Indonesia Terserah

Imam Prasodjo Ibaratkan 'Indonesia Terserah' Layaknya Orangtua Kecewa Anaknya Terus Ngeyel: Karepmu

Penulis: anung aulia malik
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Di media sosial Twitter beredar gambar penumpukan penumpang di Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Kamis (14/5/2020). Peristiwa penumpukan penumpang diduga menjadi pemicu munculnya tagar 'Indonesia Terserah'.

TRIBUNWOW.COM - Tagar 'Indonesia Terserah' belakangan ini menjadi sorotan publik.

Diketahui topik atau tagar tersebut bermula di kalangan tenaga medis yang merasa kecewa terhadap sikap masyarakat atas pandemi Virus Corona (Covid-19).

Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo mengibaratkan tagar tersebut layaknya hubungan orangtua dan anak.

Sosiolog Imam Prasodjo, Minggu (17/5/2020). (Capture Youtube KompasTV)

Ungkap 3 Target Kekecewaan di Balik Indonesia Terserah, Imam Prasodjo: Pertama Tentu Pemerintah

Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara SAPA INDONESIA MALAM, Minggu (17/5/2020).

Imam mengaitkan tagar 'Indonesia Terserah' dengan kultur masyarakat Indonesia.

"Ini adalah sebuah ekspresi," kata dia.

"Sebetulnya ini banyak sekali kultur kita itu begitu."

Sosiolog kelahiran Purwokerto itu mengatakan tagar terserah tersebut lahir dari puncak kekecewaan para tenaga medis, terhadap sikap masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.

Imam mengibaratkan orangtua yang kecewa anaknya terus membandel meskipun telah diberitahu berulang kali.

"Kalau kita ini orangtua yang mendidik anaknya, dan dia sudah berusaha keras untuk memberi tahukan tentang situasi yang baik atau yang buruk supaya jangan melanggar, tapi tetap juga dia lakukan," paparnya.

"Akhirnya Yo Wis (yasudah), terserah, karepmu (terserah kamu), kira-kira begitu," sambung Imam.

Imam mengatakan akhir dari kekecewaan tersebut adalah rasa tidak peduli.

"Jadi itu ekspresi sebuah kekecewaan, ekspresi ketidakpercayaan juga," ujar dia.

"Jadi menjadi sikap akhirnya acuh tak acuh," tambahnya.

Sosiolog kelahiran tahun 1960 itu mengatakan para tenaga medis menggunakan tagar 'Indonesia Terserah' karena mereka tidak mungkin secara terbuka bicara ingin mogok.

Halaman
123