Virus Corona

Ramadan di Tengah Pandemi, Mahfud MD: Menghindari Covid-19 Lebih Penting dari Meraih Pahala Sunnah

Editor: Ananda Putri Octaviani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mahfud MD membahas soal larangan mudik terkait yang dikeluarkan oleh Presiden RI Joko Widodo terkait penanganan pandemi Covid-19, Sabtu (25/4/2020).

TRIBUNWOW.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan mencegah penularan penyakit Covid-19 lebih penting daripada meraih pahala sunnah.

Dicontohkan Mahfud MD, misalnya saja seperti menjalankan salat tarawih bersama di masjid.

“Menjauhi atau menghindari masalah, menghindari penyakit tepatnya menghindari Covid-19 itu lebih penting daripada kita meraih pahala yang sifatnya Sunnah,” kata Mahfud dalam konferensi video yang diadakan Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Kantor Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jakarta, Sabtu (25/4) dilansir dari laman covid-19.go.id.

Penyandang Disabilitas Ditolak Warga meski Sudah Sembuh Corona, Akhirnya Diurus Lagi oleh Pihak RS

Soal Upaya Pemerintah Tangani Covid-19, Rocky Gerung: Ada 3 Blok Informasi yang Saling Membatalkan

 

Menko Polhukam Mahfud MD, Minggu (5/4/2020) (Instagram@mohmahfudmd)

 

Seperti diketahui, dalam mencegah penyebaran virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19, pemerintah telah menetapkan kebijakan physical distancing.

Dengan adanya physical distancing ini, segala jenis ibadah selama Ramadan seperti Salat Tarawih, berbuka puasa bersama, agar dilakukan di rumah saja tanpa perlu berkumpul membentuk keramaian demi keselamatan bersama.

“Hindari yang membahayakan itu (COVID-19) daripada engkau ingin meraih pahala yang sifatnya Sunnah padahal yang sifatnya Sunnah itu bisa dilakukan dengan cara-cara lain dan dikompensasi cara-cara lain,” ujar Mahfud.

Mahfud menuturkan di dalam menjalankan agama, selain umat melaksanakan kegiatan ritual keagamaan kepada Tuhan, tapi juga harus menjaga harmoni dan saling menyelamatkan di antara manusia.

“Bisa dikirim melalui online kalau kita punya sesuatu yang harus disedekahkan tidak harus berkumpul dalam buka bersama,” ujarnya.

Kendati harus menjaga jarak dan tidak bisa berkumpul bersama banyak orang selama pandemi Covid-19, tapi silaturahmi tetap bisa terjaga melalui jaringan komunikasi dan virtual.

Lebih lanjut, dalam masa berlangsungnya wabah Covid-19 ini, Mahfud mengharapkan masyarakat dapat memaklumi keadaan dan aturan yang disampaikan pemerintah demi menghentikan penularan dan penyebaran Covid-19 di Tanah Air.

Pakar UGM Ungkap 3 Hal yang Pengaruhi Cepat Lambatnya Akhir Pandemi Corona di Indonesia, Apa Saja?

Alasan Pemerintah China Tolak Penyelidikan Internasional untuk Ungkap Asal Usul Virus Corona

“Saya kira sekarang memang harus diubah itu, merasa kurang enak karena kebiasaannya tidak begitu ya kita harus maklumi dulu artinya harus terima itu sebagai fakta."

"Mudah-mudahan cepat berlalu, agar ini bisa cepat berlalu kita taati dululah aturan-aturan untuk memutus mata rantai Covid-19 ini,” tutur Mahfud.

Masyarakat juga harus mematuhi aturan pemerintah yang melarang mudik di seluruh wilayah Indonesia, dan yang melarang berkumpulnya banyak orang.

Bagi yang melanggar aturan itu, ada hukuman pidana yang bisa dikenakan karena melawan keputusan pemerintah.

Misalnya, ketika polisi menyatakan bubar suatu kerumunan, tapi ada orang yang menolak dan melawan, maka polisi bisa menangkap orang itu.

Halaman
12