TRIBUNWOW.COM - Anggota DPR dari fraksi PDIP, Prof. Hendrawan Supratikno menyetujui dengan evaluasi penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dilansir TribunWow.com, Hendrawan Supratikno sependapat dengan wacana dari pemerintah untuk melakukan relaksasi PSBB di sejumlah wilayah.
Menurut Hendrawan Supratikno, sektor ekonomi menjadi faktor penting dan sangat vital di tengah pandemi Virus Corona.
• Nadiem Makarim Bahas Teori Konspirasi Virus Corona: Ini Sudah Diprediksi Bertahun-tahun Sebelumnya
Maka dari itu, setiap kebijakan yang diambil harus memperhitungan secara matang masalah ekonomi.
Supratikno mengakui penyebaran Virus Corona sudah berdampak besar pada sektor ekonomi Indonesia, yakni krisis ekonomi.
Oleh karenanya harus ada langkah yang tepat untuk mengatasi krisis ekonomi tersebut.
Hal ini disampaikan oleh Supratikno dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC), Selasa (5/5/2020).
"Saya ingin menjelaskan krisis kali ini dengan krisis sebelumnya, kalau krisis ekonomi sebelumnya itu solusinya hampir tetap, yang pertama aggressive spending, jadi pengeluaran besar-besaran, kemudian ketika sudah terjadi benih-benih recovery aggressive lending," ujar Supratikno.
"Jadi kebijakan fiskal di hulu, kebijakan moneter di hilir, itu biasanya seperti itu," sambungnya.
Namun menurut Supratikno, kondisi seperti itu tidak bisa diterapkan pada krisis kali ini.
Ia mengatakan kondisi yang dialami saat ini adalah sisi persediaan dan juga dimennya sudah hancur.
• Semua Moda Transportasi Diizinkan Kembali Beroperasi Mulai Besok 7 Mei meski Corona Belum Berakhir
Maka dari itu, cara yang harus dilakukan adalah menyeimbangkan antara pengeluaran dan pinjaman.
"Tapi kondisi ini baik sisi suplay-nya atau sisi dimennya hancur, itu sebabnya apa yang harus dilakukan, spending dengan lending harus dilakukan bersama-sama," jelas Supratikno.
Supratikno kemudian menerangkan bahwa ketika sisi suplay-nya sudah hancur, maka untuk membenahinya atau pemulihannya akan membutuhkan waktu yang panjang.
Hal itulah yang membuat pemerintah selalu menekankan sektor ekonomi harus ikut dipertimbangkan, meskipun kesehatan juga tetap nomor satu.
"Maksud dari apa yang dimaksudkan oleh Menko Polhukam, terus kemudian yang lain pemerintah, kalau sisi suplay hancur, sendi-sendi perekonomian hancur, itu pembenahannya, recoverynya membutuhkan waktu panjang, karena untuk membenahi supply chain, rantai pasok ini itu satu per satu," katanya.
"Misalnya dari sektor pangan, kalau sektor pangan tidak bergerak, proses pengolahan produksi atau industri pangan ini mati, lumpuh," jelasnya.
Lebih lanjut, Supratikno setuju dengan wacana dari pemerintah untuk bisa melakukan evaluasi PSBB, khususnya berkaitan dengan masalah ekonomi.
"Itu sebabnya, saya kira apa yang disebut oleh relaksasi tadi, meskipun saya tidak setuju dengan istilah relaksasi, tetapi evaluasi untuk membuat kebijakan yang baru itu harus dilakukan karena kalau tidak, recoverynya akan memakan waktu yang lama," pungkasnya.
• Di ILC, Sudjiwo Tedjo Salahkan WHO soal Corona hingga Karni Ilyas Tertawa: Aku Awam tapi Agak Pinter
Simak videonya mulai menit ke- 3.30
Tolak Wacana PSBB Dilonggarkan, Sudjiwo Tejo Beri Peringatan
Budayawan, Sudjiwo Tejo menolak wacana pelonggaran Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Sudjiwo Tejo justru meminta agar pemerintah semakin memperketat PSBB untuk mencegah penyebaran Virus Corona makin meluas.
Hal itu diungkapkan Sudjiwo Tejo saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (5/6/2020).
• Bahas Teori Konspirasi Corona dengan Najwa Shihab, Nadiem Makarim: Harus Ada Orang yang Disalahkan
"Saya intinya tetap setuju bahwa Pembatasan Sosial Berskala Besar jangan dikendorkan, malah makin diperketat," kata Sudjiwo.
"Karena kita cenderung makin lama cenderung makin biasa," imbuhnya.
Ia menilai, masyarakat kini banyak yang makin bosan dengan masalah Virus Corona.
"Kalau kita nikah sama orang cantik makin lama makin biasa kan gitu loh, mau dia kayak Raisa, mau dia kayak apa."
"Tiap hari diteror Corona, Corona makin lama orang enggak takut loh orang, hati-hati, saya kira gitu," ungkapnya.
Namun pada kesempatan itu Seniman asal Jember ini mengingatkan bahwa ada peradaban-peradaban besar di dunia yang punah karena virus.
"Cuma saya mengingatkan Bang Karni ada bangsa-bangsa besar yang sebetulnya tidak punah karena perang loh."
"Saya mau mengingatkan itu kalau kita lihat suku (bangsa) Aztec, kita lihat Inca, kita lihat suku maya itu tidak punah karena perang loh, punah karena virus," ucap Sudjiwo.
• Pandemi Corona Buat Langit Cerah dan Polusi Udara Turun, tapi Beri Dampak Buruk Ini pada Lingkungan
Lantas, Sudjiwo memperingatkan agar semua pihak jangan sombong terkait Virus Corona.
"Jangan-jangan kita memang harus punah, memang kita enggak boleh sombong," ungkap dia.
Lalu, Sudjiwo menyinggung lagi kehidupan-kehidupan sebelum manusia sekarang yang berlangsung tak cukup lama.
Sehingga, ia meminta agar semua pihak ingat bahwa semuanya kini bisa saja punah.
"Homo Sapiens itu umurnya baru 200 ribu tahun loh, umur Homo Erectus 2 juta tahun."
"Kita belum bisa yakin kita tak akan punah, berubah kita enggak tahu," ucapnya.
Lalu, Karni Ilyas menyinggung soal adanya penelitian yang menyebut manusia kini bisa punah karena wabah.
Lantas, Sudjiwo mengatakan hal itu bisa saja terjadi.
"Bisa jadi ada makhluk lain apa boleh buat," jawab Sudjiwo.
• Kasus Corona di Daerah Terus Meningkat, Karni Ilyas: Enggak Ada Jalan Lain karena Ini Kita Mulai
Lihat videonya mulai menit ke-6:42:
(TribunWow/Elfan Nugroho/Mariah Gipty)