Jasad ABK Dibuang ke Laut

Retno Marsudi Kutuk Perlakuan yang Diterima ABK Indonesia: Pemerintah Berkomitmen Usut Tuntas

Penulis: Noviana Primaresti
Editor: Atri Wahyu Mukti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sebuah tangkapan layar dari video yang dipublikasikan media Korea Selatan MBC memperlihatkan, seorang awak kapal tengah menggoyang sesuatu seperti dupa di depan kotak yang sudah dibungkus kain berwarna oranye. Disebutkan bahwa kotak tersebut merupakan jenazah ABK asal Indonesia yang dibuang ke tengah laut oleh kapal asal China.

TRIBUNWOW.COM - Pemerintah Indonesia mengutuk keras praktik tidak manusiawi yang diterima anak buah kapal (ABK) dari Kapal Long Xing 629 asal China, dan berkomitmen akan mengusutnya hingga tuntas.

Pernyataan tersebut disampaikan oleh menteri luar negeri (menlu) Retno Marsudi dalam sebuah siaran pers.

Ia menyebutkan bahwa perlakuan yang dialami para ABK tersebut telah mencederai hak asasi manusi (HAM).

Fakta ABK, Dibayar Rp 750.000 per Bulan, Dipaksa Melakukan Perbuatan Ilegal dan Kerja selama 18 Jam

Selain itu, Retno juga menyatakan komitmen pemerintah untuk merampungkan masalah tersebut hingga selesai.

Sejumlah ABK asal Indonesia yang bekerja di kapal Long Xing 629, viral diberitakan di Korea Selatan.

Mereka diduga mengalami pelanggaran hak asasi karena dipaksa bekerja selama 18 jam dan tidak diberi makanan dan minuman yang layak.

Kasus ini kemudian mencuat di Tanah Air dan segera ditangani oleh pemerintah Indonesia.

Dilansir oleh KOMPASTV, Senin (11/5/2020), Retno Marsudi secara tegas mengatakan bahwa pemerintah mengutuk perlakuan yang diterima ABK asal Indonesia tersebut.

"Kita mengutuk, perlakuan yang tidak manusiawi yang dialami para ABK kita selama bekerja di kapal-kapal milik perusahaan RRT," ujar Retno.

Menurut pengalaman yang dituturkan para ABK tersebut, Retno menyampaikan bahwa perlakuan tersebut telah melanggar HAM.

"Berdasarkan informasi atau keterangan dari para ABK, maka perlakuan ini telah mencederai hak-hak asasi manusia," imbuhnya.

Kemudian Retno menyatakan kesanggupan pemerintah untuk menyelidiki dan menyelesaikan masalah dugaan eksploitasi tersebut secara tuntas.

"Kedua, pemerintah memiliki komitmen yang sangat tinggi untuk menyelesaikan masalah ini secara tuntas termasuk pembenahan tata kelola di hulu," terang Retno.

Ia kemudian menuturkan tindak dugaan pelanggaran HAM seperti yang diperoleh dari kesaksian para ABK yang berhasil bebas.

Indikasi Perdagangan Manusia di Balik Kasus ABK Kapal China, Komnas HAM Soroti Pekerja di Bawah Umur

Dikatakan bahwa sebagian ABK di Kapal Long Xing 629 tersebut belum menerima pelunasan gaji atau bahkan belum dibayar sama sekali.

"Beberapa informasi awal yang kita peroleh antara lain, pertama, terdapat permasalahan gaji, sebagian dari mereka belum menerima gaji sama sekali," jelas Retno.

"Sebagian lainnya menerima gaji namun tidak sesuai dengan angka yang disebutkan di dalam kontrak yang mereka tanda tangani," tambahnya.

Selain tidak dibayar sesuai perjanjian, dalam prakteknya, para ABK tersebut juga menerima perlakukan yang tidak layak.

Mereka diketahui diperintahkan untuk bekerja selama 18 jam sehari dengan sedikit waktu istirahat.

"Informasi lain yang saya peroleh dari mereka, adalah mengenai jam kerja yang tidak manusiawi, rata-rata mereka mengalami kerja lebih dari 18 jam per hari," tandas Retno.

