TRIBUNWOW.COM - Belasan rumah di Kampung Suluduk, Desa Wangunjaya, Kecamatan Leuwisadeng, Kabupaten Bogor rusak setelah diterjang longsor.
Longsor yang terjadi pada Rabu (13/5/2020) dini hari itu disertai oleh banjir yang berasal dari bukit Gunung Leutik.
Namun berkat jasa seorang pria bernama Samsu (35) banyak orang yang berhasil menyelematkan diri.
• Pasal Berlapis Jerat Tukang Roti di Bogor, Berawal dari Sekap Istri hingga Kubur Mayat di Kontrakan
Naas nasib Samsu sang penyelamat justru tewas tertimbun bencana longsor tersebut.
Dikutip dari TribunnewsBogor.com, Rabu (13/5/2020), akibat longsor tersebut ada 14 rumah warga hilang hanyut tertimbun longsor.
Akses jalan pun terputus akibat tertutup material longsor.
Banyak hewan ternak seperti kambing tewas akibat bencana tersebut.
Namun sepanjang ini hanya ada satu korban tewas akibat bencana alam tersebut, yakni Samsu.
Samsu disebut-sebut sebagai pahlawan di tengah bencana longsor yang menimpa kampungnya.
Cerita berawal saat Samsu terbangun akibat suara gemuruh longsor yang terdengar dari kampungnya.
Saat mendengar longsor pertama yang terjadi pada Rabu (13/5/2020) pukul 01.00 WIB, tanpa pikir panjang Samsu langsung keliling kampung berteriak memperingatkan warga setempat.
Ia terus memperingatkan warga agar mengungsi karena ada longsor.
"Pas jam 01.00 WIB itu, dia (Samsu) sambil ngewawar tuh, ayo ngungsi, ayo ngungsi, gitu," kata Kapolsek Leuwiliang AKP Ismet Inono kepada TribunnewsBogor.com, Rabu (13/5/2020).
Warga yang mendengar peringatan dari Samsu segera menyelamatkan diri dan meninggalkan rumah mereka.
Di saat warga berlarian menyelamatkan diri, Samsu masih bertahan memperingatkan warga lain yang masih tertidur.
Tiba-tiba longsor susulan terjadi.
Longsor kedua terjadi dengan skala yang lebih besar.
Samsu yang masih belum melarikan diri akhirnya tertimbun longsor.
Pada siang harinya, jasad Samsu ditemukan dalam kondisi telah tewas karena tertimbun material longsor.
Tewasnya Samsu sekaligus menjadi satu-satunya korban jiwa dari bencana alam tersebut.
Kapolsek Leuwiliang bahkan mengibaratkan Samsu layaknya juru kunci legendaris Gunung Merapi Mbah Marijan.
"Dia jadi pahlawan lah, pahlawan lah dia. Ibaratnya kalau kayak Mbah Marijan, orang terakhir lah," kata Ismet.
Samsu akhirnya dimakamkan sekira pukul 13.30 WIB.
Pria yang disebut pahlawan itu meninggalkan dua orang anaknya yang berhasil selamat dari bencana.
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan ada 60 kepala keluarga yang terdampak dari longsor tersebut.
"Ada 14 rumah hanyut dan ada sekitar 60 Kepala Keluarga (KK) yang terdampak. Satu meninggal, ditemukan di kedalaman 4 meter," kata Bupati Bogor Ade Yasin saat meninjau lokasi longsor tersebut.
Ade mengatakan langkah selanjutnya untuk mengantisipasi hal sama serupa, ia akan melakukan penghijauan dengan tanaman vetifer.
• Ridwan Kamil Khawatir Indonesia Tak Hanya Darurat Kesehatan dan Ekonomi, tapi juga Sosial Politik
• Fakta Mayat Wanita di Kontrakan, Bermula saat Istri yang Disekap Tukang Roti di Bogor Minta Teman
Warga Rasakan Tanah Bergertar
Diketahui dari warga setempat, total ada tiga longsor yang terjadi.
"Longsornya 3 kali, pertama jam 01.00 WIB, kedua, terus longsor yang terakhir yang paling gede itu jam 04.00 WIB," kata warga setempat, Saleh (38) kepada TribunnewsBogor.com.
"Pas longsor pertama jam 01.00 WIB, warga udah langsung pada ngungsi," lanjutnya.
"Tanah sampai bergetar, gemuruhnya juga beda, lebih kencang. Rumah udah pada ditinggalin, pintu masih kebuka, gak ada kepikirian ngunci pintu pas kita lari," kata Saleh
"Tapi alhamdulillah rumah saya hanya rusak bagian atap saja setelah ketimpa tiang listrik, mungkin kabelnya ketarik pas longsor itu jadi tiangnya roboh," tambahnya. (TribunWow.com/Anung)
Artikel ini telah diolah dari tribunnewsbogor.com dengan judul Cerita Warga Tewas Setelah Selamatkan Tetangga dari Longsor Leuwisadeng, Polisi : Dia Pahlawan