Maka dari itu, Bhima meminta pemerintah benar-benar mempunyai pemikiran dan gambaran yang matang dan jelas.
Menurutnya, yang dibutuhkan masyarakat pelaku ekonomi saat ini bukanlah hanya sekadar imbauan untuk tetap menjaga protokol kesehatan semata.
"Jadi harus ada parameter dan harus ada prasyarat," ungkapnya.
"Jadi bukan hanya imbauan harus ini harus itu, tetapi juga pemerintah memberikan subsidi untuk mengarah kepada perbaikan ekonomi rakyat," imbuhnya.
Lebih lanjut, Bhima menyoroti sikap yang dilakukan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) ketika melakukan kunjungan di sebuah pusat perbelanjaan di Bekasi.
• Menggebu-gebu Bahas New Normal, Pakar Epidemiologi: Kita Bisa Saja Masuk ke Jurang Abnormal
Ia mempertanyakan maksud yang dilakukan Jokowi tersebut.
Hal itu bahkan sempat membuat banyak pihak yang menyebut bahwa Jokowi akan segera membuka mall-mall.
Sedangkan masalah utama yang sebenarnya akan dihadapi saat pandemi dan New Normal nanti adalah di bidang pangan.
"Kemudian di era New Normal yang paling menjadi bahaya adalah sekarang kan kita menghadapi krisis pangan, tetapi mengapa yang dicek pertama kali pusat perbelanjaan," kata Bhima.
"Ini kan menimbulkan tawa," pungkasnya.
Simak videonya: 10.25
Sebut New Normal sebagai Kebijakan Prematur
Ekonom INDEF, Bhima Yudhistira memberikan sorotan negatif terhadap kebijakan pemerintah soal New Normal.
Dilansir TribunWow.com, Bhima Yusdhistira secara terang-terangan menyebut bahwa New Normal sebagai bentuk kebijakan yang prematur.
Pemerintah dinilai masih terlalu dini atau terburu-buru dalam mengambil langkah New Normal untuk menyikapi penyebaran Virus Corona.