Saat itu ia tidak tahu secara pasti lokasi kapal.
"Aku tidak tahu tepatnya, karena kami tidak pernah lihat monitor kapten di atas," ungkap Riski.
"Mungkin waktu itu kami sedang fokus kerja jadi enggak pernah naik-naik ke atas. Setahu saya di Samudra Pasifik aja," tambahnya.
Ia kemudian menuturkan aktivitas yang dilakukannya selama berada di kapal.
Seperti diketahui, para ABK tersebut dapat bekerja selama 18 jam sehari.
"Delapan belas jam itu aktivitasnya menggulung yoka, merapikan alat pancing," papar Riski Fauzan.
"Misalnya ada ikan kami tarik, lalu ikannya yang udah kami tarik diproses. Setelah diproses dimasukkan dalam freezer," lanjut dia.
Riski menambahkan kini pemerintah Indonesia sudah menghubungi dirinya dan rekan-rekan ABK lainnya yang selamat.
Seperti diketahui, kapal tersebut sempat bersandar di Busan, Korea Selatan.
Saat itu Riski Fauzan dan kawan-kawannya dapat menghubungi otoritas setempat.
Lihat videonya mulai menit 4.30:
Susi Pudjiastuti Geram
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, menyampaikan tanggapannya setelah mendengar anak buah kapal (ABK) Indonesia yang kerja secara tidak layak di kapal nelayan China.
Dikutip TribunWow.com, hal itu ia sampaikan melalui cuitan di akun Twitter @susipudjiastuti, Kamis (7/5/2020)