Karena penyebaran Virus Corona masih terus berlangsung, dan bahkan penambahan kasus barunya terhitung banyak.
"Dan ini kajian ini keluar tanggal 6 Mei dalam catatan kami, padahal sehari sebelumnya kasus baru harian melonjak ke 484 kasus. Jadi apa dasar kajian ini?" tanya Najwa Shihab.
Menjawab pertanyaan dari Najwa Shihab, Juri Ardiantoro membenarkan terkait adanya data tersebut.
Meski begitu apa yang disampaikan oleh Sri Mulyani merupakan masih sebatas perencanaan.
Menurutnya, rencana tersebut bisa dilakukan atau tidak dengan melihat kondisi penanganan Virus Corona di lapangan.
"Jadi begini Mbak, apa yang dilakukan atau disampaikan oleh Menko Ekonomi itu sesuatu yang benar," ujar Juri.
"Maksudnya memang adalah menjalankan arahan perintah presiden untuk melakukan kajian-kajian apa langkah-langkah ekonomi kita, relaksasi itu atau tahap-tahap penanganan Covid itu sampai pada relaksasi dijalankan dari sisi ekonominya," kata Juri menjelaskan.
"Kapan itu dijalankan sangat tergantung dari penanganan Covid itu sendiri."
• Pakar Epidemiologi Minta Pemerintah Harus Penuhi 3 Indikator Ini sebelum Lakukan Pelonggaran PSBB
Juri Ardiantoro lantas menyebut perencanaan yang dilakukan oleh Sri Mulyani sebagai sebuah simulasi.
Menurutnya, belum tentu juga simulasi tersebut bisa dilakukan seusai dengan waktu yang disebutkan.
"Jadi kalau di situ terlihat adalah waktu, bulan Juli, bulan Juni, dan sebagainya. Itu adalah simulasi belaka," terangnya.
"Belum tentu apa yang dijalankan nanti sesuai dengan bulan yang tadi dipaparkan," imbuhnya.
"Jadi sekali lagi belum memutuskan apapun menyangkut tahap-tahap relaksasi apalagi dikaitkan dengan kapan pelaksanaannya itu," pungkasnya.
Simak videonya mulai menit ke- 7.14:
Soal Pelonggaran PSBB, Didik J Rachbini: Yang Kuat Menang dan yang Lemah Tewas