TRIBUNWOW.COM - Tokoh Bahar bin Smith dianggap telah melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dan diduga melakukan ceramah provokatif.
Akibatnya program asimilasi Bahar bin Smith dicabut dan mau tak mau harus kembali mendekam kembali di penjara.
Menanggapi hal itu, pengacara Bahar bin Smith, Aziz Yanuar menilai bahwa ceramah provokatif itu bersifat subjektif.
• Blak-blakan, Pengacara Nilai Ceramah Bahar Bin Smith Subjektif: Pemerintah Baper Berlebihan
Dilansir TribunWow.com dari Kompas TV pada Kamis (20/5/2020), Aziz Yanuar juga sempat menantang agar mau mendengar ceramah Bahar bin Smith.
Aziz menilai pemerintah sensitif pada ceramah Bahar.
"Jadi mereka ini menginterpretasikan begitu lo, sensitifnya berlebihan," sambungnya.
Lebih lanjut Aziz menambahkan, kritik bukan berarti membenci.
Menurutnya, kritik adalah bentuk kepedulian terhadap pemerintah.
"Yang kedua, saya sedikit keluar dari sisi hukum bahwa kalaupun memang betul yang dimaksud adalah Pemerintah Republik Indonesia perlu dicermati seksama."
"Isinya adalah mengkritik, mengkritik itu sangat berlawanan dengan membenci dan menyebar permusuhan. Justru orang-orang seperti Habib Bahar menyuarakan kritik ini adalah peduli terhadap pemerintah," ucap dia.
• Arsul Sani Jelaskan Alasan Bahar Bin Smith Dipenjara Lagi, Sebut Memang Beda dengan Warga Biasa
Lalu, Aziz menantang agar ceramah Bahar itu didengarkan lagi.
Dalam ceramah itu, Aziz menilai bahwa Bahar berusaha membela rakyat kecil.
"Bisa didengarkan ulang lagi bahwa yang dimaksud adalah Beliau mengatakan bahwa pemerintah dan pejabat itu tidak berkorban untuk rakyat."
"Melainkan rakyat yang berkorban untuk mereka dan partai dan semacam-macamnya yang seperti dijelaskan," ungkapnya.
Selain itu, ceramah Bahar disebut juga menyoroti sejumlah permasalahan yang kini tengah terjadi.