Virus Corona

Kata Ketua Gugus Covid-19 Jatim soal Mobil PCR Tak ke Surabaya, Sebut Sudah Janjian dengan 2 Kota

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Petugas medis Dinas Kesehatan Kota Bogor melakukan swab test Covid-19 di Pasar Bogor, Selasa (12/5/2020). Joni Wahyuhadi menegaskan terjadi salah paham antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemkot Surabaya terkait kendaraan PCR.

TRIBUNWOW.COM - Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jawa Timur Joni Wahyuhadi menegaskan terjadi salah paham antara Pemprov Jawa Timur dengan Pemkot Surabaya terkait kendaraan PCR.

Hal ini dipicu adanya pesan yang tak tersampaikan dari Dinas Kesehatan Kota Surabaya ke Gugus Tugas Jawa Timur.

Dalam konferensi pers  di Gedung Grahadi, Jumat (29/5/2020) malam, Joni menyatakan dua unit mobil Laboratorium PCR bantuan dari BNPB itu sudah dioperasikan sejak hari pertama dan kedua mobil datang. 

Masih Mengkaji New Normal Sektor Pendidikan, Menko PMK Muhadjir: Salah Kelola Bisa Jadi Kluster Baru

Saat hari ketiga Pemkot tidak mengomunikasikan kebutuhan atau agenda permintan pemeriksaan dengan menggunakan mobil tersebut sehingga mobil tersebut sudah terlanjur dikirimkan ke daerah lain yaitu Tulungagung dan Lamongan yang juga memiliki antrean yang panjang.

“Hari pertama kita kirim mobil itu ke RSUA karena memang mobil PCR itu ditujukan untuk subsitusi RSUA yang ITD- nya mengalami masalah. Jadi memang kita korkomkan ke RSUA di hari pertama untuk melanjutkan PCR di sana,” jelas Joni dalam konferensi pers yang juga didampingi oleh Gubernur Khofifah Indar Parawansa.

Kemudian sorenya pada tanggal 27 Mei 2020 penggunaan mobil PCR digeser ke Asrama Haji, namun lantaran sudah sore hanya mampu mengerjakan sebanyak 10 sampel.

Pemeriksaan di Asrama Haji kembali dilanjutkan di keesokan harinya untuk mendiagnosa secara pasti orang-orang yang tengah diisolasi di Asrama Haji.

Hingga ada 100 sampel yang dikerjakan di titik tersebut.

Tertawa Ungkap Hasil Angket, KPAI: 80 Persen Orang Tua Menolak, 80 Persen Siswa Malah Minta Sekolah

“Di tanggal 28 Mei 2020 itu saat malamnya mobil kedua datang. Kami pun rundingan dan ternyata identifikasinya Sidoarjo juga membutuhkan dan sudah menunggu lama. Bahkan ada pasien yang sudah berhari-hari belum di- PCR maka kami kirimkan satu unit mobil dan seharian di sana,” kata Joni.

Saat dua unit mobil sudah standby di RS Darurat Covid-19, sore harinya Gugus Tugas Jatim kembali berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan Kota Surabaya terkait operasional mobil PCR.

Gugus Tugas menanyakan terkait kebutuhan penggunaan mobil tersebut, namun ternyata ada pesan yang tidak tersampaikan.

“Sorenya sebelumnya kita diskusi untuk memutuskan kemana mobil ini akan dioperasionalkan. Bu Feni menugaskan stafnya namanya Bu Deni, tapi tidak disampaikan kepada kami hari ini Kota Surabaya acara (pemeriksaannya) apa. Maka kami kirimkan mobilnya ke Tulungagung dan Lamongan. Di tengah jalan (hari ini) pagi-pagi beliau telepon minta saya agar dua-duanya mobil tersebut di Surabaya saja, padahal ini sudah jalan,” kata Joni.

Adanya pesan yang tak tersampaikan itulah yang akhirnya membuat salah paham dan viral terkait kisruh penggunaan mobil lab PCR antara Pemprov Jatim dan Pemkot Surabaya.

Padahal seharusnya jika missed komunikasi tersebut bisa diluruskan dengan baik dan benar, kejadian kisruh tersebut tidak perlu terjadi.

“Padahal di Lamongan dan Tulungagung sudah siap.  Dan saya sudah bilang, Surabaya besok saja bu, karena sudah janjian dengan Lamongan dan Tulungagung. Saya ngomongnya ya datar-datar gini, besok saja Surabaya,” urainya.

Halaman
12