TRIBUNWOW.COM - Hisyam Masruri merupakan seorang pengemudi Ojek Online (Ojol) yang kini ingin tetap pulang kampung meskipun sudah ada larangan mudik.
Pengemudi Ojol asal Tambora Jakarta Barat itu mengatakan dirinya tetap akan pulang dengan cara mencari-cari jalan yang tidak dijaga oleh aparat berwenang.
Hisyam bahkan sudah tidak peduli apakah nanti sesampainya di kampung halamannya di Tegal ia bisa makan atau tidak.
• Minta Warganya Tak Mudik, Anies Baswedan: Berani Datang ke Jakarta Artinya Berani Mengambil Risiko
Baginya yang terpenting saat ini hanyalah pulang ke kampung halamannya menemui keluarganya yang ada di sana.
Dikutip dari acara Mata Najwa, Rabu (29/4/2020), awalnya Hisyam menjelaskan kondisinya di Jakarta kini sudah sangat kesulitan.
Pendapatan harian pun sudah tidak menentu, mulai dari Rp 20 ribu, Rp 11 ribu, hingga kadang tidak mendapatkan uang sama sekali.
Hisyam mengakui dirinya juga belum pernah mendapat bantuan dari pemerintah.
Akhirnya ia memutuskan untuk pulang kampung bersama istrinya.
Presenter Mata Najwa, Najwa Shihab kemudian menanyakan bagaimana cara Hisyam pulang kampung di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
"Sekarang kan sudah enggak bisa pulang Pak, masih tetap mau usaha atau gimana?" tanya Najwa.
"Saya paling pulang naik motor saja, sama memang ongkosnya juga minim," jawab Hisyam.
Ketika ditanyakan soal larangan mudik, Hisyam beralasan yang dilarang hanyalah mudik, bukan pulang kampung.
"Ya kan dilarangnya mudik Bu kalau pulang kampung kan katanya boleh," ucap Hisyam.
Najwa nampak tersenyum kecil mendengarkan jawaban dari Hisyam.
Hanya berbekal uang Rp 200 ribu, Hisyam menegaskan akan tetap mudik.
• Anies Baswedan Peringatkan Warga Jakarta yang Tetap Ingin Mudik: Belum Tentu Bisa Pulang Cepat
Alasan Pulang Kampung
Hisyam mengatakan dirinya sudah tidak bisa lagi bertahan di Jakarta karena tidak memiliki apa-apa lagi.
"Karena memang di sini kontrakan sudah enggak kebayar, terus memang sudah enggak ada uang juga, beras tinggal dua liter," ujarnya.
Ia mengatakan ongkos Rp 200 ribu itu diberikan oleh seorang dermawan sebagai bantuan.
Hisyam mengatakan dirinya tak takut apabila disuruh putar balik ketika menemui polisi di tengah perjalanan ke Tegal.
Cara Hisyam mengakalinya dengan menggunakan jalan-jalan lain yang tidak dijaga oleh aparat berwenang.
"Kita sih Bismillah aja Bu, mudah-mudahan kalau satu jalan ditutup mungkin masih ada jalan yang lain," ujar Hisyam.
"Namanya kita usaha dulu, namanya orang kecil itu yang penting kita keluar dulu, usaha dulu Bismillah saja," lanjutnya.
Hisyam kembali menjelaskan bagaimana dirinya sudah tidak bisa bertahan lebih lama di Jakarta karena tidak dapat bantuan apapun dari pemerintah.
"Karena kita bertahan di sini juga mau bertahan gimana, bantuan enggak dapat," terangnya.
"Kita sih bukan mau minta-minta kita juga bukan mental orang minta-minta."
"Cuman kalau kita sudah susah cari uang di sini kan lebih baik kita memang pulang kampung," sambungnya.
Meskipun berencana pulang, Hisyam sendiri tidak memiliki bayangan apa yang akan ia lakukan di Tegal nanti.
"Yang penting kita pulang dulu, sampai rumah dulu, masalah makan enggak makan itu urusan belakangan," tandasnya.
• Di ILC, Ngabalin Singgung Hadis Nabi soal Larangan Mudik saat Corona: Covid Ini adalah Mahkluk Allah
Simak video berikut ini menit awal:
Mahfud MD: Terlanjur Keluar Uang Itu Urusan Dia
Sebelumnya, Menteri Politik Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD juga menanggapi soal langkah pemerintah dalam memberlakukan pelarangan mudik saat pandemi Virus Corona (Covid-19).
