TRIBUNWOW.COM - Setelah sempat viral di media massa, suami istri asal Rusia yang kedapatan mengamen di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dikabarkan akan dideportasi.
Beberapa saat yang lalu sempat tersebar tayangan video yang menampilkan seorang turis asal Rusia bersama istri dan anaknya yang masih bayi tengah mengamen.
Mereka memainkan alat musik akordion dan meminta sumbangan pada masyarakat sekitar.
• Kritik WNA Keluar-Masuk RI di Tengah Corona, MUI: Kita Sedang Berjuang Memutus Rantai Penularan
Petugas menyebutkan bahwa perbuatan mereka tersebut menyalahi aturan dalam izin tinggal.
Sehingga, ketiganya akan segera dideportasi kembali ke negaranya di Rusia.
Dilansir Kompas.com, Sabtu (2/5/2020), pasangan suami istri asal Rusia, Mikhail (29) dan Ekaterina (28) dikabarkan gagal mendatangi konsulat Rusia di Bali.
Hingga kini mereka masih berada di NTB dan masih menunggu kepastian dari pemerintah.
Sementara itu, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPA Mataram Syaifullah mengatakan bahwa penundaan tersebut merupakan permintaan dari Konsulat Rusia sendiri.
Mereka meminta menunda keberangkatan WNA tersebut agar dapat melengkapi berkas dan dokumen.
Pemerintah dan pihak konsulat telah memutuskan bahwa Mikhail dan Ekaterina beserta anaknya akan segera dideportasi kembali ke negaranya.
Sehingga setelah kelengkapan yang diperlukan sudah tersedia, keluarga tersebut bisa segera diterbangkan ke negara asalnya.
"Jadi memang kemarin ketika akan naik kapal laut di Pelabuhan Lembar, pihak konsulat meminta kami mengurungkan keberangkatan WNA tersebut sambil melengkapi berkas dan dokumen, agar tiga WNA Rusia ini bisa langsung diterbangkan atau dideportasi ke Rusia melalui Bandara Ngurah Rai Bali."
"Tanggal 3 Mei pagi mereka akan menyeberang ke Padangbae melalui Lembar, dan malamnya diterbangkan ke Rusia," kata Syahrifullah.
Menurut Syaifullah, penerbangan kembali WNA tersebut seluruhnya akan ditanggung oleh pihak konsulat Rusia.
• Viral, Pasangan Suami Istri Asal Rusia Ini Nekat Mengamen di Pasar demi Penuhi Kebutuhan Hidup
Saat ini, Mikhail dan anak istrinya berada di ruangan khusus Imigrasi Mataram.
Mereka tidak mejalani penahanan, namun ditempatkan di sana agar tidak lagi melakukan aksinya yang dinilai mengganggu masyarakat.
"Kami tidak menahannya, mereka berada di ruangan yang baik, dilengkapi dengan tempat tidur yang nyaman dan kebutuhan makannya ditanggung Imigrasi Mataram."
"Kita tidak menempatkan mereka di ruang tahanan dengan pertimbangan kemanusiaan karena ada balita," ujar Syahrifullah.
Adapun, keluarga asal Rusia ini dinyatakan bebas Virus Corona setelah menjalani rapid test dan hasilnya non reaktif.
Sebelumnya, keluarga asal Rusia tersebut sempat viral di media massa.
Pasalnya, mereka kedapatan mengamen di Pasar Tradisional Kebon Roek, Mataram, NTB.
Dalam tayangan video yang beredar, tampak suami istri tersebut membawa bayi dalam gendongan sambil memainkan alat musik akordion.
"Mereka mengemis, ngamen, dan dapat uang dari warga yang kasihan. Uangnya mereka pakai membeli kebutuhan makan," ujar Syahrifullah saat ditemui Kompas.com di kantornya, Kamis (30/4/2020).
"Kami dapat laporan dan langsung melacak keberadaan mereka."
"Karena saat ini tengah terjadi musibah Covid-19, maka kami memberi kelonggaran. Jika tak ada Covid-19, saya pasti akan tindak tegas."
"Mereka hanya boleh berwisata di Lombok, bukan melakukan kerja atau aktivitas seperti mengamen atau mengemis," ujar Syahrifullah.
• Viral Video Sopir Pikap Tampar Petugas SPBU Perempuan, Korban Justru Iba Lihat Kondisi Pelaku
Mikhail yang dikonfirmasi terkait aksinya tersebut mengatakan bahwa semua pintu masuk menuju Rusia telah ditutup.
Ini menyebabkan ia dan keluarga kecilnya tidak bisa meninggalkan Indonesia.
"Sebelumnya kami berada di Malaysia, kemudian kami terbang ke Indonesia."
"Rencananya, kami hanya dua hari berada di Indonesia dan akan kembali ke Malaysia. Tetapi, karena Malaysia lockdown, kami memutuskan ke Bali (lewat NTB)," tutur Mikhail.
Ia menjelaskan bahwa di tengah kondisi pandemi Virus Corona sekarang ini, sulit untuk pulang ke negaranya, padahal biaya hidup semakin menipis.
Akhirnya, Mikhail dan istri memutuskan untuk mengamen, menerima pemberian orang yang menikmati musiknya untuk membeli makan.
"Saya main musik di Bali, tapi polisi melarang kami, padahal itu untuk membeli makanan dan biaya hidup."
"Kami punya uang hanya untuk satu bulan kami tinggal di Bali. Kemudian kami ke Lombok mencari peluang ngamen, tapi di sini juga sama pintu ditutup," tandasnya. (TribunWow.com)