Virus Corona

Demi Buktikan Konspirasi Corona Itu Ada, Jerinx sampai Perlihatkan Tatonya: Bikin Tato Ini Tahun '99

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pemain drum Jerinx Superman is Dead (SID) akhir-akhir ini viral karena teori konspirasi yang dipercayainya Kamis (7/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Pemain drum Superman is Dead (SID), Jerinx akhir-akhir ini viral karena teori konspirasi yang dipercayainya.

Hadir di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Rabu (5/6/2020), Jerinx sampai memperlihatkan tatonya bahwa teori konspirasi itu nyata.

Menurut Jerinx banyak kebetulan yang menurutnya bukan terjadi karena unsur ketidaksengajaan.

Di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Rabu (5/6/2020), Jerinx sempat terlibat debat dengan pembawa acara Aiman Witjaksono. (Youtube/KompasTV)

Debat dengan Aiman Tak Percaya Data Corona, Jerinx SID Keras: Saya Percaya Pak Jokowi dan Terawan

"Saya punya bukti, kenapa? Terlalu banyak kebetulan dan tidak ada kebetulan di dunia ini yang terjadi terus menerus."

"Kalau kebetulan terus menerus itu namanya bukan kebetulan, itu namanya pola," ujar Jerinx.

Lalu, ia menjelaskan mengapa dirinya percaya bahwa pandemi Covid-19 adalah konspirasi.

Pasalnya, ia mengaku pernah melihat event yang diselenggarakan Pendiri Microsoft Bill Gates.

Event tersebut dikatakan oleh Jerinx mensimulasikan apa yang terjadi sekarang.

"Jadi kalau kita nyari sejarahnya Rockefeller, Bill Gates mereka sudah sangat sering membicarakan hal ini."

"Salah satunya ada event 2.1 mereka mensimulasikan bagaimana bencana ini terjadi, seperti persis apa yang terjadi sekarang," jelas Jerinx.

Jerinx melanjutkan, acara yang digelar Bill Gates itu juga menyimulasikan kota dari China yang pertama menerapkan lockdown.

"Itu bisa dicek di platform informasi lalu ada namanya dokumen Rockefeller itu diterbitkan pada 2010."

"Di mana tim Rockefeller bekerja sama dengan Bill Gates membuat sebuah dokumen, sebuah skenario bagaimana situasi ini terjadi dan di sana disebutkan persis kota pertama yang memberlakukan lockdown adalah China, dan kota-kota lain akan menirunya," ungkapnya.

Belum selesai mengatakan statementnya, Aiman memotong bahwa apakah data itu didapat dari buku.

Jerinx menjelaskan bahwa dokumen Rockefeller ada di sebuah laman.

Namun sayangnya dia lupa alamat laman tersebut.

"Lalu ketika lockdown dilakukan akan terkajadi sebuah proses integrasi semua sistem akan menjadi," ujar Jerinx belum selesai.

"Maksud Anda sebuah buku?" potong Aiman.

"Dokumennya rilis di www education,' jawab Jerinx belum selesai. 

Jerinx Keras Akui Tak Percaya WHO hingga Berdebat, Aiman: Kalau Tak Pakai Data WHO, Anda Punya Data?

Jerinx menegaskan bahwa internet bukan satu-satunya sumber mengapa dirinya bahwa Covid-19 adalah teori konspirasi.

"Oke itu di sebuah buku juga ada bahkan ada film The Contegion juga yang menceritakan hal serupa, Anda meriset dari hal-hal tersebut termasuk internet?" tanya Aiman.

"Internet salah satunya tapi saya punya konspirasi di dada saya ini," jawab Jerinx.

Lalu demi membuktikan bahwa teori konspirasi itu ada, Jerinx lantas memperlihatkan tato di dadanya.

Lalu demi membuktikkan bahwa teori konspirasi itu ada, Jerinx lantas memperlihatkan tato di dadanya. (Youtube/KompasTV)

Menurutnya semua kejadian besar di dunia itu tak terjadi begitu saja.

"Saya bikin tato ini tahun 1999 karena saya menemukan beberapa buku waktu itu salah satunya buku Noam Chomsky lalu."

"Hal-hal yang terjadi sekarang termasuk Bom Bali, termasuk kejadian 9/11 (Pengeboman di WTC, AS) semua itu rangkai titik-titiknya," ungkapnya.

Jerinx menurut dia teori konspirasi yang tidak bisa begitu saja disebut cocoklogi.

"Karena banyak banget dot dot, orang yang tidak terlalu (memperhatikan) menyebutnya mereka mungkin akan mikir ini cuma ilmu cocoklogi segala macam," tegasnya.

