TRIBUNWOW.COM - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengevakuasi seekor harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae) yang diduga kerap memangsa manusia di kawasan PT Riau Indo Agro (RIA) di Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil), Riau, Sabtu (2/5/2020).
Kepala BBKSDA Riau Suharyono mengatakan, harimau berhasil dievakuasi setelah masuk perangkap (box trap) yang dipasang tim terpadu di areal PT RIA.
"Harimau kita evakuasi dan dibawa ke Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya (PRHSD) Sumatera Barat," kata Suharyono dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Minggu (3/5/2020).
Suharyono menjelaskan, alasan harimau itu dievakuasi karena diduga kerap terjadi konflik dengan manusia di areal PT RIA.
• Puluhan Karyawan PT Sampoerna Positif Corona, Khofifah Enggan Disamakan dengan DKI, Begini Alasannya
Konflik dengan manusia sejak 2018
Menurutnya, serangan harimau mulai terjadi dari tahun 2018 sampai dengan 2020, yang menewaskan sejumlah manusia.
Misalnya, pada tahun 2019 terdapat tiga orang tewas diterkam harimau di lokasi yang sama.
Kemudian pada 30 Januari 2020 lalu, ada juga satu kali serangan harimau yang menewaskan seorang pria yang sedang mencari kayu di kawasan hutan Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran.
Sehingga, untuk mengantisipasi timbulnya kembali konflik, kata Suharyono, tim terpadu terdiri dari BBKSDA Riau, kepolisian, TNI dan BPBD Inhil memutuskan evakuasi harimau yang diduga mangsa sejumlah manusia tersebut.
• Viral Video Camat Diduga Kampanye Terselubung saat Bagi Beras Bupati Ogan Ilir, Ini Kata Bawaslu
Perlu waktu lama untuk menangkap harimau
Suharyono mengatakan, penanganan konflik satwa dilindungi dengan manusia ini memerlukan waktu yang panjang.
"Upaya-upaya evakuasi kami lakukan dengan sangat hati-hati, tanpa menyakiti satwa dan melakukan pengamatan perilaku terhadap individu-individu harimau yang berada di wilayah tersebut," ucapnya.
Sampai akhirnya tim BBKSDA Riau menemukan titik atau wilayah habitat dari harimau sumatera yang diduga kerap menimbulkan korban jiwa.
Untuk menangkap harimau tersebut, tim gabungan sejak Januari 2020 melakukan survei di lokasi konflik.
Petugas saat itu memasang tujuh unit camera trap atau kamera pengintai.
• Pemegang Saham Lolos Daftar Kartu Prakerja: Ada Saldo Rp 1 Juta, Saya Belanjakan Video Rp 220 Ribu