TRIBUNWOW.COM - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini optimis bisa menangani pandemi Virus Corona di Surabaya dalam waktu kurang dari 1 bulan, Senin (1/6/2020).
Namun untuk melakukan hal tersebut, Risma perlu adanya dukungan dari peralatan serta fasilitas yang memadai.
Selain itu, percepatan tersebut bisa dilakukan bila seluruh pihak dengan tertib melaksanakan protokol yang telah disusun oleh pemerintah kota.
• Sempat Buat Risma Mengamuk, Dua Mobil Uji PCR Bantuan BNPB Akhirnya Dikembalikan ke Surabaya
Dilansir KompasTV, Senin (1/6/2020), Risma positif pihaknya bisa menyelesaikan masalah penyebaran virus di Surabaya dalam waktu yang singkat.
Namun ia menekankan perlunya kecepatan penanganan serta ketersediaan sarana prasarana agar tidak menghambat kinerja pemkot.
"Jadi begini, sepanjang yang pertama ini penanganannya cepat, saya yakin tidak lebih dari satu bulan kita bisa selesaikan itu," ungkap Risma.
"Tapi sekali lagi harus cepat. Peralatan kami harus memadai, kemudian sarana prasarana kami harus memadai," lanjutnya.
Risma juga menyebutkan perlunya kedisiplinan berbagai pihak untuk menjalankan aturan yang telah ditetapkan pemkot sehingga potensi penularan bisa diminimalisir.
"Yang kedua adalah protokol, kami memberikan protokol misalnya perpindahan penduduk, ada tamu yang datang," ujar Risma.
"Kemudian ada protokol di kawasan perdagangan, protokol di kawasan perindustrian, itu diikuti, kita bersama-sama bisa menyelesaikan masalah itu secepatnya," lanjutnya.
Risma menjelaskan, pihaknya ingin menangani masalah pandemi tersebut secara cepat untuk mengejar waktu inkubasi Virus Corona.
Diketahui, masa inkubasi virus tersebut sekitar 14 hari, sehingga orang yang telah terinfeksi baru diketahui setelah muncul gejala-gejala terntentu.
Sebelum masa inkubasi tersebut habis, maka seseorang yang sudah terjangkit bisa jadi tidak akan menyadari bahwa dirinya telah terpapar sehingga bisa menularkan pada orang lain secara lebih luas.
"Karena waktunya itu 14 hari dia (masa inkubasi Virus Corona). Jadi penyakit ini 14 hari, artinya kalau saya kerjakan sekarang,semua tanggal 1, maka 14 hari akan bisa kita pantau bagaimana progress mereka," terang Risma.
"Kenapa saya butuh cepat, karena supaya 14 hariya lebih pendek. Maksudnya bisa segera diatasi, kalau saya delay dua hari, taruhlah tanggal tiga, berati tanggal 17. Jadi itu yang saya kejar supaya semua bisa maju," lanjutnya menjelaskan.
Risma mengaku proses uji tes secara massal serta tahapan-tahapan penaggulangan virus yang dilakukan tersebut melelahkan seluruh pihak.
Meski merasa lelah, namun Risma menekankan bahwa hal tersebut perlu dilakukan agar masyarakat dapat kembali berktivitas.
"Memang capek, saya pun juga capek, semua petugas puskesmas capek," ungkap Risma.
"Tapi ini untuk mengejar waktu tadi supaya tadi kan diminta supaya bisa perekonomian jalan, perindustrian, perdagangan, maka memang kita butuh cepat untuk itu," tuturnya.
• Wali Kota Risma Beri Sambutan di Perayaan Ulang Tahun Surabaya, Ungkap Pesan dan Harapan untuk Warga
Kondisi Penyebaran Covid-19 di Surabaya
Pada awal tayangan, Risma sempat menyinggung mengenai kondisi penyebaran Covid-19 di Kota Surabaya yang sering diberitakan memiliki tingkat kasus yang tinggi.
Bahkan, ada kekhawatiran yang menyebutkan bahwa Surabaya bisa menjadi episentrum penyebaran Covid-19 seperti Kota Wuhan, China.
Namun menurut data yang dimilikinya, Risma mengungkapkan bahwa sebenarnya, kondisi pandemi di Surabaya masih dalam taraf yang bisa dikontrol.
Akan tetapi, demi mengejar target agar penularan tidak terus berlanjut, pemerintah kota terus berpacu untuk menangani pandemi di Surabaya secara cepat.
"Kalau saya melihat data sebetulnya masih terkendali, cuma karena ada target-target yang ingin kita capai supaya kehidupan perekonomian kita normal, maka memang saya butuh treatment yang sangat cepat, untuk menyelesaikan permasalah ini," tuturnya.
Jajaran Gugus Tugas dan Pemerintah Kota Surbaya telah berhasil memetakan data dan pola penyebaran virus di wilayahnya.
Oleh karenanya, saat ini pemkot tinggal melakukan eksekusi untuk menanggulangi virus tersebut secara tepat dan cepat.
Sehingga, pasien penderita Covid-19 di Surabaya dapat segera ditangani, sedangkan tingkat penyebaran virus bisa terus ditekan secara signifikan.
"Jadi karena kami punya data, siapa pasien itu dan kemudian bagaimana pola penyebarannya kami sudah tahu," kata Risma.
"Jadi kenapa kemudian saya percaya dengan ketepatan dan kecepatan, maka kita bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin," lanjutnya.
Risma beralasan pihaknya ingin menyelesaikan masalah Covid-19 di Surabaya dengan cepat agar masyarakat dapat segera kembali menjalankan aktivitas ekonominya.
"Karena kalau kita ngomong kita akan menyelesaikan masalah itu, kalau lama itu nggak ada gunanya karena kemudian perekonomian tidak bisa bergerak," terang Risma.
Ia kemudian mengungkapkan bahwa masih ada sebagian warganya yang belum mengerti mengenai Covid-19.
Oleh karena itu, Risma beserta jajarannya terus menggalakkan sosialisasi untul memberi pemahaman pada warga.
Sehingga, bila warga sudah mengetahui cara pencegahan dan penanggulangan virus, secara tidak langsung akan mengurangi tingkat penularan diantara warga.
"Memang ada yang mungkin mereka tidak tahu bagaimana penyebarannya, karena itu kita terus melakukan sosialisasi," ungkap Risma.
Risma bahkan mengaku sudah turun langsung sejak subuh ke pasar-pasar di Surabaya untu memberikan sosialisasi pada warga terkait pandemi dan protokol kesehatan.
"Memang terus-menerus harus kita lakukan, karena kita tahu penduduk Surabaya jumlahnya cukup besar kemudian banyak pula urban, pendatang yang datang ke Surabaya. Juga dengan berbagai macam tingkatan pendidikan," imbuh Risma.
"Tapi saya terus terang percaya dengan warga Surabaya," tandasnya.
Lihat tayangan selengkapnya dari menit ke-13:50:
(TribunWow.com)