Virus Corona

Walkot Bogor Bima Arya Luruskan New Normal agar Tak Salah Kaprah: Jadi Seperti Sistem Buka Tutup

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wali Kota Bogor, Bima Arya meluruskan maksud pemerintah menerapkan tatanan baru atau New Normal dalam Apa Kabar Indonesia, Jumat (29/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Bogor, Bima Arya meluruskan maksud pemerintah menerapkan tatanan baru atau New Normal.

Hal itu diungkapkan Bima Arya saat menjadi narasumber di acara Apa Kabar Indonesia tvOne pada Senin (1/6/2020).

Bima Arya menjelaskan bahwa New Normal itu bukan berarti semua sektor akan dibuka secara bersama-sama sekaligus.

Suasana Pasar Anyar Kota Bogor di tengah aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar karena pandemi Covid-19, Sabtu (16/5/2020). Pasar Anyar Kota Bogor ramai pengunjung. ((KOMPAS.COM/KRISTIANTO PURNOMO))

 

Rocky Gerung Blak-blakan Sebut New Normal Jadi Bahan Ledekan: Bukan Dramatis, tapi Didramatisir

Bima menjelaskan pihaknya belum membuka pusat perbelanjaan.

"Jadi begini yang harus diluruskan adalah pemahaman kita tentang New Normal. Satu, itu tidak sekaligus dan itu bertahap."

"Kita sudah mulai membuka rumah ibadah, kemudian toko, mal belum tentu waktunya," jelas Bima.

Ia menuturkan pembukaan sekolah juga kemungkinan baru akan dilakukan pada akhir tahun.

"Kemudian mungkin yang paling ujung akhir tahun adalah sekolah kira-kira begitu gambarannya," lanjutnya.

Ia mengatakan pemikiran masyarakat soal New Normal masih banyak yang salah.

"Karena banyak warga yang menganggap bahwa New Normal itu dibuka bersamaan itu tidak, yang pertama," ujar dia.

Kasus Corona Jatim Capai 4.922, Pakar Epidemiologi Sebut Bukan Kondisi Nyata: Jauh Lebih Banyak

Lalu, penerapan New Normal juga dilakukan dengan evaluasi-evaluasi.

Evaluasi itu, jelasnya, dilakukan berdasarkan data yang ada.

"Yang kedua adalah prinsipinya evaluasi jadi semua tergantung perkembangan data."

"Data terus membaik kita terus maju, tapi datanya kita akan koreksi, mungkin kita juga akan mundur begitu."

"Jadi seperti sistem buka tutup, jadi bukan berarti kita berlakukan satu sistem baru itu akan terus maju, itu belum tentu," jelas Bima.

Halaman
123