Bukan karena WHO dan Covid-19, Jerinx Lakukan Social Distancing agar Selamat dari Panu dan Kurap

Lihat videonya mulai menit ke-1.48:

Tak Percaya WHO

Pada kesempatan yang sama, Jerinx juga mengungkap ketidakpercayaannya pada WHO.

Mulanya, Jerinx SID memperingatkan Aiman bahwa ia meyakini 99 persen penderita Covid-19 itu sembuh.

Ia mengatakan bahwa yang meninggal karena Covid-19 karena ada penyakit bawaan yang menyertai.

"Mas ini mas harus hati-hati loh yang selamat dari Covid-19, 99 persen lebih loh."

"Yang meninggal itu kebanyakan karena dalam keadaan kondisi kritis mereka sudah punya penyakit bawaan dan mereka di usia lansia," ujar Jerinx.

Lalu, Aiman menyinggung data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di mana angka kematian bisa mencapai lima persen.

Namun, secara tegas Jerinx menegaskan dirinya tak percaya dengan WHO.

Menurutnya Ketua WHO, Tedros Adhanom memiliki rekam jejak yang buruk di negara asalnya, Eitopia.

"Data kematian dari seluruh dunia empat sampai lima persen jadi 95 persen yang sembuh, tapi di Indonesia jauh di bawah itu. Jadi tidak 99 persen itu data dari WHO," singgung Aiman.

"Sampai detik ini saya tidak percaya apapun kata WHO karena WHO, Tedros kalau Anda search tentang Tendros ketuanya WHO, dia punya rekam jejak yang gelap di Eithopia," jawab Jerinx.

• Hasil Rapid Test, 80 Persen DPRD Gowa Reaktif Corona, Ramli Rewa: Mencekam, Kayak Orang Berkabung

Di acara Sapa Indonesia Malam Kompas TV pada Rabu (5/6/2020), Jerinx sempat terlibat debat dengan pembawa acara Aiman Witjaksono. (Youtube/KompasTV)

Jerinx menuding bahwa Tedros terlibat konspirasi dengan Pendiri Microsoft, Bill Gates.

Sehingga, menurutnya WHO tidak bisa menjadi acuan.

"Tapi WHO bilang begini WHO sendiri enggak tahu mereka itu siapa loh, if you read WHO, Who?"

"Jadi mulai kini kalau acuan Anda WHO mengatakan, WHO mengatakan," ucapnya.

Lalu, Aiman membalas jika memang Jerinx tak percaya pada data WHO dari mana acuan untuk berpegang.

"Jadi kalau enggak pakai data WHO punya data siapa? Anda punya tim statistik sendiri mungkin."

"Dari mana Anda bisa mengatakan 99 persen?" tanya Aiman.

Jerinz menjawab bahwa dirinya mengungkapkan hal tersebut atas dasar hasil perbincangan dengan Dokter Tirta Mandhira Hudhi.

"Dari hasil diskusi dengan Dokter Tirta kami sepakat jika berita kesembuhan, jika berusia di bawah 50 dan imun Anda tidak super sehat dan tidak sesempurna orang-orang yang memiliki daya sempurna chance sembuh sangat besar," jelas Jerinx.

• WHO Desak Semua Negara Selidiki Ulang Kasus Awal Virus Corona, Ada Temuan Baru di Perancis

Namun, Aiman terus mengejar Jerinx dari mana data yang diperoleh oleh pria asal Bali tersebut.

"Oke itu kan karakternya, tapi kan angka 99 persen, saya ingin mengetahui dari mana angka itu," ujar Aiman lagi.

"Karena sampai sekarang tidak ada satupun ada orang yang meninggal yang hanya karena Covid," jawab Jerinx.

Saat disinggung lagi soal data WHO yang didapat dari John Hopkins University, Jerinx mengaku tetap tak percaya.

Menurut suami dari Nora Alexandra Phillip itu, media selama ini melebih-lebihkan pemberitaan soal Virus Corona.

"Bukan 99 persen data fix, data real itu kan sudah melakukan perhitungan, kalau WHO jelas ada data seluruh dunia, Worldometer, dari John Hopkins University misalnya, tapi Anda menyebutkan 99 persen dari mana data itu?" jelas Aiman.

"Data dari jika memang sebegitu ini Covid-19 seperti yang digambarkan media-media saat ini 80 persen sudah meninggal kok orang-orang itu," jawab Jerinx lagi.

• Wuhan Bebas Virus Corona selama 32 Hari, 57 Ribu Pelajar Kembali Bersekolah dan Jalani Tes Covid-19

 Lihat videonya mulai menit ke-4:04:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)