Virus Corona

Bahas Teori Konspirasi Corona dengan Najwa Shihab, Nadiem Makarim: Harus Ada Orang yang Disalahkan

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Tiffany Marantika Dewi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presenter Najwa Shihab sempat membahas masalah teori konspirasi di tengah pandemi Virus Corona dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim pada Senin (4/5/2020).

TRIBUNWOW.COM - Presenter Najwa Shihab sempat membahas masalah teori konspirasi di tengah pandemi Virus Corona dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.

Hal itu terjadi saat Najwa Shihab dan Nadiem Makarim melalukan komunikasi sambungan video call yang diunggah dalam channel YouTube Najwa Shihab pada Senin (4/5/2020).

Mulanya, Najwa Shihab mengatakan bahwa teori konspirasi kini bertebaran.

Najwa Shihab dan Nadiem Makarim melalukan komunikasi sambungan video call yang diunggah dalam channel YouTube Najwa Shihab pada Senin (4/5/2020). (Channel YouTube Najwa Shihab)

Temuan Baru Virus Corona, Ilmuan Italian Klaim Terobosan Vaksin Covid-19 Pertama di Dunia

Bahkan teori konpirasi itu juga ramai dibahas di negara-negara maju.

"Banyak sekali muncul seperti yang tadi kebohongan itu muncul dibalut seolah-olah ini valid teori-teori konspirasi yang muncul."

"Wah ini dan bukan hanya tejadi di negeri kita kan kalau kita lihat di negeri-negeri di dalam dunia pendidikannnya lebih maju, masyarakatnya lebih terbuka, teori-teori konspirasi pun laku dijual," ujar Najwa.

Lalu, Najwa menyebut sejumlah teori konpirasi yang menurutnya membuat masalah ini menjadi semakin kacau.

"Wah ini disebabkan oleh Menara 5G, wah ini disebabkan oleh senjata biologis massal yang sengaja diciptakan, untuk menarget orang-orang tua, wah ini memang Yahudi, ini China."

"Belum lagi kemudian dibalut dengan sentimen-sentimen yang menjadikan ini semakin kacau balau," lanjut Najwa.

Menurut Nadiem, teori konspirasi itu ada hubungannya dengan psikologi manusia.

Sehingga, pendidikan penting untuk menghadapi masalah ini.

"Betul dan karena gini satu hal mengenai psikologi manusia, mungkin ini pendidikannya dengan pendidikan juga sangat penting."

"Bahwa kalau terjadi sesuatu hal yang bisa kita jelaskan, kenapa wabah ini terjadi bisa sampai berdampak kepada ekonomi dan kesehatan dunia sebesar ini," kata Nadiem.

Sebut Covid-19 Dapat Memicu Stroke dan Serangan Jantung, Ahli: Pembekuan di Arteri Koroner

Nadiem menilai, banyak orang yang kecewa dan masih kaget dengan pandemi hingga ada rasa ingin menyalahkan seseorang atau sesuatu.

Menurut dia, pikiran-pikiran menyalahkan adalah sesuatu pikiran yang malas.

"'Harus ada orang yang disalahkan' iya kan? harus ada, banyak sekali orang yang tidak mau menerima situasi ini hal yang organik setelah terjadi, tidak bisa menerima."

"Sehingga lebih mudah menyalahkan satu orang, satu pihak, atau mempercayai satu konspirasi. Itu adalah cara berpikir malas iya kan," ucap dia.

Padahal sudah banyak para peneliti maupun ilmuwan yang menyebut bahwa wabah diprediksi terjadi.

Namun, para ilmuwan lebih bertanya-tanya kapan terjadi.

"Sedangkan kalau kita percaya pada saintis, saintis yang sudah berbicara, ini sudah diprediksi bertahun-tahun mbak Nana."

"Iya kan kita sudah banyak sekali saintis dan reasercher dan dokter-dokter pun yang bilang bahwa pandemik seperti ini apakah akan terjadi, tetapi kapan terjadi."

"Seperti Bill Gates telah melakukan empat tahun," jelas Nadiem.

Sehingga wabah penyakit itu sebenarnya sudah diprediksi akan terjadi.

"Jadi kalau kita bener-bener mendengarkan orang-orang yang terpintar dan paling saintifical, paling rasional, ini adalah suatu fenomena yang harusnya kita sudah mengerti ini akan terjadi," ungkapnya.

Tak Semua Murid Bisa Belajar secara Online, Begini Kisah Guru Perbatasan di Tengah Pandemi Covid-19

Pendiri Gojek ini menduga, masalah wabah bisa saja terjadi kembali di masa depan.

