Virus Corona

Anies Baswedan Disentil Menteri soal Bansos, Karni Ilyas: Itu yang Pak Gubernur Enggak Bilang?

Penulis: Brigitta Winasis
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan memberikan bantuan sosial terhadap warga miskin dan rentan miskin yang terdampak atas pelaksanaan PSBB mulai Kamis, (9/4/2020).

TRIBUNWOW.COM - Jurnalis Karni Ilyas mengomentari penjelasan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan tentang anggaran bantuan sosial (bansos).

Dikutip TribunWow.com, hal itu tampak dalam tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) di TvOne, Selasa (12/5/2020).

Sebelumnya diketahui Anies Baswedan sempat disorot Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Sosial Juliari Batubara, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan sempat disinggung oleh tiga menteri terkait Bantuan Sosial (Bansos). (Channel YouTube Indonesia Lawyers Club)

 

Bahas Bansos di ILC, Ngabalin Blak-blakan Tegur Pendukung Anies Baswedan: Berbusa-busa Orang Bicara

Ketiganya menyorot kebijakan bansos yang dinilai salah sasaran sampai tidak tepat anggaran.

Awalnya, Anies Baswedan menjelaskan alasannya meluncurkan bansos meskipun belum banyak berkoordinasi dengan pemerintah pusat.

"Harapannya keluarga-keluarga menjelang lebaran ini kebutuhan pokoknya bisa terpenuhi," jelas Anies Baswedan.

Ia menyinggung kalangan yang menyoroti perbedaan data bansos adalah yang tidak mengikuti perkembangan.

"Jadi ada transisi antara pembahasan per orang menjadi per keluarga, tapi tidak semua orang mengikuti itu dengan detail," sindir Anies.

Selain itu, ia merasa bansos perlu segera diluncurkan.

"Kalau menunggu sampai pemerintah pusat memberi ada waktu yang cukup, akan panjang lebih dari 10 hari," jelas Anies Baswedan.

"'Kan enggak mungkin kebutuhan pangan menunggu sampai 10 hari," lanjutnya.

Menurut Anies, bantuan harus segera diberikan terutama dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang dapat menghambat aktivitas ekonomi.

"Itulah sebabnya kita masuk dan alhamdulillah dengan cara seperti itu bisa tertangani kebutuhannya," paparnya.

Mengenai perbedaan data dengan kenyataan di lapangan, Anies menyebut jumlahnya hanya 1,6 persen.

Soal Kisruh Bansos, Anies Sayangkan Mengapa Hanya 2-3 Orang Diwawancara: Kenapa Mesti Jadi Drama

Sebelumnya dalam pengiriman bansos terdapat sembako yang salah sasaran atau diterima berlipat dari jumlah seharusnya.

"Ada data yang belum tepat 1,6 persen kita koreksi," ungkap Anies.

Selain itu, Anies menyebutkan ada lonjakan kriteria warga 'miskin baru' yang terdampak pandemi Virus Corona.

"Bahkan sekarang bukan mengoreksi 1,6 persen. Tambahnya hampir 100 persen penerimanya," jelasnya.

"Mudah-mudahan dengan cara seperti ini kebutuhan pokok di Jakarta bisa terpenuhi untuk mereka yang membutuhkan," tambah Anies Baswedan.

"Dengan cara seperti itu juga koordinasi kita dengan kementerian jalan terus dengan baik," kata Anies.

Karni Ilyas sebagai presenter lalu menyimpulkan penjelasan Anies Baswedan.

"Jadi kalau saya ikuti uraian Pak Gubernur, masalahnya sangat sederhana antara istilah per keluarga dan per orang," kata Karni Ilyas.

Anies Baswedan mengiyakan.

"Tapi yang tidak mengikuti ini tidak hanya rakyat. Tidak semua bisa mengikuti," lanjut Karni.

"Ada juga menteri yang tidak ngikutin itu rupanya. Itu yang Pak Gubernur enggak bilang?" tambah dia.

Anies Baswedan hanya menanggapi dengan tersenyum sambil kembali mengiyakan.

1,6 Persen Penerima Bansos Salah Sasaran, Anies Baswedan Sebut Banyak yang Tak Ngaku: Diberinya Cash

Lihat videonya mulai menit 20:30

Sebut Banyak Penerima Bansos Tak Ngaku Salah Sasaran

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, menyebutkan banyak penerima bantuan sosial (bansos) salah sasaran yang tidak melaporkan kesalahan tersebut.

Dikutip TribunWow.com, hal tersebut ia sampaikan saat dihubungi TvOne, Sabtu (9/5/2020).

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta diketahui memberikan bansos kepada warga yang kurang mampu dan kondisi ekonominya terdampak pandemi Virus Corona.

• Ditanya soal Bansos yang Dobel sampai Disorot Menteri, Anies Baswedan: Bentar Saya Luruskan dulu

Meskipun begitu, pemberian bansos ini menjadi polemik karena ada ketidakcocokan data penerima antara pemprov dengan pemerintah pusat.

Akibatnya, banyak bansos yang meleset atau diterima berlipat oleh peserta.

Menanggapi hal tersebut, Anies Baswedan menyebutkan pihak penerima yang tidak melaporkan hal ini ke dinas terkait.

Awalnya, Anies Baswedan menanggapi perbedaan data yang menjadi sorotan kritik pemerintah pusat saat ini.

"Sesungguhnya di lapangan, perlu saya sampaikan ada 1,6 persen orang atau keluarga yang tidak tepat. Itu dikembalikan," ungkap Anies Baswedan.

Ia menyebutkan sebagian besar penerima bansos yang sudah tepat sasaran tidak menjadi sorotan.

"Tapi 98,4 persen itu benar. Cuma yang benar itu enggak jadi berita, ya?" sindir Anies.

"Yang jadi berita yang 1,6 persen. Tapi 1,6 persen tidak dikoreksi," tambah dia.

"Jadi dari sisi itu sebetulnya tidak ada masalah," lanjut Anies.

Ia kemudian menuturkan alasan 1,6 persen penerima bansos yang salah sasaran.

Menurut Anies, selama ini banyak penerima bansos yang tidak mengaku bahwa mereka terdaftar.

Anies Baswedan klarifikasi tudingan bansos tidak tepat sasaran, Sabtu (9/5/2020). (Capture YouTube TvOne)

 

• Keluhan Suami Perawat yang Meninggal karena Corona, Anies Beberapa Kali Ingin Langsung Beri Jawaban

"Banyak faktor. Satu, mereka selama ini rupanya menerima bantuan tapi selama ini tidak mau mengaku kalau mereka menerima bantuan," kata Anies Baswedan.

"Karena apa? Karena transfer. Jadi sebetulnya mereka penerima bantuan," jelas dia.

Anies Baswedan menyebutkan penerima bansos ini tidak pernah melaporkan kesalahan data.

"Jadi ketika diberinya cash, enggak lapor ke kita bahwa salah. Atau mereka dulu mengusulkan dan diterima," papar Gubernur DKI Jakarta ini.

Ia menyinggung ada beberapa penerima bansos yang merupakan tokoh yang dikenal masyarakat.

"Itu ada, bahkan beberapa nama-nama yang cukup menonjol diterima di situ. Artinya selama ini anaknya menerima bansos dalam bentuk KJP," ungkapnya.

Selain itu, ada penerima bansos yang ternyata telah meninggal dunia atau berganti data kependudukan.

"Kedua, ada orang-orang yang sudah meninggal, sudah pindah, macam-macam," jelas Anies.

"Tapi ini semua kita koreksi. Jadi dari sisi data baik ini, insyaallah," tambah dia. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)