TRIBUNWOW.COM - Pandemi Virus Corona telah merambah ke sektor ekonomi.
Hal itu disebabkan karena aktivitas dari masyarakat yang terhenti, termasuk aktivitas ekonomi yang juga menurun.
Atas krisis tersebut, Bank Indonesia (BI) disarankan untuk mencetak uang yang nantinya bisa digunakan untuk penanganan kasus Corona.
• Ayahnya Ngeyel Tetap Tangani Corona, dr Agung Minta Najwa Shihab yang Melarang: Mungkin Denger
Usulan tersebut diberikan oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang meminta supaya BI mencetak uang sebesar Rp 600 triliun.
Namun usulan tersebut ditolak mentah-mentah oleh BI.
Dilansir TribunWow.com dari tayangan KompasTV, Kamis (7/5/2020), Gubernur BI, Perry Warjiyo mengatakan usulan tersebut tidak sesuai dengan kebijakan moneter pada umumnya.
Hal itu nantinya justru bisa merusak praktek pengedaran uang di Indonesia.
"Sekarang kita mendengar ada sejumlah padangan di masayarakat 'untuk mengatasi Covid, BI cetak uang saja dan kemudian itu dikucurkan kepada masyarakat, enggak usah khawatir'," ujar Perry Warjiyo.
"Ini mohon, itu pandangan-pandangan itu tidak sejalan dengan praktek-praktek kebijakan moneter yang lazim," jelasnya.
Perry Warjiyo menegaskan bahwa Bank Indonesia tidak bisa serta-merta mencetak uang sesuai yang diinginkan oleh rakyat ataupun DPR.
• Jika Disuruh Urus Masalah Corona, Fadli Zon Balas Cepat: Pertama Saya Berhentikan Menteri Terawan
Maka dari itu, Perry Warjiyo meminta masyarakat untuk tidak berpandangan bahwa ketika BI mencetak uang maka permasalahan ekonomi bisa selesai.
Hal itu justru akan memberikan dampak negatif baru.
"Mohon maaf nih, mohon maaf betul-betul mohon maaf, supaya ini tidak menambah kebingungan masyarakat," kata Perry Warjiyo.
"Masyarakat ini sudah harus berikan pemahaman dan juga ini kan terkenda dampak Covid-19, barangkali pandangan-pandangan itu mohon deh, karena itu bukan praktek kebijakan moneter yang lazim, apalagi juga tidak akan dilakukan di Bank Indonesia," tutupnya tegas.
Simak videonya: