Virus Corona

Evaluasi PSBB Surabaya Raya, Khofifah Berlakukan 4 Shift bagi Perusahaan agar Tidak Timbulkan Macet

Penulis: Rilo Pambudi
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Khofifah Indar Parawansa evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga wilayah Kota dan Kabupaten di Jawa Timur (Jatim).

TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa buka suara soal evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga wilayah Kota dan Kabupaten di Jawa Timur (Jatim).

Khususnya terhadap perbatasan wilayah Kota Surabaya yang tampaknya pada hari pertama tidak berjalan sesuai yang diharapkan.

Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Surabaya Raya mulai berlaku pada hari ini Selasa (28/4/2020).

Khofifah Indar Parawansa evaluasi Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di tiga wilayah Kota dan Kabupaten di Jawa Timur (Jatim). (YouTube metrotvnews)

Dilansir TribunWow.com, pada hari pertama pemberlakukan PSBB di Surabaya Raya terjadi kemacetan panjang yang tidak terhindarkan di pintu masuk menuju Kota Pahlawan, tepatnya di Bundaran Waru, Surabaya.

Kemacetan akibat pelaksanaan pemeriksaan sesuai protol PSBB bahkan mengular cukup panjang.

Kemacetan juga diakibatkan adanya check poin yang memeriksa dan menegakan aturan PSBB kepada para pengendara.

Merespons hal tersebut Khofifaf meminta maaf atas pelaksanaan PSBB yang tidak berjalan sesuai rencana.

Diketahui, kemacetan panjang dipicu oleh banyaknya pengendara sepeda motor yang umumnya merupakan karyawan di kawasan industri Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).

"Nah tadi di bundaran Waru, pertama kami mohon maaf kalau terjadi kemacetan panjang," terang Khofifah dikutip dari kanal metrotv, Rabu (29/4/2020).

"Tapi bahwa mereka sebagian besar membawa surat keterangan bahwa mereka bekerja di titik-titik yang sebagian besar di SIER, Surabaya Industrial Estate Rungkut," tambahnya.

Atas hal kesalahan perhitungan tersebut, Pemprov bersama jajarannya memberikan klarifikasinya kepada Dinaker dan pihak perusahaan.

Khofifah mengaku, sebelumnya telah menyampaikan surat edaran kepada perusahaan-perusahaan yang ada di Surabaya terkait penerapan PSBB.

Namun apa yang terjadi di lapangan ternyata tidak sesuai dengan apa yang semestinya diharapkan.

Padahal PSBB merupakan opsi terakhir Pemprov untuk memutus mata rantai penularan Covid-19.

"Nah akhirnya kami melakukan evaluasi bersama Pangdam, Kapolda, dan Dinas Tenaga Kerja Surabaya, kami ingin mendapatkan penjelasan bagaimana sesungguhnya sosialisasi dan surat edaran yan katanya sudah selesai," ujar Khofifah.

Halaman
123