Virus Corona

Sungai Terkotor di Dunia Jadi Jernih sampai Airnya Bisa Diminum karena Lockdwon saat Pandemi Corona

Editor: Lailatun Niqmah
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Air Sungai Gangga jernih dan bening hingga dasarnya terlihat.

TRIBUNWOW.COM - Perubahan Sungai Gangga, India kini menjadi perbincangan dunia.

Sungai yang dikenal terkotor di dunia itu berubah menjadi jernih, bahkan airnya bisa diminum.

Hal itu disebutkan karena efek lockdown selama pandemi Virus Corona, yang membuat cemaran limbah, aktivitas manusia dan hewan di Sungai Gangga berkurang drastis.

Para pedagang bersiap untuk memindahkan tempat penampungan sementara mereka dari tepi Sungai Gangga saat permukaan air sungai meningkat karena hujan deras, di Allahabad pada tanggal 6 Juli 2017. (AFP/SANJAY KANOJIA)

Virus Corona di Italia Disebut Lebih Dominan Berefek pada Pria daripada Wanita, Ini Penjelasannya

Diketahui, Sungai Gangga lahir dari curahan air gletser di Himalaya.

Namun seiring mendekati laut, sungai sepanjang 2.620 kilometer itu mulai dicemari sampah dan limbah manusia.

Sungai ini melewati 29 kota dengan populasi lebih dari 100.000 orang dan 23 kota lain yang berpopulasi di atas 50.000 penduduk.

Tentu, Gangga memainkan peranan besar dalam ritual keagamaan Hindu dan sudah membumi sejak ratusan tahun silam.

Umat Hindu meyakini Sungai Gangga sebagai titisan Tuhan yang mengalir dari surga buat membersihkan Bumi.

Maka membasuh diri dengan menggunakan air Sungai Gangga diyakini akan menyucikan manusia dari semua dosa.

Tidak heran jika setiap hari ribuan peziarah menyemuti bantaran sungai ini untuk mandi dan berdoa.

Bantaran Sungai Gangga juga digunakan umat Hindu sebagai tempat kremasi atau pembakaran jenazah.

Tradisi itu dipercaya akan membebaskan manusia dari lingkaran hidup dan mati itu setiap tahun menghasilkan upacara pembakaran 32.000 jenazah.

Hasilnya, ada ratusan ton potongan tubuh manusia di sungai itu.

Kesucian Sungai Gangga turut mengundang jutaan peziarah setiap tahunnya.

Pada sebuah hari suci agama Hindu yang cuma dirayakan selama 12 tahun sekali, jumlah pengunjung bahkan menembus angka 12 juta orang.

Halaman
123