Virus Corona

Sebut Jakarta Mulai Dilanda Krisis Ekonomi akibat Pandemi, Kadin DKI: Keseluruhan Turun 60 Persen

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Sektor Usaha. Sejumlah Warga memilih dan membeli barang kebutuhan untuk hari Raya Idul Fitri di Pasar Jatinegara, Jatinegara, Jakarta Timur, Selasa(22/5/2020). (Warta Kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNWOW.COM - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) DKI Jakarta Diana Dewi menyebutkan bahwa Jakarta mulai terkena krisis ekonomi.

Hal ini dikarenakan dampak tidak langsung dari pandemi Virus Corona yang memaksa masyarakat untuk mengurangi aktivitasnya.

Dengan adanya pembatasan tersebut, konsumsi masyarakat semakin menurun sehingga berimbas pada berkurangnya pendapatan pihak pengusaha.

Menurut data yang diperoleh Kadin, saat ini perekonomian di Jakarta telah menurun hingga 60 persen sehingga terancam mengalami krisis ekonomi.

Mal di Jakarta Disebut Buka Mulai 5 Juni, Gubrnur DKI Anies Baswedan: Itu Imajinasi

Dilansir Kompas.com, Minggu (31/5/2020), Diana menuturkan bahwa ada sejumlah sektor yang paling terdampak akibat adannya pandemi Covid-19.

"Beberapa sektor tersebut adalah tour & travel, properti, hotel, dan resto," kata Diana.

Menurut Diana, banyak tempat usaha terkait empat sektor tersebut yang terpaksa harus tutup karena mengikuti aturan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).

Selain itu, meskipun ada yang masih diperbolehkan buka, namun animo masyarakat yang menurut membuat mereka terpaksa menutup tempat usahanya karena tidak adanya pendapatan.

"Data yang ada pada kami, ribuan resto dan waralaba harus tutup selama pelaksanaan PSBB dan untuk Jakarta ada 100 hotel yang terpaksa harus berhenti beroperasi," tutur Diana.

"Saya pikir tidaklah berlebihan apabila kondisi krisis ekonomi mulai dirasakan di Jakarta. Keseluruhan, (perekonomian Jakarta) sudah turun 60 persen," imbunhya.

Terkait wacana New Normal yang tengah dirumuskan oleh pemerintah, Diana menyebutkan adanya kekhawatiran dari pihak pengusaha.

Mereka ragu untuk memulai usahanya kembali karena belum yakin daya beli masyarakat dapat kembali seperti sedia kala.

Bersiap New Normal, Sandiaga Uno: Ekonomi Sangat Memprihatinkan, Berbeda dengan Krisis Sebelumnya

Pasalnya, kondisi ekonomi yang tidak menentu menyebabkan menurunnya penghasilan yang berimbas pada meningkatnya pengangguran.

Oleh sebab itu para pengusaha khawatir akan merugi lebih jauh bila biaya operasional mereka nantinya lebih tinggi daripada pendapatan.

"Kalau usahanya dimulai, lalu pangsa pasarnya tidak ada, itu akan memengaruhi kapital yang semakin berkurang di mana biaya operasional tetap keluar, sedangkan income tidak balance," jelas Diana.

Halaman
12