Mahfud menjelaskan hingga saat ini para pemudik yang nekat untuk keluar dari Jakarta dipaksa untuk putar balik ke daerah asal mereka, begitu juga warga berasal dari luar yang ingin ke Jakarta.
Ia bahkan mengatakan dirinya tidak peduli apabila masyarakat merugi karena telah mengeuarkan uang selama perjalanannya.
Dikutip dari YouTube BNPB Indonesia, Sabtu (25/4/2020), awalnya host acara perbincangan tersebut dr. Lula Kamal menanyakan kapan waktu pelarangan mudik dimulai.
"Kemarin ada cerita mengenai pulang kampung versus mudik," kata dr. Lula Kamal.
"Kapan kita dianggap mudik, kapan kita berhenti tidak boleh lagi pulang kemanapun, atau pergi ke kampung, hitungannya apa? Pertengahan Ramadan kah atau bagaimana," lanjutnya.
Mahfud MD mengatakan pelarangan mudik telah berlaku sejak Jumat (24/4/2020).
"Perhitungannya tanggal 24 April kemarin," kata dia.
• Kisah di Balik Video Viral Bapak Tutup Pintu Pagar Rumah saat Anaknya Mudik karena Takut Corona
Terkait banyak ditemukan pelanggaran aturan larangan mudik, Mahfud meminta hal tersebut dimaklumi.
Sebab aturan baru saja diberlakukan, dan masyarakat masih menyesuaikan.
"Jadi 24 April kemarin itu orang sudah dilarang mudik, bahwa pada hari pertama, kedua mungkin karena masih penyesuaian, masih terjadi pelanggaran di sana-sini, itu bisa dimaklumi," papar Mahfud.
Meskipun demikian Mahfud menunjukkan bahwa aturan tersebut sudah berjalan dengan baik.
Ia menyinggung soal pemberitaan di media yang menunjukkan bagaimana telah banyak pemudik yang terlanjur berangkat, tapi dipaksa untuk kembali ke daerahnya masing-masing.
Terkait kerugian orang-orang tersebut, Mahfud mengatakan itu sudah menjadi risiko masing-masing.
"Dengan segala risiko yang melakukannya (nekat mudik) bahwa dia terlanjur keluar uang itu urusan dia," ujar Mahfud.
"Pokoknya Anda enggak boleh keluar Jakarta."
Tidak hanya orang yang ingin keluar ke Jakarta, Mahfud menjelaskan pelarangan juga berlaku bagi orang-orang yang ingin masuk ke Jakarta.
"Yang mau masuk juga itu sudah banyak yang disuruh balik, di mana-mana," terang Mahfud.
Mahfud menjelaskan semakin hari aturan larangan mudik akan semakin diperketat.
"Mungkin semakin hari akan semakin ketat penegakannya," tuturnya.
• Nekat Mudik saat Corona, Kemenhub Siap Sanksi Tegas Mulai 7 Mei: Ini Memang Perlu Waktu
Kapan Larangan Berakhir?
Mahfud lalu menjelaskan sampai kapan aturan larangan mudik akan diberlakukan.
Pertama ia menjelaskan berdasarkan peraturan yang ada, larangan akan selesai setelah lebaran berakhir.
Namun apabila kondisi belum kunjung membaik, maka larangan mudik bisa diperpanjang terus.
Mahfud menjelaskan berdasarkan skenario pemerintah, negara telah mengantisipasi hingga bulan Desember, karena libur lebaran dipindahkan ke akhir tahun.
Ia tak memungkiri sudah banyak prediksi yang mengatakan pandemi Covid-19 akan berakhir pada Juli.
"Itu artinya antisipasi kita sampai Desember, meskipun di dalam banyak prediksi diperkirakan Juli sudah akan selesai," kata Mahfud.
"Tetapi kita mengantisipasi sampai Desember," sambungnya.
Mahfud mengibaratkan aturan larangan mudik layaknya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang bisa diperpanjang sesuai situasi, dan kondisi di lapangan.
"Dan akan selalu bisa diperpanjang, seperti PSBB Jakarta," pungkasnya.
Lihat videonya mulai menit ke-13.00:
(TribunWow.com/Anung)