujiannya yang besar tetapi memang iman kita yang terlalu lemah."

"Jadi kita tidak boleh berputus asa, jadi kita harus berpikir bahwa yang bisa mengubah ini adalah kita sendiri," ujarnya.

Sebut Ganjar hingga Anies Baswedan Belum Siap Terapkan New Normal, Mardani Ali: Jangan Jalan Sendiri

Sekali lagi, Gus Miftah mengatakan bahwa orang yang mampu bertahan adalah orang yang bisa beradaptasi.

"Yang bisa mengubah sebuah keadaan pada kaum tersebut ya kaum itu sendiri bukan orang lain maka intinya bagi saya bukan orang yang kuat, bukan orang yang kaya, bukan orang yang pintar, tapi orang yang paling mampu beradaptasi dengan perubahan," tegasnya.

Gus Miftah lalu mengingatkan bahwa virus ini tak akan pernah hilang.

"Saya pikir begini virus ini harus dipahami bahwa virus ini tidak akan hilang sama sekali, akan tetap ada," singgungnya.

Maka dari itu , ia mengingatkan soal ajaran dari Islam untuk selalu menjaga kebersihan.

"Artinya keberadaannya tidak akan hilang sama sekali, kenapa kemudian Islam mengajarkan kita kebersihan."

"Maka kita sering mendengar An-Nazhofatu minal Iman, kebersihan itu sebagian dari iman," jelas Gus Miftah.

New Normal Bakal Diterapkan, Pakar Gamblang Sebut Tak Ada Satupun yang Siap: Kita Bermain Risiko

Lihat videonya mulai menit awal:

Apakah Corona Azab dari Tuhan?

Pada kesempatan yang sama,  presenter Najwa Shihab sempat bertanya pada Pendakwah Gus Miftah soal pandemi Covid-19 dari sudut pandang agama.

Najwa Shihab bertanya apakah Covid-19 merupakan bagian azab dari yang Maha Kuasa.

Atau justru merupakan cobaan bagi umat manusia untuk terus berbaik sangka pada Tuhan.

• Surabaya Disebut Jadi Zona Hitam Corona, Khofifah Bantah Merah Pekat: Tidak Pernah Ada dalam Peta

"Gus dalam pandangan agama, ada banyak kemudian orang yang melihat wah virus ini azab, virus ini hukuman, virus ini karena Allah murka kepada kita."

"Apakah pandangan-pandangan itu tepat atau malah sebaliknya kita harus selalu berbaik sangka kepada Tuhan Gus?" tanya Najwa.

Lalu, Gus Miftah menjawab bahwa Covid-19 merupakan azab itu kurang tepat.

Satu di antara alasannya adalah Tanah Suci Mekah justru menjadi kota dengan penyebaran Virus Corona paling banyak di Saudi Arabia.

"Saya pikir pandangan itu kurang tepat, karena yang menerima musibah ini tidak hanya orang yang tidak beriman."

"Bahkan orang beriman sekalipun, bahkan catatan saya di Saudi Arabia itu yang paling banyak terpapar virus itu justru Kota Mekkah," ujar Gus Miftah.

Sehingga jika memang Covid-19 bagian dari azab maka seharusnya Kota Mekkah terbebas dari virus tersebut.

Presiden Jokowi bersama Menteri PUPR Basuki Hadi dan Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar saat meninjau Masjid Istiqlal, Selasa (2/6/2020). (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda)

• Semakin Parah, Kota Surabaya Berubah Jadi Zona Hitam Corona, 127 Anak dan Balita Positif Covid-19

"Kota Mekkah, artinya kalau kemudian ini dijadikan tolak ukur 'Oh ini adzab bagi orang-orang yang tidak beriman' seharusnya Mekkah terhindar dong dari virus ini," ungkapnya.

Menurut dia, situasi sekarang seperti tragedi kapal Nabi Nuh yang mengangkut sejumlah orang dari bencana.

Hanya orang yang siap yang bisa melewati masalah ini.

"Situasi saat pandemi dengan korban berjatuhan sampai hari ini semakin banyak."

"Saya mengibaratkan seperti ini Mbak Nana, seperti saat Nabi Nuh harus memilih penumpang kapalnya, yang kapasitas kapalnya sangat terbatas."

"Artinya apa orang-orang yang selamat yang diajak oleh Nabi Nuh untuk naik ke perahu itu adalah orang-orang yang siap," ceritanya.

Sehingga, Gus Miftah meminta agar umat Islam bisa menjaga jasmani hingga spiritualitas di tengah pandemi Covid-19.

"Siap secara jasmani, siap secara rohani, siap secara spiritualitas."

"Maka di sini kemudian kita harus sama-sama tingkatkan kualitas diri, baik jasmani, rohani, spiritualitas."

"Sehingga kita layak dapat tempat terpilih di bahtera Nuh Alaihi Salam," kata dia.

• Tinjau Kesiapan New Normal Masjid Istiqlal, Jokowi: Direncanakan akan Dibuka Nanti pada Bulan Juli

Lalu, ia menyinggung bahwa imbauan pemerintah soal tak beribadah di masjid itu sebenarnya peringatan keras bagi umat manusia.

"Sangat tepat sekali, begitu pemerintah mengatakan sudah kita kerja di rumah, ibadah di rumah ini sebenarnya pukulan telak bagi kita."

"Karena selama ini kita terlalu sering melupakan masjid, terlalu sering meninggalkan majelis taklim," katanya.

Peringatan dari Allah bagi umat manusia khususnya umat Muslim yang sering mengabaikan masjid.

"Maka ketika ada imbauan seperti ini alah sekarang saja banyak yang teriak-teriak 'Wah kita enggak boleh beribadah di masjid', alah lu aja enggak ada himbauan enggak pernah ke masjid, apalagi ada imbauan."

"Maka ini sebenarnya pukulan telak dari Allah, lu selama ini ninggalin masjid," seru Gus Miftah. (TribunWow.com/Mariah Gipty)