Virus Corona

Sambil Menangis, Pemudik Asal Bekasi: Kata Pak Jokowi kalau Pulang Kampung Boleh, tapi Jangan Mudik

Penulis: Vintoko
Editor: Maria Novena Cahyaning Tyas
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang pemudik asal Bekasi, Rudi Haryanto menangis dan memohon kepada petugas agar diizinkan mudik ke kampung halamannya di Lampung.

TRIBUNWOW.COM - Seorang pemudik asal Bekasi menangis dan memohon kepada petugas agar diizinkan mudik ke kampung halamannya di Lampung.

Dilansir TribunWow.com, hal itu tampak dari tayangan kanal YouTube iNews TV, Kamis (30/4/2020).

Dalam video itu, pemudik yang bernama Rudi Haryanto itu menangis dan memohon kepada petugas di Pelabuhan Merak Banten agar bisa mudik ke kampung halamannya di Lampung.

"Rumah saya aslinya di Lampung, saya bukannya melawan bapak-bapak. Saya ingin pulang pak," kata dia kepada petugas.

Alasan Pria Asal Inggris Lempar Istrinya dari Balkon Lantai 7 Apartemen, Diduga Stres Tak Bisa Mudik

Bahkan, Rudi Haryanto juga memboyong seluruh anggota keluarganya, seperti istri dan anaknya untuk mudik ke Lampung.

Rudi Haryanto sendiri mengaku sudah mengetahui larangan mudik yang diumumkan pemerintah.

Meski demikian, dirinya tidak memiliki pilihan lain karena sudah tidak mempunyai pekerjaan dan rumah.

"Karena di sana sudah tidak kerja, kontrakan abis. Saya bisa makan apa pak? Coba," kata Rudi Haryanto.

"Sudah tahu, pak. Tapi katanya KTP Lampung boleh pulang, kata Pak Jokowi kalau kita pulang kampung boleh, tapi jangan mudik," tutur dia.

Tak hanya Rudi Haryanto, sejumlah pemudik juga nekat mudik melalui Pelabuhan Merak Banten.

Jika Ngotot Mudik Lewat Jalan Tikus, Pakar Agus Pambagio Peringatkan Maraknya Kriminalitas saat PSBB

Kapolres Cilegon, AKPB Yudhis Wibisana menjelaskan pihaknya terpaksa menghentikan pemudik yang ingin masuk ke Pelabuhan Merak.

Yudhis lantas memberikan imbauan kepada pemudik bahwa sudah ada larangan unuk mudik terkait pencegahan penyebaran Virus Corona.

"Banyak berhenti menunggu kebijakan boleh melintas atau menyeberang dari Merak ke Bakauheni, sehingga kita perlu berikan imbauan dikarenakan sudah ada kesepakatan dengan pihak ASDP Merah bahwa tidak melayani lagi roda dua, maupun kendaraan pribadi, dan kendaraan berpenumpang," jelas Yudhis.

Simak video selengkapnya:

Beda Mudik dan Pulang Kampung

Di sisi lain, sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) angkat bicara terkait mudik lebaran 2020.

Hal itu diungkapkan Jokowi pada Najwa Shihab di Istana Merdeka, Jakarta pada acara Mata Najwa, Selasa (21/4/2020).

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi sempat berdebat dengan Najwa Shihab terkait perbedaan mudik dan pulang kampung.

Mulanya, Najwa Shihab bertanya mengapa Jokowi tidak melarang mudik sejak awal.

Diketahui, Jokowi baru mengumumkan larangan mudik pada Selasa sore.

Sehingga wawancara itu dilakukan sebelum Jokowi mengumumkan larangan mudik.

Jokowi menjawab tak ingin terburu-buru atau sembrono dalam mengambil keputusan, karena bisa memunculkan masalah baru.

"Kenapa tidak dilarang sekarang Bapak? Kenapa harus melihat situasi?" tanya Najwa Shihab.

"Kan kita kemarin kita memakai ada transisinya sehingga jangan sampai menimbulkan syok dan justru memunculkan masalah baru."

"Rame-rame begitu didadak, rame-rame semua ke stasiun, rame-rame nanti ke terminal, rame-rame ke bandara."

"Yang terjadi ada penumpukan orang di suatu tempat itu yang justru itu menyebabkan tidak menyelesaikan masalah, memunculkan masalah baru penularan yang akan lebih menyebar," jawab Jokowi.

Cerita Pemudik Isolasi Mandiri di Kebun dan Rayakan Ultah Anak Lewat Video Call, Najwa: Saya Kagum

Lalu, Najwa menyinggung soal data dari Kementerian Perhubungan yang menyatakan sudah hampir satu juta orang melakukan mudik.

Sehingga, Najwa bertanya-tanya mengapa Jokowi tidak ingin terburu-buru mengeluarkan kebijakan mudik sedangkan sudah banyak orang keluar dari Jakarta khususnya.

"Tapi yang dikhawatirkan itu sudah timbul pak karena data dari Kemenhub sudah hampir satu juta orang curi start mudik."

"Sudah 900 ribu orang yang sudah mudik dan yang sudah tersebar ke berbagai daerah."

"Apakah ini berarti keputusan melarang itu yang baru akan dikeluarkan melihat situasi tetapi faktanya sudah terjadi penyebaran orang di daerah," tanya Najwa.

Lalu, Jokowi menjawab bahwa apa yang dilakukan satu juta orang itu pulang kampung bukan mudik.

Akibatnya, Najwa membantah bahwa mudik dan pulang kampung itu adalah sama.

"Kalau itu bukan mudik, itu namanya pulang kampung memang bekerja di Jabodetabek di sini sudah tidak dapat kerjaan ya mereka pulang, karena anak istrinya mereka pulang kampung," jelas Jokowi.

"Apa bedanya Bapak pulang kampung dan mudik? Kan sama," bantah Najwa.

Lalu, Jokowi menjelaskan lagi bahwa mudik itu keluar daerah untuk merayakan lebaran dengan keluarga.

Namun, Najwa masih membantah masalah tersebut.

"Mudik kan di hari lebarannya, beda," ujar Jokowi.

"Perbedaannya hanya masalah waktu Bapak," kata Najwa.

"Untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri, kalau yang namanya pulang kampung itu ya bekerja di Jakarta, tetapi anak istrinya ada di kampung," jelas Jokowi lagi.

Lalu, Najwa masih membantah pendapat Jokowi soal mudik dan pulang kampung itu berbeda.

Menurut Najwa, mudik maupun pulang kampung sama-sama merupakan kegiatan orang dari suatu daerah ke daerah asal untuk bertemu keluarga.

"Tapi itu kan hanya perbedaan timing Bapak Presiden, tapi aktivitasnya sama, mereka pulang dan kemungkinan membawa virus ke rumah itu juga sama," kata Najwa. (TribunWow.com)