"Akhirnya tidak ada physical distancing yang ketat," ungkapnya.
"Mungkin masyarakat tidak ada pilihan, dia harus pulang karena di kota dia sudah tidak punya ongkos."
Lebih lanjut, Imam menyinggung padatnya penumpang di Bandara Soekarno-Hatta.
Ia meyakini tak semua penumpang itu memiliki alasan yang mendesak hingga akhirnya memutuskan pulang.
"Tapi kemarin dengan peristiwa yang ada di Soekarno-Hatta orang berjubel seperti itu, apa iya itu orang-orang yang karena tugas?"
"Apa iya karena orang tua sakit atau meninggal?"
Karena itu, Imam menyebut ramainya tagar 'Indonesia Terserah'disebabkan karena rasa kecewa para petugas medis yang sudah menumpuk.
"Jadi kekecewaan yang akumulatif seperti itu yang dirasakan tenaga medis, saya menduga mereka 'Ya sudah daripada saya menunjuk secara blak-blakan nanti malah menimbulkan salah paham, terserah lah sudah' kira-kira gitu," tandasnya.
• Ridwan Kamil Sebut 50 Persen Wilayah Jabar Masih Zona Merah setelah PSBB: 30 Persen Membaik
Simak video berikut ini menit ke-3.01:
Tak Mau Pusing
Pada kesempatan itu, sebelumnya Dokter Debryna membantah bahwa kata-kata itu menandakan tenaga medis kini sudah menyerah menghadapi para pasien Covid-19.
Ia menilai kata-kata itu menandakan bahwa tenaga medis kini hanya fokus menangani para pasien Virus Corona bukan memikirkan pasien-pasien di luar sana.
"Oh tidak, terserah sama menyerah kan beda mbak, kalau menyerah berarti kita berhenti sampai di sini."
"Sebetulnya dengan yang saya rasa dan teman-teman sejawat maknai dengan 'Indonesia Terserah' itu adalah ya sudah memang fokus kita saat ini bagaimana kita meminimalisirkan kerusakaan atau pandemik yang sudah terjadi," jelas dokter Debryna.
• Jatim Corona Terbanyak ke-2, Khofifah Izinkan Salat Ied di Masjid: PSBB Pembatasan Bukan Penghentian
Debryna menilai para tenaga medis sudah tak mau berpikir apa yang akan dilakukan masyarakat maupun pemerintah di luar sana.
"Yakni pasien-pasien yang sakit tanpa harus pusing-pusing memikirkan masyarakat sakit apa enggak."