"Upahnya itu 300 dolar, sampai sekarang kerja enggak ada duitnya," ujar Andrisen.
"Saya kerja 5 bulan kontrak selama 2 tahun."
Lebih lanjut, Andrisen pun membeberkan kronologi hingga ia dan sejumlah ABK lain bisa kabur dari kapal.
Ia mengaku mendapat pertolongan dari Serikat Buruh Migran Indonesia (SBMI).
"Itu salah seorang dari kami sudah kontak sama SBMI, kami udah kompak, kami pengin pulang," bebernya.
"Pada saat kapal masuk di Oman kan ada mengantar orang kecelakaan kerja, terus kami kontak."
"Kalau dari kapal saya yang pulang 3 orang," sambung Andrisen.
• Kasus Jasad ABK Dibuang ke Laut, Aji Benarkan: Kalau Kaptennya Baik Ditaruh Freezer Dulu kayak Ikan
Selama bekerja di sana, semua ABK asal Indonesia disebutnya mendapat perlakuan yang paling tak manusiawi.
Bahkan, gaji ABK Indonesia jauh lebih kecil ketimbang ABK dari negara lain.
"Iya beda, perlakuannya dari saat kerja itu kalau orang Indonesia dibuat kayak tank di bagian depan," ujar Andrisen.
"Kalau gajinya untuk orang Indonesia 300 dolar aja, kalau untuk Filipina dan Myanmar 350 (dolar)," tandasnya.
Simak video berikut ini dari menit awal:
Menlu Kutuk Perlakuan terhadap ABK Indonesia
Di sisi lain, sebelumnya Pemerintah Indonesia mengutuk keras praktik tidak manusiawi yang diterima anak buah kapal (ABK) dari Kapal Long Xing 629 asal China, dan berkomitmen akan mengusutnya hingga tuntas.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh menteri luar negeri (menlu) Retno Marsudi dalam sebuah siaran pers.