Virus Corona

Apakah Virus Corona di dalam Orang Tanpa Gejala Bisa Hilang Sendiri? Begini Penjelasan dokter Corona

Penulis: Mariah Gipty
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Rabu (29/4/2020), dokter Spesialis Kedaruratan Medis, Corona Rintawan memberikan penjelasan soal OTG

TRIBUNWOW.COM - Penderita Virus Corona seringkali dijumpai tanpa gejala atau biasa disebut Orang Tanpa Gejala (OTG).

Yang kini menjadi pertanyaan, apakah Virus Corona dalam OTG bisa hilang dengan sendirinya.

Menjadi narasumber di acara Sapa Indonesia Pagi Kompas TV pada Rabu (29/4/2020), dokter Spesialis Kedaruratan Medis, dokter Corona Rintawan memberikan penjelasan.

Mutasi Virus Corona (Dailymail)

Satu Keluarga di Bantul Dinyatakan Positif Covid-19, Diduga Tertular dari Tabligh Akbar di Jakarta

dokter Corona menjelaskan, jika daya tahan tubuh OTG itu bagus maka virusnya bisa mati sendiri.

"Apakah orang tanpa gejala yang membawa virus ini, virusnya akan hilang dengan sendirinya atau bagaimana?" tanya seorang pemirsa.

"Ya bisa kalau memang daya tahan tubuhnya bagus ya virusnya akan juga terbunuh sendiri," jawab dokter Corona.

Namun yang dikhawatirkan dari OTG adalah bisa menularkan ke orang lain tanpa disadari.

"Tapi permasalahannya kan selama dia tidak mengalami gejala maka dia merasa sehat dan kalau dia tidak aware dia menularkan ke orang lain."

"Yang ini harus menjadi perhatian," kata dia.

Bahkan, dokter Corona menjelaskan ada studi yang menyebut masa inkubasi Virus Corona di dalam tubuh manusia ada yang bisa mencapai 20 hari.

"Menularkannya selama berapa lama dok, selama masa inkubasi atau lebih lama dari 14 hari itu?" tanya presenter.

"Ya biasanya 7 sampai 14 hari, ada teori yang sampai 20 hari jadi sebetulnya saran saya kalau memang," jawab dokter Corona.

Karena OTG tak bisa diketahui terkena Virus Corona atau tidak kecuali dengan test, maka dokter Corona mengimbau masyarakat untuk mengenakan masker.

Menolak Diisolasi, Pasien Positif Virus Corona di Mataram Ini Justru Nekat Salat Tarawih di Masjid

Tim Medis dari Muhammadiyah ini mengimbau masyarakat untuk hati-hati apalagi yang baru saja di suatu perkumpulan atau dari tempat dengan risiko tinggi.

"Kita tidak tahu ya kemasukan virus apa enggak untuk orang yang merasa sehat tapi memiliki risiko habis bertemu di kerumunan massa, atau mungkin bekerja di tempat-tempat yang risiko itu wajib masker agar tidak menularkan ke orang lain," ucapnya.

dokter Corona mengatakan, orang bisa menggunakan aplikasi untuk mengetahui dirinya risiko tinggi terjangkit Virus Corona atau tidak.

"Pertama banyak aplikasi bisa menyebutkan bahwa kita termasuk risiko tinggi.

"Nah itu salah satu untuk mengukur bahwa kita risiko tinggi, bisa menularkan apa tidak," ungkapnya.

Selain itu, dokter Corona meminta masyarakat mengasumsikan bahwa semua orang bisa menularkan Covid-19.

"Tapi secara aman maka kita semua harus berasumsi bahwa kita bisa menularkan jadi tentunya memakai masker itu wajib," pungkasnya.

Pasien Virus Corona di RSUD Praya Kabur dan Jalan Kaki 10 Km untuk Pulang, Ditemukan di Tengah sawah

Lihat videonya mulai menit ke-2:50:

Anies Peringatkan Bahaya OTG

 Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan menegaskan bahwa dalam menangani Virus Corona tak boleh setengah-setengah.

