TRIBUNWOW.COM - Tagar 'Indonesia Terserah' belakangan ini menjadi sorotan publik.
Diketahui topik atau tagar tersebut bermula di kalangan tenaga medis yang merasa kecewa terhadap sikap masyarakat atas pandemi Virus Corona (Covid-19).
Sosiolog Universitas Indonesia Imam Prasodjo mengibaratkan tagar tersebut layaknya hubungan orangtua dan anak.
• Ungkap 3 Target Kekecewaan di Balik Indonesia Terserah, Imam Prasodjo: Pertama Tentu Pemerintah
Pernyataan tersebut ia sampaikan saat menghadiri acara SAPA INDONESIA MALAM, Minggu (17/5/2020).
Imam mengaitkan tagar 'Indonesia Terserah' dengan kultur masyarakat Indonesia.
"Ini adalah sebuah ekspresi," kata dia.
"Sebetulnya ini banyak sekali kultur kita itu begitu."
Sosiolog kelahiran Purwokerto itu mengatakan tagar terserah tersebut lahir dari puncak kekecewaan para tenaga medis, terhadap sikap masyarakat dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Imam mengibaratkan orangtua yang kecewa anaknya terus membandel meskipun telah diberitahu berulang kali.
"Kalau kita ini orangtua yang mendidik anaknya, dan dia sudah berusaha keras untuk memberi tahukan tentang situasi yang baik atau yang buruk supaya jangan melanggar, tapi tetap juga dia lakukan," paparnya.
"Akhirnya Yo Wis (yasudah), terserah, karepmu (terserah kamu), kira-kira begitu," sambung Imam.
Imam mengatakan akhir dari kekecewaan tersebut adalah rasa tidak peduli.
"Jadi itu ekspresi sebuah kekecewaan, ekspresi ketidakpercayaan juga," ujar dia.
"Jadi menjadi sikap akhirnya acuh tak acuh," tambahnya.
Sosiolog kelahiran tahun 1960 itu mengatakan para tenaga medis menggunakan tagar 'Indonesia Terserah' karena mereka tidak mungkin secara terbuka bicara ingin mogok.