Virus Corona

Tanggapi Positif Ekonomi Dibuka saat New Normal, Sandiaga Uno: Akan Disambut Baik oleh Sektor Usaha

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno dalam kanal YouTube Official iNews, Rabu (26/5/2020). Dirinya memberikan tanggapan positif terkait rencana pemerintah untuk memberlakukan New Normal.

TRIBUNWOW.COM - Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno memberikan tanggapan positif terkait rencana pemerintah untuk memberlakukan New Normal.

Dilansir TribunWow.com, Sandiaga Uno berharap New Normal menjadi keputusan terbaik untuk menyikapi penyebaran Virus Corona, termasuk untuk sektor ekonomi.

Selain itu, Sandiaga Uno juga menyerahkan keputusan kapan waktu untuk dilakukan New Normal kepada Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 yang tentunya memang lebih paham.

Politikus Partai Gerindra, Sandiaga Uno sempat ditanya apakah Indonesia sudah siap menerapkan New Normal. Hal itu diketahui saat Sandiaga Uno diwawancara oleh iNews pada Selasa (26/5/2020). (Channel YouTube Official INews)

Tanggapi New Normal di Tengah Corona, Ekonom INDEF: Kenapa yang Dicek Pertama Pusat Perbelanjaan

Sandiaga percaya pemerintah tidak asal-asalan dalam mengambil keputusan New Normal tersebut.

Melainkan tentunya sudah mempunyai pertimbangan secara matang dengan melihat kondisi di lapangan.

Hal ini disampaikan Sandiaga dalam tayangan Youtube Official iNews, Selasa (26/5/2020).

"Kita berharap keputusan yang akan diambil oleh pemerintah berdasarkan data-data terakhir oleh tim medis data-data sains yang akhirnya memberikan satu keyakinan bahwa kita sudah bisa mulai membuka perekonomian," ujar Sandiaga.

Menurut Sandiaga, dibukanya kembali ekonomi meski tetap ada pembatasan menjadi kabar baik bagi pelaku usaha.

Terutama mereka para UMKM yang sudah tiga bulan tidak mempunyai pemasukan.

"Kita tentu akan disambut baik oleh sektor usaha," kata Sandiaga.

"Tentunya perlu langkah-langkah persiapan juga nanti kita bisa bahas bagaimana langkah-langkah persiapan itu agar ekonomi kita bisa pulih kembali," kata dia.

Lebih lanjut, Sandiaga menyadari hal ini yang ditunggu oleh masyarakat, khususnya di dunia usaha.

Mereka bisa perlahan kembali melakukan aktivitas ekonominya.

Ekonom INDEF Sebut New Normal sebagai Kebijakan Prematur, Singgung Vietnam dan Penerapan PSBB

"Ini merupakan suatu angin segar yang sudah lama ditunggu oleh teman-teman kita di dunia usaha, dunia ekonomi oleh masyarakat secara menyeluruh."

"Karena kalau lihat bahwa ekonomi telah dua bulan lebih PSBB bukan hanya mata pencaharian yang hilang tapi juga biaya hidup yang membebani," ujarnya.

Namun, Wakil Ketua Partai Gerindra ini berharap pemerintah menerapkan New Normal pada waktu yang benar-benar tepat.

Sehingga tidak ada risiko tinggi yang bisa ditimbulkan.

Karena seperti yang diketahui, selama belum ditemukannya vaksin maka Virus Corona belum bisa diatasi sepenuhnya.

Maka dari itu yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah meminimalisir terjadinya penyebaran, yaitu dengan tetap melakukan pengawasan yang ketat.

"Oleh karena itu kita sangat menyambut ya jika data-data sains data-data kesehatan akhirnya memberikan sinyal kita bisa mulai merelaksasi PSBB ini tentunya dengan prosedur kesehatan yang ketat," katanya.

"Pertama lakukan krisis kesehatan ini kita bisa atasi, kedua bagaimana krisis ekonomi kita juga pulihkan dengan langkah-langkah yang tidak berisiko untuk gelombang kedua atau gelombang selanjutnya" pungkasnya.