Hal itu disampaikan Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (29/4/2020).

Mulanya, Anies mengungkap data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat UI yang menyebut kini sudah ada sekitar 60 persen warga Jakarta yang berkegiatan di dalam rumah.

Anies Baswedan saat menjadi narasumber di acara Indonesia Lawyers Club (ILC) pada Selasa (29/4/2020). (Channel YouTube Indonesia Lawyers Club)

• Ali Ngabalin Malah Tertawa saat Dengar Mahfud MD Ungkapkan Kekesalannya di ILC, Begini Reaksinya

"Kalau kita lihat data dari Fakultas Kesehatan Masyarakat di sana tim epedemiologis membuat kajian mereka menunjukkan bahwa hampir 60 persen, sekitar 60 persen penduduk di Jakarta."

"Sejak pertengahan Maret itu berada di dalam di radius sekitar 200 meter dari rumah," cerita Anies.

Anies mengatakan pihaknya kini tengah berusaha agar presentase warga yang memilih berada di dalam rumah semakin tinggi.

"Data itu didapat lewat Google dengan mengecek pergerakan HP-nya di mana HP-nya tidak bergerak lebih dari 200 meter dari wilayah rumah."

"Angka ini harus kita dorong lebih tinggi, kalau kita bisa mendorong 80 persen selama bulan puasa ini mengurangi kegiatan sampai 80 persen penduduk berkegiatan dalam radius dekat rumah atau berada di dalam rumah, maka saya harap kecepatan dalam memutus mata rantai ini bisa meningkat," tegas dia.

• Di ILC, Anies Bantah Karni Ilyas soal Pelambatan Corona di Jakarta: Saya Tak Buat Pengumuman Itu

Ia ingin masyarakat sadar bahwa masalah Virus Corona merupakan sesuatu yang serius.

"Karena kami tidak ingin situasi ini lebih panjang, kita semua menyadari betapa sulitnya situasi yang dihadapi sekarang," katanya.

Anies mengaku paham bahwa banyak warga yang juga butuh mencari uang.

Namun, Gubernur 50 tahun ini menegaskan bahwa masalah Virus Corona dan kebutuhan masyarakat tak bisa dikombinasikan.

"Yang mencari mata pencaharian, yang mau beribadah, yang mau berkegiatan sosial itu semua terhambat karena situasi sekarang."

"Dan ini bukan sesuatu dengan mudah diambil kombinasinya, mudah dikatakan bahwa ya kita mencoba menyeimbangkan," tegasnya.

Menurut dia pemerintah harus memilih hal apa yang menjadi fokus.

"Dalam urusan ini keseimbangannya ini tidak bisa dibuat, ini harus memilih prioritasnya mana? Prioritasnya mana? Ini faktanya begitu," ungkap dia.

• Pakar UI Beri Peringatan meski PSBB Sudah Buat Penyebaran Corona Turun: Jangan Cepat Tarik Simpulan

Pasalnya orang tanpa gejala Virus Corona juga tak bisa diabaikan.

Mereka yang tak terlihat terjangkit Covid-19 masih bebas pergi ke mana-mana.

"Jadi enak untuk kita mengatakan ya kita coba mencari keseimbangan begitu ada orang tanpa gejala, orang tidak punya gejala ini tapi dia berkeliaran, dia berinteraksi maka tinggi prosentase warga tidak berkegiatan itu terganggu oleh orang-orang tanpa gejala atau gejala ringan tapi berinteraksi di luar," ungkapnya.

Sehingga semua pihak diharapkan bisa meningkatkan kedisiplinan.

"Maka kedisiplinan kolektif sangat diperlukan, apakah mudah sangat berat, apakah ringan tidak," ucapnya.

Lihat videonya mulai menit ke-5:19:

(TribunWow.com/Mariah Gipty)