Virus Corona

WHO Tolak Wacana Pemberian Sertifikat 'Kebal Virus Corona' untuk Mantan Pasien Covid-19, Mengapa?

Penulis: Fransisca Krisdianutami Mawaski
Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanmo Ghebreyesus

TRIBUNWOW.COM - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa tidak ada jaminan pasien yang pernah terinfeksi Covid-19 akan kebal pada virus itu.

Hal ini dinyatakan oleh WHO menyusul adanya wacana penerbitan sertifikat kepada orang-orang yang sudah sembuh dari Covid-19.

Dilansir Guardian via Tribunnews.com, sertifikat tersebut diasumsikan bahwa penerimanya dinyatakan kebal dari infeksi ulang SARS-CoV-2.

WHO Sebut Virus Corona Bukan Berasal dari Lab di Wuhan: Semua Bukti yang Ada, Berasal dari Hewan

Singapura Gunakan Gedung Pusat Pameran Changi sebagai RS Darurat Virus Corona

Penerbitan dokumen tersebut bahkan sudah dilakukan di sejumlah negar, termasuk Inggris.

Akan tetapi catatan ilmiah WHO menyatakan bahwa saat ini tidak ada bukti orang pulih dari Covid-19 akan memiliki antibodi dan terlindungi dari infeksi kedua.

Sebaliknya, sertifikat ini bisa menimbulkan resiko kesehatan lebih lanjut.

Sebab jaminan itu tidak pasti dan tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Pada titik ini dalam pandemi, tidak ada cukup bukti tentang efektivitas kekebalan yang dimediasi-antibodi untuk menjamin akurasi 'sertifikat imunitas' atau 'sertifikat bebas risiko'," kata catatan itu.

"Orang yang berasumsi bahwa mereka kebal terhadap infeksi kedua karena mereka telah menerima hasil tes positif dapat mengabaikan saran kesehatan masyarakat."

"Oleh karena itu, penggunaan sertifikat semacam itu dapat meningkatkan risiko transmisi lanjutan," ungkap catatan itu.

Selain Menkes Terawan, 2 Menteri Jokowi Ini Dapat Sentimen Negatif Terkait Penanganan Virus Corona

WHO Ingatkan Penyebaran Virus Corona Bisa Lewat Permukaan dan Benda Mati, Tisu hingga Tombol Lift

Padahal di Korea Selatan dan China marak terjadi mantan pasien Covid-19 kembali terinfeksi virus yang sama.

Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk hasil tersebut.

Direktur Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC), Jeong Eun-Kyeong mengatakan mungkin virus itu aktif kembali.

Artinya bukan pasien yang menerima infeksi lagi, tetapi virus yang ada beraksi kembali.

Kemungkinan lainnya adalah hasil tesnya yang kurang akurat.

Halaman
12