Namun dengan adanya wabah Virus Corona yang kini terjadi bisa menjadi pembelajaran manusia.

"Dan kemungkinan besar Mbak Nana saya sedih menyebutnya tetapi bisa terjadi lagi."

"Tapi untunglah kita bisa belajar dari trial-an ini walaupun dampaknya luar biasa, tapi yang terpenting kita belajar dari pada experiences ini sehingga kita bisa mengantisipasi bencana-bencana lain," ucap Nadiem.

Lihat videonnya mulai menit ke-3:26:

Pakar Gugus Tugas Ungkap Ketakutannya soal Prediksi Penyakit Baru

Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, dokter Wiku Adisasmita mengungkap ketakutannya pada masa lalu yang kemudian menjadi kenyataan.

Ketakutan yang terjadi 2010 itu terkait dengan penyebaran virus yang menyerang bumi.

Hal itu disampaikan Wiku Adisasmita saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (29/4/2020).

Pakar Gugus Tugas Penanganan Covid-19, dokter Wiku Adisasmita mengungkap ketakutannya pada masa lalu yang kemudian menjadi kenyataan. (Channel YouTube Indonesia Lawyers Club)

 

• Anies Beri Peringatan meski Akui PSBB Buat Corona di Jakarta Turun: Jangan Merasa Merdeka dari Covid

Menurut Wiku, semua orang di dunia gagal fokus menangani Virus Corona lantaran lebih terfokus pada akibat wabah tersebut.

Manusia lebih fokus pada penyebaran Virus Corona manusia ke manusia.

"Menurut saya semua orang gagal fokus, seluruh dunia gagal fokus, semua melihat kepada korban, pada manusia, karena adanya transmisi antara manusia ke manusia," ungkap Wiku.

"Dan terus menyiapkan rumah sakit, menyiapkan ventilator, bednya, dokternya, dan terakhir kuburannya," imbuhnya.

Padahal jika Virus Corona ini sungguh-sungguh dikenali, maka bisa dipahami wabah tersebut terjadi karena ketidakseimbangan alam.

"Padahal kalau kita kenali musuh siapakah musuh ini, musuh ini adalah virus yang muncul karena ketidakseimbangan alam," katanya.

Wiku lalu mengungkapkan dirinya pernah membaca sebuah artikel ilmiah yang diterbitkan pada 2004 mengenai penyakit baru di masa depan.

"Sudah lama memunculkan sebuah istilah karena ketakutan saya pada tahun 2010."

"Pada saat itu yang saya takut sekali adalah melihat suatu publikasi di tahun 2004 yaitu yang disebut dengan Immerging and Re-immerging infectious disease," kata dia.

• Pandemi Virus Corona, Bayi Baru Lahir Diberi Nama Covid, Corona, hingga Lockdown

Ia tak menyangka virus itu menyebar banyak sekali di dunia.

"Jadi munculnya penyakit baru, munculnya penyakit baru lagi atau secara sengaja penyakit itu muncul dan ternyata jumlahnya banyak sekali saya sebut istilahnya the disease of tommorow," ujar dia.

Wiku menjelaskan sudah ada empat penyakit baru dalam 16 tahun terakhir.

"Jadi kita tidak pernah tahu bahwa tommorow ada suatu penyakit baru ternyata dari publikasi 2004 sampai dengan sekarang, 16 tahun sudah ada empat penyakit baru di dunia."

"Influenza pandemi, kemudian H7N9, kemudian ada Mers-CoV dan sekarang ada Covid-19 itu semua terjadi karena ketidakseimbangan alam," jelas dia.

Ia mengatakan virus itu muncul karena bumi sudah tak lagi seimbang.

"Prinsipnya adalah kalau kita jaga alam maka alam akan jaga kita. Kita sudah lama tak menjaga alam, mereka mencari keseimbangan baru," kata dia.

• Pangkas Anggaran Belanja Besar-besaran, DKI Jakarta Sediakan Rp 10,77 Triliun untuk Tangani Covid-19

Wiku menegaskan Virus Corona khususnya sudah berkembang dan semakin kuat.

"Jadi sebagaima makhluk hidup seperti manusia, kalau dia tertekan maka dia akan berusaha melawan. Yang mati banyak, tapi yang enggak mati berbahaya sekali. Begitu juga dengan virus ini."

"Begitu juga dengan virus ini, virus ini sudah berkembang sehingga dia menjadi kuat sekali, dan menyebar manusianya enggak bisa apa-apa," ujar Wiku.

Lihat videonya mulai menit ke-2:17:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)