Virus Corona

Pengunjung Pasar Membludak, Pakar Epidemiologi Ungkap Rasa Dikekang: Seperti Nggak Pernah ke Mal

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana Pasar Anyar Kota Bogor di tengah aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar karena pandemi Covid-19, Sabtu (16/5/2020). Pasar Anyar Kota Bogor ramai pengunjung.

TRIBUNWOW.COM - Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI) Pandu Riono mengomentari masyarakat yang memadati pusat perbelanjaan di tengah Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan dalam tayangan Kabar Petang di TvOne, Kamis (21/5/2020).

Riono menyebutkan pertumbuhan kasus positif di sejumlah daerah memang sudah tampak menurun karena penerapan PSBB, tetapi kondisinya masih perlu diwaspadai.

Pakar Epidemiologi Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Kamis (21/5/2020). Pandu Riono mengungkapkan kegeramannya melihat banyaknya kerumunan warga menjelang lebaran. (YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne)

 

Geram Warga Langgar PSBB, Pakar Epidemiologi Tagih Sanksi Tegas Pemerintah: Jangan Cuma Bicara

Seperti diketahui, sejumlah daerah masih menerapkan PSBB untuk menekan penyebaran Virus Corona (Covid-19).

Namun pusat perbelanjaan kembali dipadati pengunjung menjelang hari Idul Fitri.

Ia menyoroti bagaimana PSBB yang sudah berlangsung sejak lama membuat masyarakat mulai ingin kembali beraktivitas seperti normal.

Menurut Riono, masyarakat memang memiliki tradisi untuk berbelanja menjelang hari raya.

"Ini juga menjelang hari Id, jadi masyarakat cenderung untuk belanja," kata Pandu Riono, melalui sambungan video call.

Ia menyebutkan petugas PSBB sendiri juga tidak mempersiapkan kemungkinan masyarakat akan membludak di pusat-pusat perbelanjaan.

"Jadi kita harus mengantisipasi. Ini bukan hanya kelengahan masyarakat, tapi kelengahan petugas juga," jelasnya.

Selama ini dalam penerapan PSBB, masyarakat masih diizinkan keluar rumah untuk keperluan penting seperti belanja kebutuhan pokok atau ke fasilitas kesehatan.

Riono menegaskan pasar dan pusat perbelanjaan lainnya harus diregulasi meskipun ada kelonggaran semacam itu.

"Regulasinya dianjurkan untuk di rumah, mereka diperbolehkan keluar untuk belanja," jelas dia.

"Nah, pasar harus diatur. Tidak bisa pasar itu tidak diatur dan dibiarkan begitu saja," tegas Riono.

Warga Bogor Kembali Padati Pasar, Bima Arya Ungkap Kegeramannya di Mata Najwa: Kesel Iya, Geram Iya

Membludaknya pengunjung mal, toko pakaian, dan pasar menjelang hari raya disebut Riono sebagai euforia.

Halaman
123