Virus Corona

Ahli Nilai Kecenderungan Masyarakat untuk Mudik Tinggi, Ingatkan Lonjakan Kasus Corona di Pulau Jawa

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ratusan calon penumpang memadati areal Terminal Poris, Kota Tangerang, yang mayoritas di dominasi penumpang menuju sejumlah kota di pulau Jawa, Kamis (23/4/2020). Mereka nekat mudik di hati terakhir sebelum pemberlakuan larangan mudik, karena takut akan sanksi yang diberlakukan. Mereka mengaku sudah tak.punya lagi penghasilan sejak diberlakukannya PSBB sehingga memilih pulang kampung untuk berkumpul dengan keluarganya. (Wartakota/Nur Ichsan)

Meskipun dengan estimasi mudik hanya 20 persen.

Hal ini juga sama dengan estimasi puncak kasus yang diprediksi akan terjadi pada saat Lebaran, ketika masyarakat Jabodetabek tidak mudik. Tetapi, jumlah kasusnya lebih rendah lagi yaitu sekitar 30.000 kasus.

Sedangkan, estimasi kasus di Jabodetabek sendiri diprediksi mengalami penurunan apabila 20 persen warganya mudik.

Jumlah kasus yang membutuhkan perawatan rumah sakit pun di bawah 10.000 kasus.

Akan tetapi, jumlah kasus di Jabodetabek memiliki indikasi untuk kembali meningkat pasca-Idul Fitri.

Tepatnya setelah 20 persen warga yang mudik kembali ke Jabodetabek pada 31/5/2020.

Dengan asumsi, ada tambahan warga yang kembali ke Jabodetabek menjadi 25 persen.

Maka, mulai dari 1 Juni bahkan diprediksikan bisa mencapai 1.000 jumlah kasus yang membutuhkan perawatan di rumah sakit.

"Pemodelan ini mengindikasikan adanya eskalasi penularan Covid-19 akibat mobilitas penduduk (melakukan) mudik," tutur Pandu. (Kompas.com/Ellyvon Pranita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Prediksikan 40.000 Kasus Corona Baru Akan Terjadi di Jawa Akibat Mudik"