Soal Penerapan New Normal, Pakar Epidemiologi UI: Bukan Terlalu Cepat, tapi Harus Punya Rencana

Simak videonya mulai menit ke- 5.45

Fadjroel Rachman: Kehidupan Memang adalah Pertaruhan

Juru Bicara Presiden Joko Widodo (Jokowi), Fadjroel Rachman memberikan tanggapan terkait kehidupan normal baru atau New Normal yang disebut mempunyai risiko tinggi.

Tidak hanya berisiko, banyak pihak yang menyebut bahwa New Normal juga menjadi pertaruhan tersendiri.

Dilansir TribunWow.com, Fadjroel Rachman mengatakan bahwa memang pemerintah, tidak hanya Indonesia melainkan juga semua negara yang bermasalah dengan Covid-19 sedang dihadapkan dengan situasi yang tidak mudah.

Meski begitu, pemerintah harus bisa mengambil keputusan yang terbaik dengan mempertimbangkan banyak aspek.

Menurutnya, New Normal harus dilakukan dalam upaya menyeimbangkan risiko kesehatan dan sosial.

Selain itu di satu sisi juga masih belum ada kepastian soal vaksin Covid-19.

Dirinya lantas menyebut bahwa hidup harus tetap berjalan dan kehidupan memang sebuah pertaruhan.

Namun tetap saja, pemerintah akan tetap memberikan protokol kesehatan yang ketat saat New Normal.

Hal ini disampaikan Fadjroel dalam acara Satu Meja The Forum yang tayang di kanal Youtube KompasTV, Rabu (27/5/2020).

• Ungkit Kegagapan Atasi Corona, Pakar Wanti-wanti soal New Normal: Kalau Belum Siap Ya Jangan

"Ini kan yang kita sebut sebagai upaya menyeimbangkan antara risiko medis dengan kehidupan sosial," ujar Fadjroel.

"Karena kan ukurannya jelas banget dalam suasana ketidakpastian mengenai belum juga ditemukannya vaksin Covid-19 ini hidup kan harus terus berjalan," jelasnya.

"Kehidupan memang adalah pertaruhan," kata Fadjroel.

Fadjroel mengatakan bahwa Kondisi yang terjadi saat ini bukan hanya masalah kesehatan saja, termasuk ekonomi dan sosial.

Maka dari itu, keputusan terbaik yang bisa dilakukan saat ini tentunya sembari menunggu ditemukannya vaksin adalah berdampingan dengan Covid-19 yang disebut sebagai kenormalan baru.

"Tetapi upaya mencari keseimbangan di dalam kondisi di dalam tahapan karena kita hidup masih bersama Covid-19 ini makanya diupayakan untuk masuk ke dalam apa yang kita sebut kenormalan baru," ungkapnya.

"Yaitu tahap di mana kita hidup berdampingan dengan Covid-19 hingga titik di mana nanti vaksin Covid-19 itu ditemukan," imbuhnya.

Sementara itu menanggapi kebijakan melakukan New Normal dianggap sebagai keputusan politik, Fadjroel menegaskan tidak seperti itu.

Ia menjelaskan bahwa setiap daerah yang akan menerapkan New Normal karena memang sudah memenuhi beberapa indikator yang diberikan.

• Bahas Wacana Pembukaan Sektor Pariwisata New Normal, Jokowi: Risikonya Besar, Harus Dikalkulasi

Seperti jumlah dan penambahan kasus Corona mengalami penurunan hingga kesiapan dari pelayanan kesehatan.

Dan itu pun juga dilakukan secara bertahap.

"Lebih pada keputusan sebenarnya karena keadaan tiga hal tadi," terangnya.

"Jadi saya tidak ingin mencukupnya dalam ini sebagai keputusan politik," tegasnya.

"Bahwa ini adalah kebijakan ya, tetapi kebijakan berbasiskan kepada ilmu pengetahuan dengan mendasarkan kepada paling setidaknya pada tiga hal tadi."

"Teman-teman dari epidemiologi mengatakan bahwa sudah terjadi sudah menurun dan terkendali."

"Yang kedua angka surveilensnya sudah dipenuhi kriterianya kemudian kesiapan pelayanan kesehatannya juga bisa dikendalikan," pungkasnya.

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)