Lihat tayangan selengkapnya dari menit pertama:

Kronologi Berita Viral ABK Kapal

Di Korea Selatan tengah viral berita yang melibatkan Awak Kapal dari Indonesia yang bekerja di Kapal China.

Berita dari media Korea Selatan, MBC mengabarkan bahwa adanya pelanggaran Hak Asasi Manusia (HAM) pada ABK Indonesia tersebut.

Menanggapi berita viral itu, YouTuber asal Korea Selatan yang telah lama tinggal di Indonesia, Jang Hansol lantas membahas masalah tersebut melalui channel YouTubenya, Korea Reomit.

Baru selang satu hari, video yang diunggah Jang Hansol pada Rabu (6/5/2020) kini trending nomor satu di YouTube.

Hingga Kamis (7/5/2020) video itu telah ditonton 1,7 juta lebih penonton.

Dalam video, Jang Hansol menceritakan kronologi bagaimana kasus tersebut terungkap.

"Ini bukan berita yang menyenangkan, ini berita yang sedikit menyedihkan," kata Jang Hansol.

YouTuber Jang Hansol terkejut saat mengulas berita sejumlah ABK Indonesia yang dibayar tidak pantas oleh kapal China, diunggah Rabu (6/5/2020). (Capture Youtube Korea Reomit)

Lantas, Jang Hansol yang memutar video MBC tersebut membacakan judul berita kepada para penontonnya.

Dikatakan bahwa ABK Indonesia itu mau tak mau bekerja selama 18 jam di kapal.

Kemudian jika mereka meninggal karena suatu penyakit akan langsung dibuang ke pantai.

"Berita ini dibawa oleh satu TV atau satu channel TV yang namanya MBC, kalau dari judulnya ekslusif kerja satu hari 18 jam dan kalau meninggal akibat penyakit langsung dibuang di pantai kayak gitu judulnya."

"Video yang bakal kita bahas ini tentang pelanggaran Hak Asasi Manusia orang-orang Indonesia yang bekerja di kapal China," jelas Hansol.

Hansol menceritakan bahwa ABK Indonesia itu bekerja di kapal besar untuk menangkap ikan.

"Kapal besar yang nangkap itu jadi bukan kayak nelayan ini. Di situ kapal besar yang kerja banyak kayak nangkap ikan pergi ke tengah pantai yang besar," lanjutnya.

Hal itu mulai terungkap ketika kapal tersebut sempat berhenti di Busan, Korea Selatan.

Para ABK Indonesia sempat memberitahukan kejadian tersebut pada pemerintahan Korea Selatan dan MBC membantu masalah tersebut.

"Dan MBC berhasil mendapatkan informasi ini karena kebetulan kapal itu pergi ke Busan atau mampir di Pelabuhan Busan."

"Dan waktu itu orang-orang Indonesia menyampaikan berita ini kepada Pemerintah Korea dan juga TV MBC, orang-orangnya ini yang meminta bantuan," ungkapnya.

Mulanya pihak Korea Selatan sendiri belum percaya secara penuh kabar itu.

Apalagi ketika akan diperiksa lebih lanjut, kapal tersebut sudah pergi melanjutkan perjalanannya.

"Pada awalnya waktu kita melihat video bukti yang mereka tunjukkan kita tidak bisa mempercayai hal itu."

"Dan sebelum dilakukan pemeriksaan lebih lanjut perahunya sudah berangkat lagi," ungkap Jang Hansol.

Sehingga diperlukan investigasi internasional untuk mengungkap masalah ini.

"Terlihat dibutuhkannya investigasi internasional sesegera mungkin atau secepat mungkin," ucapnya.

Sementara itu dalam video oleh MBC, terlihat beberapa orang hendak membuang jenazah yang dibungkus kantong mayat berwarna oranye.

Beberapa orang di sekitarnya terlihat sepeti melakukan upacara kematian pada jenazah tersebut sebelum menenggalamkannya ke laut.

Lihat videonya sejak menit awal:

(TribunWow.com)