TRIBUNWOW.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo menyampaikan upaya Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menangani gelombang mudik di tengah pandemi Virus Corona.
Seperti diketahui, pemerintah pusat telah memberlakukan larangan mudik Ramadan dan Lebaran tahun ini sebagai upaya pencegahan Covid-19 di daerah.
Setidaknya, ada dua skema yang akan dilakukan Pemrov Jateng untuk mengatasi permasalahan mudik di tengah pandemi ini.
• Santer Kritik Anies Baswedan, William Aditya Sarana Puji Langkah terkait Pandemi Corona: Cukup Tepat
Hal tersebut Ganjar sampaikan secara langsung di kanal metrotvnews, Sabtu (25/4/2020).
Pertama Pemrov memberikan insentif kepada masyarakat Jateng untuk tidak melakukan mudik ke daerah.
Hal tersebut dikarenakan umumnya perantau merupakan kalangan menengah ke bawah.
"Ada dua hal yang bisa saya sampaikan, yang pertama adalah memberikan insentif kepada mereka yang tidak mudik," ujar Ganjar seperti dikutip TribunWow.com.
"Kenapa ini penting, agar mereka mendapatkan satu jaminan bahwa ya saya tidak mudik tapi kemudian mereka bisa mendapatkan hak untuk bisa hidup layak."
"Karena banyak dari mereka adalah kelompok yang menengah ke bawah," tambahnya.
Sedangkan yang kedua, untuk mengatasi gelombang pemudik yang sudah terlanjur masuk, Pemprov berkoordinasi dengan pemerintah ke bawah hingga tingkat desa untuk menyiapkan tempat karantina.
"Yang kedua yang terlanjur merembes yang terlanjur nekat dan tidak menaati aturan kita cadangkan tempat kepada mereka untuk melakukan karantina," terang Ganjar.
"Dan itu ada di level desa, dan beberapa kabupaten kota juga melakukan hal yang sama," tambahnya.
Ganjar menjelaskan pada prinsipnya setiap kabupaten atau kota telah mempunyai inisiatif untuk melakukan langkah tersebut.
Pemkab dan Pemkot dibantu jajaran hingga tingkat desa mengerahkan setiap pemudik yang telah sampai di desa untuk dikarantina.
"Kawan-kawan di kabupaten dan kota cukup aktif dalam merespons, dan beberepa juga dibantu oleh kades-kades dan perangkat desa."
"Mereka yang sampai ke desa langsung masuk karantina."
Skema penanganan para pemudik tersebut tergantung pada setiap desa.
Ada yang langsung masuk karantina, ada pula yang melakukan karantina diri di rumah karena kondisi tertentu.
Pemprov melalui Ketua Gugus Tugas yakni Gubernur juga membuat program yang bernama Jogo Tonggo.
Program tersebut mengerahkan seluruh stakeholder di tingkat desa untuk bekerjasama mengawasi tetangganya yang ODP.
"Ada dua tingkat, mereka masuk di tempat karantina khusus tapi beberapa di antaranya karena ada negosiasi atau desanya tidak memenuhi mereka karantina di rumah," ungkap Ganjar.
"Sekarang kita di Jawa Tengah sudah saya buatkan instruksi ketua gugus tugas agar dibuat namanya Jogo Tonggo (menjaga tetangga)."
"Basisnya RW ada pendampingnya dari Desa, dari TKSK, PKH ada juga dari Karang Taruna, PKK, ini kita keroyok bareng-bareng agar mereka mengawasi itu," tandasnya.
• Kisah di Balik Video Viral Bapak Tutup Pintu Pagar Rumah saat Anaknya Mudik karena Takut Corona
Simak video selengkapnya:
Ganjar Luruskan soal Dana 1 Triliun
Sosiolog Imam B. Prasodjo menagih Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo terkait dana yang disiapkan Pemprov Jateng untuk warganya yang tetap berada di Jakarta.
Dilansir TribunWow.com, Imam Prasodjo mengaku pernah mendengar penyataan Ganjar Pranowo yang menjanjikan anggaran sekitar Rp 1 triliun untuk warga Jawa Tengah yang tetap berada di perantauan.
Oleh karenanya, dalam acara Apa Kabar Indonesia Malam, Rabu (22/4/2020), Imam Prasodjo menanyakan dan memastikan kembali apakah benar dengan komitmen dari Ganjar Pranowo tersebut.
• Antisipasi Masyarakat yang Nekat Mudik, Ganjar Pranowo: Kita Tidak sedang Kucing-kucingan
"Pak Ganjar, kita pernah ngobrol kalau seandainya Anda tidak berubah pikiran, Anda berkomitmen juga untuk menggelontorkan uang bisa sampai Rp 1 triliun untuk membantu saudara-saudara kita yang asal Jawa tengah untuk bisa hidup di Jakarta, apakah itu masih menjadi komitmen Gubernur Jawa Tengah Pak?," ucapnya.
Namun, hal tersebut langsung diklarifikasi oleh Ganjar Pranowo.
Ganjar Pranowo mencoba meluruskan dengan mengatakan Imam Prasodjo kurang tepat dalam mendapatkan informasi.
"Saya kira Mas Imam saya luruskan dulu ya, karena kalimat ini kok muncul juga di rapat," ujar Ganjar Pranowo.
"Saya mau menggelontorkan 1 triliun untuk yang di Jakarta, saya kira saya luruskan dulu," imbuhnya.
Orang nomor satu di Jateng tersebut menjelaskan bahwa yang dimaksudkan adalah memang sudah menyiapkan anggaran besar untuk jaring pengaman sosial akibat Virus Corona.
Sedangkan untuk yang jumlahnya lebih dari Rp 1 triliun itu untuk warga di Jawa Tengah.
"Saya menggelontorkan 1,4 triliun dan 1,2 triliunnya lebih kita siapkan untuk menangani jaring pengaman sosial yang di Jawa Tengah," jelasnya.
• Ganjar Pranowo Beberkan Data Pemudik di Jawa Tengah saat Pandemi Corona: Jalur Darat Lebih Banyak
Namun Ganjar tidak mengelak bahwa memang dirinya siap berkontribusi bersama Pemrpov DKI Jakarta yang berkaitan dengan kehidupan warga Jateng di Ibu Kota, maupun wilayah Jabodetabek.
Dengan catatan, jika Pemprov DKI tidak sanggup atau keberatan dalam menanggung semua bebannya.
"Inisiatif kami adalah mendorong untuk pendaftaran dan ini kami lakukan dengan pemerintah DKI," kata Ganjar.
"Pemerintah DKI siap untuk mengcover itu semua, Kemerintian Sosial saya aja ngomong, cover itu semuanya," sambungnya.
Oleh karenanya, Ganjar menegaskan bahwa Pemprov Jateng bersama daerah-daerah lain menyatakan siap membantu Pemprov DKI jika dirasa keberatan.
Namun, bukan menyiapkan Rp 1 triliun untuk warganya di Jakarta.
"Kalu tidak, berapa yang kemudian tidak dicover?," tegasnya.
"Mari kita hitung bareng, apakah perlu urunan, iuran dari kita semua."
"Bukan angka 1 triliun komitmen itu, mungkin itu ada keliru mendengar atau membaca, tetapi kami berkomitmen jikalau itu tidak bisa dicover, jikalau Jawa Tengah harus datang kepada DKI, kepada Jabodetabek, kami akan datang untuk itu," pungkasnya. (TribunWow/Rilo/Elnug)