Virus Corona

Ramai 'Indonesia Terserah' Imam Prasodjo Sebut Dokter Kecewa: Tak Mungkin Bicara 'Saya akan Mogok'

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sosiolog Imam Prasodjo menanggapi padatnya penumpang di Bandara Soekarno-Hatta di tengah kebijakan PSBB, Minggu (17/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo turut menanggapi viral tagar 'Indonesia Terserah'

Hal itu diungkapkan Imam Prasodjo melalui sambungan video call dengan Kompas TV pada Minggu (18/5/2020).

Menurut Imam Prasodjo ungkapan itu secara tidak langsung mengekspresikan kekecewaan para tenaga medis.

Sosiolog Universitas Indonesia (UI), Imam Prasodjo turut menanggapi viral tagar 'Indonesia Terserah' (Channel YouTube Kompas TV/Kompas.com)

Tanggapi Indonesia Terserah, Sosiolog Imam Prasodjo Ungkap 3 Faktor Blunder: Terbesar Kemenhub

Akibanya, kini tenaga medis memilih tak peduli dengan kelakuan masyarakat di luar sana.

"Itu sebuah ekspresi kekecewaan, ekspresi ketidakpercayaan juga."

"Jadi menjadi sikap ya akhirnya acuh tak acuh," ujar Imam.

Sehingga, semua pihak diminta hati-hati berkegiatan di luar rumah.

Jangan sampai membuat para tenaga medis bersikap acuh tak acuh.

"Jadi hati-hati terhadap situasi yang menciptakan hal seperti itu kepada tenaga medis," lanjutnya.

Imam mengatakan, tenaga medis tidak mungkin secara blak-blakan bilang ingin mogok karena juga tak ingin balik di-bully.

Soal Indonesia Terserah Pihak Istana Sindir Ramainya Penutupan McD Sarinah: Enggak Pantas Banget

Namun, seharusnya juga paham dengan psikologis para tenaga medis yang sering diabaikan.

"Tentu tenaga medis tidak akan mungkin secara terbuka bicara tentang 'saya akan mogok', karena dia tahu persis pernah terjadi yang salah kata ya atau salah pemberitaan."

"Akhirnya malah berbalik di-bully nah tapi ini kita harus faham psikologisnya para tenaga medis yang sudah berjuang mati-matian terus tidak direspon dengan proporsional di luar," jelas Imam.

Selain para tenaga medis, masyarakat harusnya juga tidak lupa kepada polisi yang selama ini tak istirahat menjaga sejumlah titik saat PSBB.

"Nah juga saya membayangkan yang sama tenaga kepolisian siang malam juga mengalami hal yang sama."

Halaman
123