16 April: Kembali bertambah ke angka 380
17 April: Tercatat pertambahan di angka 407
18 April: Menurun di angka 325
19 April: Bertambah 327 pasien positif
20 April: Turun ke angka 185
21 April: Kembali naik di angka 375
22 April: Menurun ke angka 283
23 April: Naik lagi ke 357 pasien positif
24 April: Bertambah 436 pasien
25 April: Jumlah pasien positif bertambah 396
26 April: Turun di angka 275
27 April: Kembali turun ke angka 214
28 April: Pasien positif bertambah 415
29 April: Menurun di angka 260
30 April: Naik lagi di angka 347
1 Mei: Terus naik ke angka 433
2 Mei: Pasien positif berjumlah 292
3 Mei: Bertambah 349 orang yang positif
4 Mei: Bertambah lagi di angka 395
5 Mei: Terus bertambah di angka 484
6 Mei: Menurun di angka 367
7 Mei: Kembali turun di angka 338
8 Mei: Turun lagi di angka 336
9 Mei: Menembus angka 533
10 Mei: Bertambah 387 orang positif
11 Mei: Jumlah positif 233 orang
Dari data tersebut, terlihat persentase jumlah pasien Covid-19 di Jakarta berbeda-beda setiap harinya.
Jika dibandingkan dengan angka nasional, ada jumlah kasus di DKI yang persentasenya tetap 50 persen dari nasional meski telah PSBB.
Misalnya pada tanggal 13 April 2020, ada 160 pasien positif di DKI sedangkan jumlah pasien positif di Indonesia 316 orang.
Artinya persentase positif DKI Jakarta adalah 50,5 persen.
Sedangkan, kadang kala persentase di DKI bahkan hanya 25 persen dari persentase nasional.
Contohnya pada 6 Mei 2020, hanya 68 pasien positif di DKI. Sedangkan nasional sebanyak 368.
Ini membuktikan bahwa tak ada data yang menunjukkan pasien Covid-19 di DKI melandai hingga 50 persen jumlah nasional sesuai klaim pemerintah.
Pasalnya kurva tersebut terus naik dan turun setiap harinya. Bahkan bisa sangat drastis. (Kompas.com/Ryana Aryadita Umasugi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Benarkah Kasus Positif Covid-19 di DKI Jakarta Menurun Seperti Klaim Pemerintah?"