TRIBUNWOW.COM - Juru Bicara Presidium Alumni (PA) 212, Haikal Hassan menyoroti 'dukungan buta' untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang dibandingkan dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dilansir TribunWow.com, Haikal Hassan menyebut banyak orang yang tak berpikir rasional hingga terus mendukung Jokowi meskipun kebijakan yang dibuat keliru.
Melalui tayangan YouTube Reffly Harun, Senin (27/4/2020), ia mengaku tak melakukan 'dukungan buta' untuk Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dikatahui, Haikal Hassan kerap melontarkan pujian hingga gamblang menjagokan Anies Baswedan di Pilpres 2024.
• Babe Haikal Akui Tak Masalah Prabowo Gabung dengan Jokowi: Masalahnya Kalau Nurut Saja pada Presiden
Pria yang kerap disapa Babe Haikal itu mengakui sudah lama mengenal sosok Anies Baswedan.
Ia bahkan mengaku tak pernah sekalipun ditawari jabatan oleh orang nomor satu di DKI Jakarta itu.
"Ayahnya Beliau juga teman ayah saya, dan saya kenal Beliau sudah jauh, lama dari sekarang," ujar Haikal.
"Dan saya sangat menghargai profesionalismenya, saya tidak pernah meminta apapun, Beliau tidak pernah memberi apapun."
Lantas, Haikal menyebut hubungannya dan Anies Baswedan hanya sebatas pertemanan.
Terkait hal itu, ia pun menyinggung soal pembelaannya saat Anies Baswedan difitnah banyak pihak.
"Saya tidak menuntut jabatan apapun dan Beliau tidak memberi jabatan apapun, ini sebatas pertemanan, ini yang asik, ini yang klop sehingga tidak ada utang budi dan balas jasa," ujar Haikal.
"Sejak awal, sejak Pak Anies belum digadang-gadang, ketika Beliau difitnah dengan tuduhan Beliau satu kelompok aliran tertentu dalam Islam, saya yang tampil membela."
• Sebut Tak Sesuai Fakta, Haikal Hassan Ngaku Kecewa Prabowo Puji-puji Jokowi: Kami Jangan Dimusuhi
• Ragukan Pujian Prabowo untuk Jokowi, Rocky Gerung Soroti Tewasnya Warga akibat Kelaparan saat Corona
Lebih lanjut, Haikal menegaskan tak ada tawaran jabatan apapun yang diterimanya di balik dukungan terhadap Anies Baswedan.
Kalaupun ada, ia mengaku tak akan pernah menerima tawaran jabatan dari siapapun.
"Dan waktu itu belum banyak komunikasi. Dan akhirnya ketika Beliau jadi apa kami terus digadang-gadang untuk ditawarkan menjadi komisaris ini, komisaris itu?," ucap Haikal.