Cerita Selebriti

Belum Berani Terapkan New Normal di Provinsi Sumut, Edy Rahmayadi: Masih Persoalan Terus Sama Corona

Penulis: Khistian Tauqid Ramadhaniswara
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi

"Itu adalah hal sesuatu yang harus kita tahu," tambahnya.

Dokter Tirta Mandira Hudhi dalam acara konferensi pers di kantor Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5/2020). Dokter Tirta menjelaskan maksud dari istilah new normal. (YouTube BNPB Indonesia)

Dokter Tirta lalu membandingkan Covid-19 dengan sejumlah penyakit yang hingga kini masih ditemukan, mulai dari TBC hingga HIV.

"Banyak netizen yang bertanya kapan Covid hilang? Covid itu tidak bisa hilang layaknya TBC, layaknya DBD, malaria, AIDS, HIV, hepatitis, dan lain sebagainya," paparnya.

Setelah memaparkan sejumlah penyakit tersebut, dr Tirta kembali menekankan bahwa Covid-19 hanya bisa ditekan hingga tingkat penularannya mencapai titik minimal.

"Dia hanya bisa dikontrol sampai titik minimal," ujar dr Tirta.

Merujuk dari hal tersebut, dr Tirta mengatakan bahwa new normal diperlukan untuk meminimalisir penularan Covid-19.

"Untuk memutus rantai infeksi ini karena ini sesuatu yang baru, maka kita dibutuhkan adaptasi yang baru berupa new normal," kata dia.

"New normal ini yang penting, satu menerapkan segala protokol kesehatan yang sudah diajarkan oleh gugus percepatan dari bulan Maret."

Dokter sekaligus influencer muda itu lalu menjelaskan contoh sederhana new normal mulai dari penggunaan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak atau physical distancing.

Ia mengatakan hal-hal tersebut harus terus dilakukan sembari menunggu kebijakan selanjutnya dari pemerintah.

"Sambil kita menunggu kebijakan yang sesuai dengan pemerintah," tegas dr Tirta. (TribunWow.com/Khistian TR/Anung)