Namun daripada menjadi pemimpin, Terry memprediksi sang paman hanya akan menjadi penasehat utama.
Kim Yo Jong menjadi kandidat paling kuat karena selain menjadi orang kepercayaan sang kakak, Kim Yo Jong juga menjadi ujung tombak pertama dalam berbagai pertemuan diplomatik.
Menurut penuturan Terry, masih diragukan apakah negara yang bercitra maskulin tersebut akan mengizinkan adanya pemimpin perempuan.
Bila ternyata Kim Jo Yong tidak bisa menjadi penguasa Korea Utara, maka kemungkinan besar kepemimpinan di Korea Utara akan diambil alih oleh orang di luar keluarga Kim.
Kandidat utama di luar keluarga adalah Marsekal Madya Choe Ryong Hae, yang juga berambisi merebut kekuasaan daripada mendukung generasi Kim selanjutnya.
Keluarga Choe dekat dengan Kim Yo Jong, terbukti dengan dieksekusinya dua pejabat tertinggi oleh Kim Yo Jong yang diduga untuk memberi jalan bagi Choe agar bisa berkuasa.
Bila tidak ada kandidat yang dianggap cocok untuk menggantikan Kim Jong Un, ada kemungkinan para petinggi Korea Utara akan saling berebut kekuasaan.
Jika gejolak terjadi berlarut-larut, bahaya yang akan muncul adalah peluang dijualnya senjata nuklir Korea Utara ke berbagai pihak.
Kim Yo Jong, Kandidat Kuat yang Lebih Kejam
Adik Kim Jong Un, Kim Yo Jong digadang-gadang akan menjadi kandidat terkuat pemimpin Korea Utara jika sang kakak benar meninggal.
Dilansir Kompas.com, Minggu (26/4/2020), Kim Yo Jong disebutkan menjadi otak di balik citra publik Kim Jong Un yang telah dibangun di luar maupun di dalam negeri.
Oleh karena itu, ia mendapat kepecayaan absolut dari kakaknya, dan secara tidak resmi juga menjadi kepala staf Kim Jong Un.
Pakar rezim totalitarian Profesor Natasha Lindstaetdt menyebutkan bahwa gender tidak akan menghalangi kiprah Kim Yo Jong menjadi diktator yang baru.
"Saya tidak percaya posisinya sebagai perempuan bakal melemahkan posisinya jika dia memegang kekuasaan," tutur Profesor Lindstaet pada Daily Mirror, Sabtu (25/4/2020).
Kim Yo Jong diketahui telah masuk daftar hitam internasional karena pelanggaran hak asasi manusia yang berat.
Menurut pemberitaan The Guardian, bersama pejabat Korea Utara lainnya, Kim Yo Jong disebut ambil andil dalam sejumlah pelanggaran HAM di negara tersebut pada 2017. (TribunWow.com/Via)